Raeha

PLAK

Suara tamparan itu menggema di seluruh penjuru ruangan, menandakan bahwa sang penampar menggunakan penuh kekuatannya. Oknum yang ditampar terpental jatuh. Dengan kepala tertunduk dan rambut panjang sepinggang yang bewarna coklat itu menutupi wajah jelitanya.

"Jalang sialan! Aku menyuruhmu mencari uang! Kenapa kau malah kabur terus, hah?!" Song Yohan berteriak marah. Pria itu mengambil posisi jongkok di depan Raeha, menarik sejumput rambut panjang Raeha.

Raeha tidak menangis sama sekali. Gadis itu hanya meringis pelan. Dengan mata menatap nyalak lelaki di depannya, membuat emosi Yohan kian tersulut. Lantas, Yohan kembali melayangkan sebuah tamparan pada pipi kanan Raeha yang sudah memerah.

PLAK

"Berani kau menatapku seperti itu?!" Yohan mempererat jambakannya.

"Yohan brengsek!" Raeha balas mengumpat.

Kepalan tangan Yohan terangkat, reflek membuat Raeha menundukkan kepala. Seakan sadar dengan perbuatannya, kembali lelaki berambut legam itu menurunkan tangannya. Jemari Yohan mengangkat dagu Raeha. Mencengkram kuat pipi gadis itu dengan tatapan menusuk.

"Ku beri kau waktu istirahat tiga hari. Setelah itu, lakukan pekerjaanmu dengan benar. Atau aku tidak akan segan-segan melakukan hal buruk padamu.”

Melepas kasar cengkramannya, kemudian Yohan bangkit berdiri. Tiga langkah lelaki itu beranjak pergi, Raeha mengintrupsi. Seketika membuat Yohan otomatis menghentikan langkahnya. "Kenapa kau seperti ini?! Kemana perginya Kak Yohan yang selalu melindungiku? Kemana perginya Kak Yohan yang selalu menyanyikan lagu sampai aku tertidur? Kenapa sekarang kau suka sekali menyakitiku?"

Cukup. Raeha tidak lagi bisa menahan semuanya. Dari dulu ia hendak mengatakan hal tersebut kepada Yohan. Namun, ia ragu. Raeha terlalu bodoh dengan berharap suatu saat Yohan akan kembali. Namun, sepertinya Kak Yohan-nya benar-benar sudah mati. Sementara itu, Yohan sama sekali tidak menjawab. Tidak juga berbalik badan. Memejamkan mata sejenak, Yohan kembali melanjutkan langkahnya. Tidak sepatah katapun ia keluarkan atas pertanyaan Raeha.

...

Tiga hari waktu yang cukup untuk Raeha memikirkan segalanya secara matang. Raeha membabat habis rambut panjangnya. Rambut yang kata orang-orang menjadi salah satu daya tariknya. Gadis itu menatap pantulan dirinya di cermin. Dress biru tua pendek tanpa lengan, wajah full make-up, serta rambut coklat pendek seleher yang mengekspos leher putih jenjangnya.

Pintu kamarnya terbuka. Raeha melirik melalui cermin, mendapati sosok Yohan tegak menjulang di daun pintu. Lelaki itu tampak marah. Melangkah cepat mendekati Raeha yang sedang memoles lipstik merah terang di bibirnya, kemudian dengan kasar Yohan membalikkan tubuh mungil sang adik.

"Siapa yang mengizinkanmu memotong rambut?" desisnya tajam dan penuh penekanan.

Raeha berdecih. Segera ia tepis kasar tangan Yohan yang mencengkram bahunya. "Mau aku berambut pendek atau panjang, Itu tidak akan mempengaruhi pekerjaanku sama sekali. Yang penting seksi dan pandai menggoda, aku akan menghasilkan banyak uang untukmu.”