8. Cemburu

8. Cemburu

"Kak Sean!"

Gamasean Arthayuda, first love sekaligus mantan pacar Cantika di bangku SMA. Bisa di bilang , Sean dulu musuh bubuyutannya Chandra. Meskipun sebenarnya, Sean dan Chandra adalah sahabat dekat sejak mereka kecil.

Tapi seorang Cantika mampu membuat kedua bersahabat itu menjadi musuh yang saling membenci satu sama lain. Tapi itu dulu, sekarang hubungan kedua laki-laki itu sudah mulai membaik sejak Cantika dan Chandra menikah.

Sean turun dari mobilnya dan menghampiri Cantika yang sedang duduk di halte bus. Pria itu duduk tepat di samping Cantika, bibirnya terus menampilkan senyum menawan andalannya. Senyum yang dulu menjadi objek favorit cantika.

"Apa kabar Cantik? Udah jadi istri orang tapi ko malah keliatan makin cantik aja ya?" goda Sean.

Cantika mendengus mendengar godaan mantan pacarnya itu, tapi sesaat kemudian dia tersenyum hangat. Dulu dia pernah sangat mencintai pria yang saat ini sedang duduk di sampingnya. Mungkin, sean adalah mantan terindahnya.

" Ngeliatinnya ga usah kaya gitu, gue tau gue ganteng. Lo nyesel kan milih si tiang listrik yang posessive" Canda Sean.

"Ck! Pede lo sebelas dua belas sama laki gue kak. Mirip banget, jodoh kayanya lo berdua" balas Cantika.

"Well berarti lo orang ketiga di persahabatan gue sama Chandra haha"

Sean tertawa jenaka, sedangkan Cantika tertegu mendengar ucapan sean. Hatinya mendadak tak nyaman, "Iya, gue emang orang ketiga, yang ngehancurin persahabatan kalian berdua"

Kali ini giliran Sean yang bungkam, bisa di lihat dengan jelas jika raut wajah gadis yang dulu dia cintai itu tampak muram. Bahkan mungkin rasa itu masih ada.

"Ca.."

Cantika menatap Sean dengan senyum lembutnya, "Huhh, kayanya kalo bahas masa lalu. Hati gue agak kurang nyaman deh kak, hehehe"

Sean tersenyum kecil dan mengusap rambut hitam nan panjang Cantika dengan lembut, "Sorry, gue ga maksud--"

"It's okey, gue paham ko. By the way, kenapa lo pulang ga ngasih tau gue? Tiba-tiba muncul depan gue udah kaya dedemit aja" potong cantika, dia tak mau berlama-lama dengan topik masa lalunya.

"Ya emang kalo gue bilang lo mau nyambut gue? Yakin suami lo ga ngamuk tau gue balik?"

Cantika mendengus, "Ck! Ya santai aja kali kak, laki gue kan juga temen lo"

"Musuh lebih tepatnya"

Plakk

Cantika memukul lengan kekar Sean yang berhasil membuat pria itu meringis, "Elahh sakit Ca! Masih aja doyan mukulin orang"

"Ya abis ngeselin!"

Sean terkekeh melihat pipi cubby cantika yang terlihat sangat menggemaskan ketika sedang kesal. "Aduh Duhhh yang kesel, pipinya sampe gembul gitu. Jadi pengen cium eh cubit haha"

"KAK SEAN!"

"Hahaha oke oke, maaf. Gue anterin pulang yuk? Mau engga?" tawar sean.

"Gratis?"

Sean mendengus dan mencubit kedua pipi Cantika, "Emang kapan gue itung-itungan sama lo hah? Dari dulu gue selalu ngasih apapun yang lo mau tanpa minta imbalan, kalo lo lupa"

Cantika tersenyum manis, hal itu semakin membuat hati sean berdebar tak menentu. "Hehe, canda ko kak. Ya udah yukk jalan, tapi.."

Sean mengerutkan keningnya bertanya, "Tapi?"

"Beliin gue makanan ya? Gue laperrr" jawab Cantika, dia bahkan sengaja beraegyo di hadapan sean.

'Ck! Gimana gue bisa nolak kalo lo gemesin gitu?' batin sean.

"Oke gue beliin!"

Cantika masuk kedalaman mobil sean dengan wajah riang, bahkan sampai detik ini pun sean masih berharap jika dialah yang menjadi suami Cantika.

'Sadar! Dia bini orang!' sean terus mengumpat dalam hatinya.

Sepertinya dia masih menjadi pria brengsek saat ini, bahkan dia masih mengharapkan istri orang lain dalam hidupnya. Sean hanya menghela nafasnya lemah, bagaimanapun dia harus secepatnya melupakan Cantika.

"Gimana kabar pacar lo kak? Ko ga pernah di kenalin sama gue si?" tanya Cantika.

"Dia baik ko, lagian gue udah putus sama dia" balas Sean.

"Lah kenapa? Bukannya lo udah pacaran hampir tiga tahun ya? Ko putus? JANGAN-JANGAN LO SELINGKUH YA?!"

Sean menutup telinga kirinya yang sakit karna teriakan Cantika, "Lo ga bisa ya ngomongnya ga teriak? Asal lo tau kuping gue masih normal"

"Lagian gue ga suka selingkuh kaya seseorang" lanjut sean.

Cantika terdiam mendengar ucapan sean, matanya menatap wajah pria yang tampak fokus pada jalanan di depannya dengan senyum masam "Seseorang yang lo maksud, Chandra?"

Sean hanya diam, dia sama sekali tak berniat membantah atau mengiyakan ucapan cantika. "Kak! Dulu kita salah paham, dia ga seperti yang kita pikirin. Chandra--"

"Di mata lo dia laki-laki terbaik, karna lo cinta sama dia. Dan akan terus seperti itu, entah besar atau kecil kesalahan yang dia buat. Di mata lo, ga akan ada kata salah buat dia. Itu yang gue tau"

"Kak.."

"Ca, kayanya ngomongin masa lalu emang ga baik buat kita berdua"

Cantika mengela nafasnya dan diam, masa lalu antara mereka memang cukup sulit dan rumit untuk di mengerti. Cantika mengalihkan pandangannya ke luar jendela, entah sampai kapan pembahasan masa lalu akan terus menjadi topik yang rumit untuk mereka.

"Kita ga usah nyari makan, kayanya Chandra udah nungguin gue"

Tanpa menjawab ucapan cantika, keduanya kembali terbelenggu dalam kesunyian.

.

.

Sedangkan disisi lain, Chandra kalap karna tak juga mendapat kabar dari istrinya. Setelah menyelasaikan rapat secepat mungkin, pria itu bergegas pulang untuk bertemu dengan istri tercintanya. Namun sudah lebih dari dua jam pulang kerja tapi istrinya tak kunjung pulang, di tambah ponsel Cantika yang sulit dia hubungi membuat kadar ke khawatirannya bertambah.

Chandra bahkan sudah menghubungi semua teman, kakak dan orang tua istrinya tapi nihil. Tak ada satu pun yang tau dimana keberadaan cantika, malah pria itu yang di cecar jion dan mahesa karna sudah membuat adik tersayang mereka hilang.

"Arrrhhggg! Sayanngg kamu di mana si?! Kanapa jam segini belum pulang! Ya tuhan semoga istri gue ga kenapa-napa!" keluh Chandra.

Dia sudah frustasi karna tak juga mendapat kabar berita dari cantika, dan saat dia mendengar suara deru mobil di depan rumahnya. Pria itu langsung buru-buru keluar.

Dan benar saja, itu memang istrinya. Tapi dia tidak sendiri, rasa khawatir yang tadi pria itu rasakan menguap menjadi rasa murka begitu tau siapa orang yang telah membuat istrinya pergi tanpa kabar.

"Gamasean!" dengus Chandra.

Dengan langkah lebar, Chandra berjalan menghampiri cantika. Menarik istrinya menjauh dari Sean, pria itu bahkan menampilkan tatapan tak bersahabat yang dulu sering dia perlihatkan.

"Ngapain lo sama ISTRI GUE?!" bentak Chandra.

"Santai bro, gue niat baik nganterin BINI lo. Harusnya lo bilang makasih sama gue bukan malah ngebentak gue. Ck!" balas Sean.

"Gue ga minta lo jemput bini gue, lagian sejak kapan lo di jakarta? jangan-jangan lo diem-diem sering nemuin istri gue, iya kan!" tuduh Chandra.

Dan hal itu berhasil menyakiti hati Cantika, secara tidak langsung Chandra menuduhnya berselingkuh dengan Sean.

" CHANDRA! "

"Apa?! Mau ngeles! Udah jelas-jelas gue liat lo pulang bareng MANTAN lo, seneng kan lo udah jalan sama dia? Ga mikirin yang di rumah khawatir nyariin istrinya yang lagi asik Berduaan sama si mantan!" bentak Chandra.

Kali ini semua emosi yang tadi dia tahan telah lepas begitu saja, kenyataan saat melihat istri dan mantan sahabatnya bersama dalam satu mobil membuat hati Chandra terbakar cemburu.

Plakk!

"CUKUP! Bisa ga si kamu percaya sama aku?! Aku ini istri kamu kan? Tapi kenapa kamu ga pernah NGASIH AKU KEPERCAYAAN?!!"

Cantika berlari ke dalam rumahnya dengan air mata yang mulai membasahi pipinya.

Chandra mematung di tempat, pipinya memang sakit, tapi dia tau sakit dipipinya tak sebanding dengan sakit hati istrinya. Harusnya dia bisa mengendalikan emosinya, seharusnya dia biaa menahan rasa marah dan kecemburuannya.

Seharusnya dia bisa menjaga perasaan istrinya, tapi apa?

Lagi-lagi dia membuat istrinya kesal.

"Harusnya lo bisa ngendaliin emosi lo, gue sama sekali ga tertarik jadi selingkuhan Cantika. Tapi kalo lo terus nyakitin dia, gue sendiri yang akan bawa dia kembali ke pelukan gue tanpa harus jadi selingkuhannya"

Bugh!!

"Jangan pernah nyentuh istri gue sedikit pun! Gue bahkan ga segan bunuh lo kalo lo berani ganggu gue sama Cantika!"

Sean tersenyum remeh memegang sudut bibirnya yang terkena pukulan Chandra, "Kalo begitu jaga dia, jangan sampe lo lengah. Karna lo ga akan tau, seperti apa musuh lo bertindak"

"Brengsek!"

Sean pergi begitu saja tanpa mengidahkan teriakan penuh kemarahan Chandra, pria itu justru tersenyum puas karna berhasil membuat Chandra kesal.