Aku Jatuh Cinta Denganmu pada Pandangan Pertama

"Nona Su, tolong jangan mempersulitku." Li Bo berkata dengan ekspresi tidak berdaya.

Su Zhixi hanya bergumam, "Aku hanya tidak mau naik mobil. Apanya yang mempersulitmu?"

"Juga bukan apa-apa." Li Bo tersenyum samar, "Hanya saja, aku bisa mengatakan pada pimpinan sekolah Nona Su bahwa kamu adalah kekasih Tuan Muda He dan meminta mereka memberi kemudahan."

Mendengar itu, Su Zhixi menghentakkan kakinya dengan marah!

Ancamannya tidak terlalu berbahaya, tapi langsung berhasil. Selama ini Su Zhixi selalu merendah, sama sekali tidak ingin menarik perhatian orang lain, terutama dari guru! Dia masih ingin lulus dengan baik!

Jadi, dia mau tidak mau pergi ke mobil Bentley hitam yang terparkir dan membuka pintu dengan marah. Begitu masuk, dia melihat Tuan Muda He duduk di dalam mobil dengan kakinya yang panjang terentang dan siku yang menempel di jendela, dia terlihat sangat santai.

Setelah masuk ke dalam mobil, dia memelototi He Jingyao dengan tajam, "Tuan Muda He, apa kamu lupa apa yang kamu janjikan padaku?"

"Apa? Apa yang aku janjikan padamu?" He Jingyao mengangkat sudut bibirnya dan menatapnya dengan tatapan pura-pura polos.

Untuk pertama kalinya, He Jingyao menyadari apa artinya ketidakhadiran selama sehari seolah-olah telah terpisah selama tiga tahun. Tidak lama setelah dia membiarkan Su Zhixi pergi tadi malam, dia pun sangat menyesalinya.

Bahkan pagi ini, dia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi pada pekerjaannya.

Pikirannya hampir sepanjang waktu dipenuhi dengan pipi halus dan mata berkabut yang bercampur dengan amarah serta rasa malu milik Su Zhixi.

Tentu saja, yang paling penting adalah suara erangannya saat tubuh wanita itu berada di bawahnya.

Su Zhixi menundukkan pandangannya, pipinya tampak memerah dan dadanya naik turun karena amarah.

Membuatnya sangat ingin…

Jari He Jingyao sudah bergerak-gerak, tetapi mau tidak mau dia harus menahannya.

Su Zhixi tidak menyangka bahwa pria itu menyangkal apa yang telah dikatakannya. Dengan tatapan tajam, dia berkata pada He Jingyao, "Tadi malam di kamar mandi, kamu jelas-jelas berjanji padaku!"

"Apa?" Dia tampak bingung, "Kenapa aku harus setuju dengan hal seperti itu?"

"Karena…" Su Zhixi baru mengucapkan satu kata itu, tetapi tiba-tiba suaranya seolah tercekat.

"Karena apa?" Sorot mata He Jingyao tampak polos, "Kalau aku mengingatnya, aku tidak pernah mengingkari janjiku."

Pipi Su Zhixi sedikit memerah!

Pria ini benar-benar tidak tahu malu, terlalu tidak tahu malu!

Su Zhixi tidak percaya jika He Jingao akan lupa. Su Zhixi tahu, He Jingyao hanya dengan sengaja memaksa dirinya untuk mengatakan hal yang memalukan itu… Sungguh buruk!

Su Zhixi hampir ingin pingsan!

He Jingyao tersenyum lembut dan mendekatinya. Sorot matanya yang gelap menatapnya sangat dalam, "Jika kamu mengatakannya, aku akan memenuhi janjiku."

Su Zhixi menggertakkan giginya dan akhirnya berkata, "Selama aku mau membantumu… itu…"

"Yang mana?" Mata He Jingyao berangsur-angsur menjadi gelap.

"Membantumu… menyelesaikan!" Pada akhirnya Su Zhixi masih tidak bisa mengucapkan kata itu. Apa yang dia ucapkan masih sangat ambigu.

"Menyelesaikan apa?" He Jingyao terus mengajukan pertanyaan.

Su Zhixi benar-benar ingin menangis.

Dia tahu bahwa He Jingyao tidak akan membiarkannya pergi dengan mudah!

Akhirnya, dia harus mengatakannya dengan suara yang tidak lebih keras dari suara nyamuk, "Membantumu… membuatmu merasa puas… itu…"

Napas He Jingyao sudah terdengar berat dan suaranya menjadi serak, "Yang itu… saat kamu mengatakannya, aku baru ingat."

"Jadi tolong jangan kembali mencariku lagi!" Setelah mengatakannya, wajah Su Zhixi memerah sembari tangannya menyentuh pegangan pintu.

Tapi detik berikutnya, pria itu mengulurkan tangannya dan menariknya, dia membungkuk lalu menekan Su Zhixi di kursi.

"He Jingyao! Kamu tidak bisa memegang ucapanmu sendiri!" Su Zhixi sangat marah dan ketakutan.

"Jika kita adalah orang asing, bagaimana kamu tahu namaku?" He Jingyao menatapnya dalam-dalam, dan senyum di bibirnya terlihat sangat menawan, "Nona Cantik, aku jatuh cinta denganmu pada pandangan pertama. Bolehkah aku mendapat kehormatan untuk mengetahui namamu?"