Hari-hari berlalu. Hidupku masih lempeng-lempeng saja. Sedikit perubahan dalam hidupku adalah ada seseorang yang kini gemar menggangguku. Oh ya aku juga punya supir baru. Semenjak aku menyetujui kesepakatan itu, Gio selalu mengantar jemputku. Dan kami berusaha sok mesra dihadapan orang tua kami. Seperti sekarang aku melamun karena gugup nanti malam akan ada pertemuan keluarga besar. Bukan hanya Mama Papanya saja,semua saudaranya akan ada disana. Aku memikirkan bagaimana aku harus bersikap. Aku tidak yakin Bisa menghilangkan sifat childish secepat kilat. Atau aku bersikap jorok, kekanak-kanakan aja ya agar rencana pernikahan ini dibatalkan.
"Apa yang sedang kamu fikirkan Naily" sentak guruku yang tiba-tiba sudah berada dihadapanku. Aku meneguk ludahku susah payah. Bukan karena aku naksir guru tu itu, tapi si tua ini satu-satunya orang luar yang tau aku akan menikah setelah lulus SMA.