Malam pertama yang hangat (2)

Semakin malam, Haruna semakin menggigil kedinginan. Begitupun dengan Tristan. Entah berapa lama lagi mereka harus menunggu pagi datang. 

"Haruna! Jangan tidur! Kita tidak boleh tidur dalam keadaan seperti ini. Bertahanlah," ucap Tristan sambil menggosok telapak tangan Haruna yang sudah sedingin es.

Haruna tidak mampu lagi untuk mengeluarkan suara, selain gemeretak gigi yang beradu. Tristan semakin cemas saat tubuh Haruna roboh dan terbaring di ranjang dipan. Sepertinya, gubuk itu dipakai penjaga hutan untuk bertugas di siang hari.

"Haruna! Hei, bertahan, Sayang." Tristan menepuk pipi Haruna agar ia tetap sadar. Tristan meraba pergelangan tangan Haruna dan memeriksa denyut nadinya. "Tidak! Haruna," panggil Tristan. Ia terus memanggil Haruna dengan suara gemetar ketakutan.