Keajaiban

Setelah melepaskan bajunya, Anya merasa sedikit lebih sejuk. Ia bergumam dengan tidak jelas dan berbaring di tempat tidur dengan tenang.

Aiden berlutut di samping tempat tidur. Ia menundukkan kepalanya dan menyentuh wajah mungil Anya. "Anya, apakah kamu tahu siapa aku?" kata Aiden dengan suara lembut.

Kepala Anya terasa pusing. Ia hanya ingin tidur. Ia tidak peduli siapa yang sedang berada di hadapannya saat ini.

Anya mengibaskan tangannya, menepis tangan Aiden yang menyentuh wajahnya. "Jangan berisik. Aku mengantuk."

"Kamu tidak boleh tidur," Aiden menatap kulit Anya yang putih seperti salju. Ia menelan ludahnya dan menahan gairah di dalam dadanya.

Anya ingin membuka matanya, tetapi rasanya sangat sulit. Matanya terasa sangat berat sehingga ia hanya bisa memicingkan matanya dan mengintip dari sela-sela bulu matanya yang lentik. Ia berbaring sambil menatap ke arah Aiden, seperti sedang menggodanya. Aiden hanya bisa memejamkan mata, mencoba untuk menahan diri.