23. Pelampiasan

Azmi: Hidup akan terus berjalan

Hari berjalan begitu cepat. Pagi menyapa dan menggantikan malam dengan sigap dan sekejap. Kehangatan mentari sudah terasa menembus pori-pori kulit. Pagi ini, aku bangun kesiangan. Hati sudah tidak menyesal lagi saat meninggalkan sholat. Entah mengapa, kegiatan setiap hari hanya monoton dan tanpa sesuatu yang berarti. Sendiri menyepi dan hanya satu-satunya temanku saat ini. Kehidupan cepat berganti episode. Setiap episodenya memunculkan konflik dan tokoh yang berbeda-beda. Tidak ada manusia yang sanggup melepaskan diri dari jeratan episode untuknya. Aku benci dengan potongan episode yang saat ini aku jalani.

“Ibu, Azmi berangkat ke Solo dulu ya,” kataku sambil berjalan keluar.

“Lho nggak sarapan dulu ? Biasanya juga pamitan sama bapakmu ?” kata ibu heran.

“Maaf bu keburu nih. Lha bapak kayaknya lagi sibuk di belakang ngurusin kebunnya tuh,” jawabku.

“Yaudah, hati-hati ya Mi,” kata ibu.