Melamar

"Aku sama sekali tidak khawatir. Kompetisi parfum membutuhkan kemampuan, bukan kepribadian. Tidak peduli orang macam seperti apa aku di mata mereka semua. Yang penting, apakah aku bisa membuat parfum atau tidak," kata Anya dengan tenang.

Anya yang dulu terlalu sibuk untuk memikirkan pendapat orang lain terhadapnya.

Tetapi ia sadar bahwa apa pun yang ia lakukan, ia tidak akan bisa memuaskan semua orang.

Kalau begitu mengapa ia harus memikirkan perasaan orang lain?

Di dunia ini, pasti akan ada orang yang membencinya.

Sekarang, Anya sama sekali tidak peduli. Selama itu tidak merugikannya, Anya tidak akan memperdulikan apa yang orang-orang itu pikirkan dan katakan tentangnya.

Nico mengangguk. "Benar apa yang bibi katakan. Kompetisi ini adalah tentang kemampuan seseorang."

Anya tersenyum dan menundukkan kepalanya, lanjut menikmati makan malam yang sudah disiapkan oleh Hana.