9. Mood
Suasana pagi ini tidak seperti biasanya, kali ini Cantika tak banyak berbicara dan mengomel seperti biasanya. Wanita itu hanya sibuk memasak dan menyiapkan keperluan suaminya dalam keheningan. Dan hal itu membuat rasa bersalah Chandra muncul kepermukaan, rasanya dia ingin meminta maaf tapi rasa egonya sebagai lelaki masih cukup besar untuk meminta maaf secepat itu pada istrinya.
"Hari ini aku mau sereal" ucap Chandra, dia mencoba untuk memulai pembicaraan dengan istrinya.
Dan sepertinya kemarahan Cantika juga masih cukup besar. Karna wanita itu hanya memberikan semangkuk sereal kepada suaminya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Tak mau menyerah, Chandra kembali berusaha membuat istrinya mau berbicara dengannya. "Aku ga mau kopi, buatin aku susu coklat yang biasa kamu minum"
"Yangg, aku mau pake kemeja yang kamu beliin waktu aku ulang tahun"
"Jam tangan aku, kamu taro di mana?"
"Yangg, nanti siang mau makan di mana?"
"Yangg?"
Brakk!
"Udah siang, mending kamu cepet berangkat!" Chandra terkejut melihat Cantika yang menutup pintu kamarnya dengan sangat kencang.
Ini yang selalu membuat Chandra uring-uringan tiap kali mereka bertengkar, alasan kenapa chandra tak pernah suka berlama-lama bertengkar dengan istrinya itu karna dia benci ketika cantika mendiamkannya. Jangankan di diamkan, tak dilirik saja rasanya hati chandra perih sekali.
Dia sadar semua ini salahnya, seharusnya dia tak langsung menuduh istrinya begitu saja. Seharusnya dia bisa mengendalikan emosinya. Dan lihat apa yang telah dia lakukan sekarang, entah cara apa yang akan chandra lakukan untuk meluluhkan kembali hati istrinya.
Dan seperti biasa, setiap kali Chandra bertengkar dengan Cantika, maka chandra selalu melampiaskannya pada karyawannya. Seperti sekarang, pria jangkung itu memarahi seorang Officeboy di kantornya hanya karna alasan sepele. Kopi yang di buat OB itu terlalu manis menurutnya. Padahal biasanya chandra tak pernah mengomel sekalipun kopinya terasa pahit.
"Bisa bikin kopi ga si?! Mau bikin saya diabetes?! Berapa kilo gula yang di pake?! Mau bikin kantor saya bangkrut?! Kerja itu yang bener! Saya gaji kamu buat kerja yang bener bukan kaya gini!" bentak chandra.
"Ma-maaf bos, saya ga tau kalo kopinya ke manisan. Karna biasanya yang bikin kopi bu cantika" balas OB itu.
Chandra semakin tambah kesal, karna hari ini chandra memang tak bisa sedikitpun menghubungi istrinya.
"Harusnya kamu tanya dong! Kamu pikir istri saya OG?! Bikin kopi kan tugas kamu!"
Wendy yang melihat kemurkaan Chandra itu mendengus
"Udah-udah! Biar gue yang bikinin kopinya. pak mus, bapak kembali kerja aja, jangan dengerin bos dia lagi gila" saut wendy yang semakin membuat Chandra kesal.
"HEH WENDY! MAKSUD LO APA NGATAIN GUE GILA HAH! MAU GUE PECAT LO?!" teriak chandra.
Wendy cuma bisa mutup kuping sambil ngehela nafas kesal, dalam hatinya di udah sudah mengumpati bos menyebalkannya itu.
'Ya allah, punya bos gesrek tukang marah kaya dia bisa bikin gue ikutan gila lama-lama! Gila si cantika bisa betah sama setan kaya dia untung bos gue kalo bukan gue sumpel tu mulutnya bacot banget!' batin wendy.
Sedangkan di tempat lain, cantika lagi sibuk nyari kursi kosong di kantinnya. Iya ini kedua kalinya Cantika makan siang di kantin kantornya. Karna biasanya dia makam siang bareng suaminya, dari tadi dia ga nemu tempat yang pas. Maklum aja udah jam istirahat jadi kantin penuh padat penduduk.
Tiba-tiba tangan Cantika di geret sama Jeffry, cowo itu dari tadi memperhatikan Cantika yang celingukan kaya anak ilang. Karna gemes akhirnya dia narik Cantika buat ikut gabung bareng temen-temen kantornya yang lain.
Cantika yang di geret tiba-tiba sama Jeffry kesel tapi ga bisa marah karna di sana banyak temen kantornya yang senyum ramah ke dia, entah itu tulus atau cuma formalitas.
"Lho? Mba Caca? Tumben makan di kantin? Ga sama suaminya mba?" tanya Jasmin yang emang biang gosip di kantor mereka.
Cantika senyun kecil, emang seaneh itu ya dia makan di kantin? Sampe harus di tanyain kaya gitu? Atau karna selama ini dia emang ga sadar kalo dia udah terlalu jauh sama rekan kerjanya?
"Ga papa ko jas, kali-kali pengen juga makan di kantin. Bosen makan di luar terus" balas Cantika.
Yang lainnya cuma senyum dan ngangguk-ngangguk doang, suasana jadi canggung padahal jelas-jelas sebelum Cantika gabung meja mereka lagi berisik banget. Cantika jadi ga enak hati makan sama mereka.
'Ko canggung gini ya? Padahal rekan kerja tapi udah kaya orang asing. Apa gue udah sejauh itu? Sampe mereka sungkan sama gue' batin sowon.
Jeffry yang emang orangnya pinter cairin suasana bikin beberapa lelucon dan itu berhasil bikin yang lain ketawa dan nimpalin beberapa leluconnya. Cowo itu emang di kenal cowo gesrek dan konyol ga heran kalo dia banyak temennya di kantor. Jujur aja cantika iri sama Jeffry, dia juga mau deket sama rekan kerjanya. Bisa becanda sama temen sekantornya, bukan cuma formalitas doang. Tanpa sadar Cantika juga ikut ketawa dan itu bikin yang lain entah kenapa seneng juga apa lagi pas cantika ikutan nimpalin candaan jeffry, bahkan mereka ga malu nunjukin sifat tom and jerry mereka dan bikin yang lain ikut ketawa ngeliat sisi lain rekan kerjanya yang mereka anggap dingin dan arogant.
"Itu punya gue jef! Lo punya duit beli sendiri!" sungut Cantika.
"Kan ga di makan, kata orang mubajir kalo ada makanan di anggurin"
"Bukan di anggurin goblok! Udah mau gue makan kalo ga lo comot dari tangan gue!"
"Comot? Paan tuh? Bahasa dari mana lo? Mars?"
"Bahasa alien! Mau apa lo!"
"Wahh berarti gue lagi ngobrol sama alien dong?"
"Ya kali ada alien cantik kaya gue, selena gomes ga like ya!"
"Dih selena gomes pala lo, muka miper kaya gitu!"
"Lho? Miper kan bini lo jef!"
"Oh iya ya? Berarti lo bini gue dong?"
"Apa? Gue? Bini lo? Hahahaha ga sudi! Maaf raisa ga suka sama tutup corong kalo lo"
Ya kaya gitulah unfaedahnya ocehan Cantika sama Jeffry tapi sukses bikin temen-temen dia yang lain cekikikan ketawa ga nahan.
Levin yang diam-diam merhatiin Cantika daripun ikut senyum, sama kaya chandra, levin juga semaleman ga bisa tidur karna udah marahin cantika. Levin ngerasa bersalah, niatnya tadi pagi dia mau minta maaf tapi ga jadi karna tiba-tiba cantika jadi diem dan kaya sungkan sama dia. Dan itu bikin dada dia sakit, bukan itu yang levin mau. Levin ga mau cantika jadi sungkan sama dia dan ga bisa sedeket dulu lagi.
Levin, entahlah pokoknya dia ga mau cantika berubah, itu aja.
'Maafin gue, gue tau gue egois. Tapi apa boleh gue terus berharap sama lo ca? Biarpun gue tau lo udah punya suami' - Levin.