Suasana yang semakin sunyi tidak membuat kedua wanita itu beranjak dari tempat mereka. Keduanya terus memandang bulan purnama yang terlihat jelas, tanpa tertutup gumpalan awan. Saat ini, Ivena tengah menikmati indahnya suasana malam itu dengan Annika yang menyandarkan kepalanya pada bahu Ivena.
“... gue boleh tanya sesuatu?”
“Hm. Apaan? Mantan bos lo?”
Wajah Ivena memerah mendengar balasan dari Annika. Dengan sengaja, ia menggerakkan bahunya ke atas, “Ngomong tuh di filter ya!”
“Eh, gue juga nggak tau lo mau ngomong apa. Emangnya lo nggak penasaran keadaan si kampret gimana?”
Ivena terdiam sejenak, sebelum menghela nafas pelan. “Gue percaya sama kata-kata lo. Jadi gue rasa dia bakal baik-baik aja.”
Merasa bahunya yang tidak menopang beban lagi, Ivena menoleh dan mendapati Annika tengah menatapnya lekat-lekat. “Lo... beneran suka ya sama si kampret?”