7. Lembur

7. Lembur

Chandra kembali ke kantornya setelah mengantar cantika, hari ini dia ada jadwal meeting dengan clien dari jepang. Karna itu chandra tak bisa berlama-lama dengan cantika meskipun dia mau.

"Wen, setelah meeting jadwal gue free kan?" tanya chandra pada wendy, sekertarisnya.

"Iya chan, emang kenapa?" balas wendy.

Chandra dan wendy memang tak pernah memakai bahasa formal jika hanya ada mereka berdua, alsannya kanrna dia tak suka di panggil bos. Apalagi wendy adalah teman istrinya semasa SMA, bisa di bilang mereka cukup dekat sebagai rekan kerja sekaligus sahabat baik.

"Ga papa, gue kangen aja sama istri gue. Pengen cepet balik" balas Chandra yang langsung menyenderkan tubuhnya di senderan kursih kejayaannya.

Wendy senyum kecil denger ucapan bos sekaligus sahabatnya itu, kelakuan chandra jika sudah berhubungan dengan istrinya memang suka berlebihan dan kaya anak kecil. Dulu saja waktu cantika ngambek dan ga mau ngobrol sama chandra, wendy yang pusing mikirin cara supaya istri cantik bosnya itu mau memaafkan chandra. Dan yang bikin wendy heran itu, kenapa dia masih saja betah kerja sama chandra yang masih suka nyampur adukan masalah pribadi dan perkerjaanya.

"Bentar lagi ndra, jangan lebay deh. Baru juga tadi lo ketemu sama dia, Nanti cantika malah ilfil kalo lo ngebucin mulu" celetuk wendy.

Tapi hanya di balas dengan wajah masamnya, Chandra dengan Mode Manjanya yang mulai naik ke permukaan.

"Kangen Caca, Wen! Kangeennnn! Lo ga tau si nelangsanya orang yang udah rindu sampe ke ubun-ubun. Udah kaya lo kebelet boker sebulan, mules tapi ga bisa keluar endingnya sakit perut. Gitu juga gue, rindu tapi ga bisa ketemu endingnya hilang semangat dan gairah"

"Hadeuuhhhh! Dasar BUCIN!"

"Halahh! Kaya lo ga bucin aja sama Agus! Bedanya gue bucin sama istri gue sendiri, lha elo bucin sama MANTAN ups! Hahaha"

"Sialan! Mulut lo minta gue gampar ya Ndra? Andai lo bukan atasan sekaligus laki sahabat gue. Udah gue sebelih lo gue jadiin hewan kurban"

"Sebelum itu, lo gue pecat dulu. Biar mampus!"

"Jangan gitu ndra, kalo ga ada gue, siapa yang bakal nyiapin keperluan lo di kantor? Si Eva? Gini-gini gue sekertaris terbaik dan tersabar yang pernah ada"

"Mending Eva dari pada lo yang suka ngelawan sama gue"

"Ohh gitu, gue aduin nih ya sama cantika! Dia kan suka caper sama lo ndra"

Evalyn personal asisstent chandra yang memang dari dulu itu suka banget sama chandra. Biarpun dia tau chandra sudah punya istri, gadia itu masih tetap mencari celah dan perhatian Chandra. Karna itu wendy cukup membeci gadis itu, terlebih sifatnya yang sering memakai pakaian serba terbuka, menambah nilai minus di mata Wendy.

"Ngadu aja lo! Gue juga bakal bilang ke Agus kalo lo masoh suka sama dia"

Nah!

Wendy langsung melotot dan mukul kepala bos super menyebalkan dan resenya itu pake map yang dari tadi ada di tangannya, sebenarnya alasan dia betah kerja di sini itu karna Agus, HRD sekaligus mantan kekasih Wendy yang masih di cintai gadis itu. Anggap saja dia gagal Move on.

"Jangan! Iya gue ga bakal ngadu, awas lo kalo ngebocorin rahasia gue!"

Chandra tersenyum jahil melihat kekesalan Wendy, "kita liat aja nanti, udah yuk kita siap-siap buat meeting. Gue ga sabar pengen cepet pulang"

Wendy mendengus melihat Chandra yang bangkit dari kursinya dan meninggalkan gadis itu sendirian, dia juga menghela nafas lelah. Chandra dan sifat kekanakannya kadang membuat Wendy kewalahan.

"Gue masih heran, kenapa si Caca bisa tahan punya suami ngeselin kaya dia si? Ck!" gumamnya.

••••

Jam sidah menunjukan pukul 06:00, ini sidah melewati jam pulangnya. Tapi Cantika masih betah berada di meja kerjanya, berkas kasus di tangannya terlihat lebih penting hingga dia lupa untuk pulang.

Bisa di bilang, Caca memang tipe orang yang pekerja keras. Saat dia fokus pada satu hal, dia tak akan membiarkan orang lain menggangu konsentrasinya.

"Lo mau pulang jam berapa Ca? Mau nginep disini? Laki lo mau lo kemanain?" tanya Jefry

Cantika menghembuskan nafasnya kesal, apalaginsaat jefry mengambil paksa berkas di tangannya. Meskipun mereka tampak terlihat saling membenci satu sama lain, tapi sejujurnya jefry sangat peduli pada Cantika. Hanya saja lelaki itu tak pernah memperlihatkan kepeduliannya secara langsung.

"Jangan bikin gue kesel deh jef! Balikin berkas gue, nanti juga gue balik ko" balas Cantika dan merebut paksa berkas di tangan Jefry.

"Ck! Batu! Lo mau laki lo ngacak-ngacak kantor? Lo kaya ga tau aja sifat suami lo kaya gimana"

"Dia ga segila itu buat ngamuk di kantor orang jef!, lagian cuma lima menit. Gue janji lima menit lagi gue balik"

"Yakin? Serius Ca gue ga mau jadi sasaran kemurkaan laki lo, dia kalo ngamuk nyeremin"

Plakkk

"Sialan! Lo pikir laki gue dedemit!" Cantika memukul bahu Jefry dengan berkasnya. Sedangkan jefry tampak tersenyum puas membuat cantika kesal.

"Faktanya gitu! Udah deh, mending lo balik, gue anterin" bujuk Jefry.

"Nanti jef, udah deh mending lo balik duluan sana. Kalo lo disini malah bikin kerjaan gue makin lama"

"Lo ngusir gue?"

"Iya! Udah sana balik!"

"Ck! Oke-oke gue balik! Tapi awas aja kalo lima menit lagi gue denger lo belum balik juga. Gue aduin levin!" ancam jefry.

"Jef!"

"Lo tau kan, Levin paling ga suka kalo ada karyawan yang pulang telat"

'Apalagi elo!' batin jefry.

Cantika menghembuskan nafasnya, "Iya gue janji lima menit setelah lo balik, gue balik! Puas?"

Jefry tersenyum lebar dan mengusap rambut Cantika dengan lembut, "Good girl, ya udah gue balik duluan. Kalo ada apa-apa kabarin gue"

Cantika hanya memutar matanya malas dan bergumam menjawab ucapan jefry, "Hmm!"

Jefry pergi meninggalkan cantika, gadis itu hanya menatap berkas di mejanya. Moodnya hilang, dia tak lagi berniat mengerjakan berkas itu.

Sekarang cantika malah merasa lapar, mungkin lebih baik dia pergi membeli makanan untuk makan malam dengan suaminya.

Ah, berbicara tentang suami. Cantika merasa heran karna tak mendapat pesan dari chandra sejak siang, padahal biasanya suaminya itu rajin sekali mengiriminya pesan singkat.

Karna penasaran Cantika mengambil ponselnya yang dia letakan di dalam tasnya, "Ck! Pantes aja sepi, hp gue mati! Mana lupa bawa charger lagi" gerutu cantika.

Dengan masam, akhirnya cantika memutuskan untuk pulang saja. Gadis itu duduk di halte depan kantornya, untung sekarang masih sore jadi masih ada banyak taxi yang akan mengantarnya pulang.

Namun, saat sedang menunggu taxi. Tiba-tiba sebuah mobil BMW hitam terparkir tepat di hadapannya. Cantika sangat yakin jika mobil itu bukan mobil suaminya, dengan raut wajah cemas cantika memperhatikan kaca jendela mobil itu yang perlahan turun.

"Butuh tumpangan?"

Senyum manis terpatri di bibir cantika, begitu pun seseorang yang duduk di dalam mobil itu yang kini sedang menatap lembut ke arahnya.

"Kak Sean!"

"Long time no see Cantik"