Kutukan atau Anugerah

Suasana gelap serta sunyi kurasakan didalam sebuah ruang yang tak kukenali, disini aku sendiri dan pikirku pun benar–benar sendiri tapi ternyata instingku kali ini salah, tiba-tiba sayup-sayup terdengar suara tawa seseorang dari kejauhan diiringi dengan cahaya lampu yang menerangi sudut-sudut ruangan ini, aku masih tetap berdiri terpaku akan kehadiran seseorang itu, lambat laun dia mendekat.

Karena sudah terbiasa gelap, sesaat melihat cahaya terang mataku pun spontan terpejam karena perih akan cahayanya.

"Aakh! Terang sekali" ucapku lirih.

lalu mencoba menatap seseorang yang membawa cahaya tersebut, kulihat dari ujung kaki sampai ujung kepala, tiba-tiba aku pun tersentak kaget.

"Aaakh!! Siapa kau? Kenapa aku bisa disini? " tanya ku sedikit gemetar karena takut.

Siapa coba yang tidak akan takut kalau dihadapkan dengan sesosok nenek tua bermata tiga naik sapu lidi dan memakai stelan penyihir ala buku dongeng?

Aku pun menunduk sambil komat kamit (ini lagi coba berdoa).

"Hiikhikhikhik"tawa sang Nenek mata tiga pun menggema sambil tersenyum ngeri padaku.

"Heyy!! "Cuu! Aku memilihmu untuk mewarisi kemampuan ku ini, karena aku sedang dalam keadaan tidak baik" ucapnya sambil terbang mendekat lalu mengacungkan telunjuk nya yang tajam.

Akupun lansung melongo.

"Apa? Maksudnya apa semua ini? Kenapa aku ada disini? Bisa tolong jelaskan? Wariskan? Akh!! "Ucapku penuh stress, sebenarnya apa yang terjadi padaku.

Tiba-tiba sebercak cahaya kuning keemasan menuju kearahku dan [BRUAK] aku pun jatuh terlempar.

Kepalaku terasa pusing dan akupun tak sadarkan diri. Setelah itu, aku merasa ada yang menarik badan ku bangun, lalu tiba-tiba aku tersadar dan mendapati diriku di kamarku.

Keringat dinginku sudah mengucur di wajahku, akupun melihat sekeliling takut nanti akan ada hal menyeramkan lagi yang tiba-tiba muncul dihadapanku, fiuh!! Lega. Ternyata aman.

Aku pun beranjak dari tempat tidur dan menatap cermin yang terletak persis di dinding kamarku, kulihat-lihat, uhm, ada yang aneh entah kenapa diriku yang dicermin tidak seperti diriku, kulitku yang aslinya sawo matang jadi berubah putih dan entah kenapa aku jadi kelihatan cantik?! Aneh.

Setelah bercermin akupun lansung tidur kembali karena hari ini masih pukul 03.30 wib, masih ada waktu untuk tidur.

Subuh pun menjelang, aku tersentak bangun karena suara orang mengaji dari masjid, lalu aku tidur kembali(maklum, baru terkena goncangan) waktu ternyata cepat sekali berlalu, tidak seperti dugaan, aku pun akhirnya bangun pukul 06.12, wah-wah -wah, telat lagi pikirku santai.

Akupun bergegas mandi dan memakai seragamku lalu pamit kepada ibu dan ayahku.

"Ma! Pa!, Dea pergi dulu ya?assalamualaikum"

"Deaa!! Uang jajan nya ketinggalan ini?! " Sorak Ibuku dari dalam rumah.

Akupun terkejut tapi bukan heran lagi, ini bukan pertama Kali nya aku melupakan sesuatu.

Langsung setelah itu aku kembali mengambil uang jajanku dan kembali pamit.

Kemudian akupun berjalan kaki menuju jalan raya, sambil jalan aku pun teringat dengan mimpiku semalam, ngeri rasanya membayangkan seorang nenek-nenek penyihir bermata tiga mewariskan kekuatannya padaku, hiyy!!

Membayangkan aku akan menjadi seperti Nenek itu saja sudah membuatku kehilangan semangat hidup, tapi dipikir-pikir setelah insiden itu saat aku menatap diriku di cermin kenapa jadi berubah total ya? Uhmm, What the hell?? Apa mungkin mimpi itu terbawa sampai ke kehidupan nyata.

Nggak-nggak mungkin, masa' iya aku ini telah menjadi penyihir yang kemana-kemana naik sapu lidi?

Tiba-tiba [WUSH]muncul cahaya kuning keemasan dihadapanku, akupun terheran, lalu [ting] cahaya tersebut tiba-tiba berubah jadi sapu lidi terbang.

Mataku terbelalak dan berkata dengan spontan.

"Apa aku benar-benar jadi penyihir?? Whoaaa, DAEBAK! "

Eh, eh, sapunya mendekat, kayaknya minta di dudukin.

Tapi aku masih ragu, takutnya aku cuma berimajinasi saja lalu reflek terjatuh.

"Huh, aku tidak akan tertipu denganmu wahai sapu lidi" ucapku penuh tekat.

Lalu sapunya entah kenapa merunduk, sepertinya merajuk, akupun mencoba menyentuhnya dan TADA!! apa yang terjadi? Aku bisa menyentuh sapu terbang.

Tadinya aku tidak percaya, tapi entah kenapa jadi keasyikan.

"Aku terbang!!! Yeey!! Tapi, eit, tunggu kalau terbangnya rendah seperti ini apa tidak akan menarik perhatian" ucapku pada sapuku.

Berharap dijawab oleh si sapu, tapi itu mustahil.