Angin yang baru saja berhembus membuat Ivena merapatkan sweater yang ia kenakan. Ia kembali melihat jam tangannya. Sudah berlalu 15 menit sejak ia duduk di gazebo tempat ia berjanji akan menunggu Annika. Ivena kembali menatap pemandangan di depannya, sedikit merasa gugup karena sebentar lagi akan menghadapi Annika yang beberapa hari lalu hampir melukainya--
“Oit! Nggak kedingingan lo cuma pake sweater gitu?”
Tersentak, Ivena dengan cepat menoleh. Annika tepat berada di sebelahnya, berdiri dengan kedua tangan di dalam kantung hoodie hitam--yang setelah Ivena perhatikan baik-baik milik Agus. Rambutnya masih separuh basah dan bau vanilla tercium dari wanita itu meskipun jarak mereka tidak dekat sekali.
“Lumayan. Lo sendiri ngapain basah-basah gitu keluar? Nggak diomelin bang Agus lo?”
Annika mengedikkan bahunya, beranjak duduk disamping Ivena. “Bang Agus udah di klinik sama Bobby. Nggak mungkin juga gue lolos keluar basah gini kalo ada bang Agus.”
“Hmm.”