Arlez ? Who?

"Na!"

Aluna baru saja sampai di sekolah dan belum sempat melewati ambang pintu ruang kelasnya saat terdengar sebuah panggilan. Aluna berbalik, mendapati Samuel, salah satu teman sekelasnya berjalan kearahnya.

"Kenapa?"

"Nih, dari Arlez." Samuel berkata santai sambil menyodorkan sebatang coklat bersama sebuah surat berwarna peace yang mengeluarkan aroma parfum semerbak.

Aluna mengernyit, Arlez lagi? pikirnya.

Jadi Ini sudah ke 11 kalinya Aluna mendapatkan barang dari seseorang bernama Arlez, entah itu coklat, bunga, atau jenis makanan lainnya yang tentu saja selalu di sertai sebuah surat berwarna peace. Rasanya terlalu membingungkan karena Aluna sendiri tidak mengenal si pemilik nama itu.

"Na, jangan di liat doang. Nih ambil buruan." desak Samuel mendapati Aluna hanya menatap kosong pada coklat dan juga surat di tangannya.

"Oh, okey. Thanks." Aluna menerima kedua hal itu dengan pikiran yang masih di penuhi rasa heran.

"Yaudah, gue cabut dulu yak. Mau ke kantin, belum sarapan gue." pamit Samuel lalu beranjak pergi dari hadapannya.

Aluna menatap kepergian cowok itu sebentar sebelum beralih pada dua benda di tangannya, lalu beranjak memasuki ruang kelas sambil membuka surat berwarna peace yang menerbarkan aroma harum berlebihan.

Dengan coklat ini, semoga harimu jadi menyenangkan.

Seperti biasa, kata-kata dalam surat itu cukup singkat dan sederhana, tak ada kata-kata cinta yang manisnya berlebihan sampai bikin eneq. Karena itu, Aluna sama sekali tak memiliki kesan yang cukup dalam terhadap sosok bernama Arlez ini.

Aluna melipat kembali surat tersebut, memasukannya kedalam tas bersama coklat itu sekaligus.

Arlez, mungkin Aluna harus mencari tahu tentang cowok itu saat waktu istirahat nanti.