*
ayah dan bunda mengekori sisi menuju kamarnya mereka khawatir dengan apa yang terjadi pada sisi karena sisi tak menjawab ketika di tanya
"sisi buka pintunya sayang...kamu kenapa"tanya bunda suci yang mulai cemas
"nak ...ada apa"kali ini ayah Dimas yang bertanya
"ayah bagaimana ini...bunda takut ada apa apa sama sisi"kata bunda suci kepada suaminya itu
"ayah juga bingung... sebaiknya ayah telpon Morgan saja...siap tau Morgan bisa membujuk sisi lewat handphone"kata ayah Dimas sambil mulai menelpon anaknya yang sudah berangkat ke Korea karena pekerjaan yang tidak bisa di wakilkan oleh sekretaris Nya
setelah berberapa kali mencoba menelfon Morgan namun tak ada jawaban
"gak di angkat sama Morgan...lagi apa anak itu ketika sedang di butuhkan pasti sulit di hubungi"gerutu ayah Dimas yang mulai ikut cemas karena sedari tadi bunda suci mencoba manggil sisi namun tak ada jawaban sama sekali
"ayah coma telfon Rio saja suruh dia kesini"kata bunda suci
"iya ayah coba telfon dia"
**
sekitar tiga puluh menit Rio sampai di depan gerbang rumah sisi dan langsung di sambut ayah Dimas dengan raut wajah yang cemas
"sisi kenapa om"tanya Rio yang tak kalah cemas
"om juga gak tau dia pulang dari mall xxx langsung masuk kamar dan dari tadi Tante manggilin tapi gak ada jawaban"kata ayah Dimas menceritakan kondisi sisi .
melihat kedatangan Rio bunda suci buru buru menghampirinya
"Rio...tolong bujukin sisi supaya mau keluar...Tante khawatir sisi udah hampir sejam mengurung diri di kamar"kata bunda suci dengan mata berkaca-kaca
"iya Tante Rio akan usaha...mendingan Sekarang Tante sama om nemenin Aldeva saja takutnya dia juga khawatir liat sisi begini"
"tapi Tante pingin liat sisi dulu"tolak bunda suci
'' ayolah bund mungkin jika Rio yang bertanya sisi akan terbuka"kata ayah Dimas sambil menarik tangan istrinya agar menjauh sejenak.
"si buka pintunya ini aku Rio"kata Rio namun tetap tak ada Jawaban dari balik pintu yang tertutup rapat itu
"si cara menyelesaikan masalah bukan seperti ini...jika kamu seperti ini kamu membuat kami cemas"kata Rio lagi namun belum ada tanggapan dari sisi
"kamu mau Aldeva ikut camas juga"
kata kata terakhir Rio membuat hati sisi kembali tegar karena dia tak ingin anaknya melihatnya dalam kondisi seperti ini
klekk
suara pintu kamar terbuka dan Rio langsung masuk ke dalam dia melihat ke arah sisi yang matanya mulai bengkak dan senduh
"kamu menagis"tanya Rio sambil menuntun sisi duduk di balkon kamar sisi agar dia lebih relex terkena udara segar,
sisi hanya menunduk kepala dia merasa enggan menceritakan masalahnya karena Rio selalu membantu nya dalam setiap masalah yang di alami sisi namun sampai saat ini sisi belum bisa membalas perasaan Rio padanya
"ada apa... cerita sama aku"tanya Rio lagi dengan menggenggam erat tangan sisi
"huhuhuhuu"tangisan sisi pecah begitu saja
"kenapa ...ada apa...bicara si jangan bikin aku panik"Rio menarik sisi dalam pelukannya.