Bab 2

Faiza naik ke kamarnya di lantai dua, mengambil tas gunungnya dan memasukan enam pasang pakaian. Menyiapkan tiket pesawat yang satu paket dengan voucher liburannya, mengambil semua tabungan yang ada di celengan ayam jagonya. Semua sudah siap, ia perlahan keluar lewat jendela. Ia mengeluarkan tali panjat tebing milik kakaknya yang ia pinjam belum dikembalikan. Faiza hobi kemping dan panjat tebing. Hal-hal yang ekstrim ia suka. Beberapa ilmu beladiri ia kuasai, pernah gara-gara latihan seperti itu kakinya patah. Ia gak pernah kapok walau badannya luka-luka.

Dipertigaan dekat rumahnya sudah menunggu gokar yang ia pesan lewat online.

''Kebandara pak"

''Siap neng. Emang mo kemana neng?"

''Mo liburan keluar negri"

''Sendirian?"

''Gak, ramei-ramei" maksud ramei-ramei itu ama manusia lainnya.

Satu jam gokar sampai di bandara sukarno hatta.

''Ni..pak ongkosnya"

''Makasih neng semoga selamat sampai tujuan"

''Amiin pak"

Dengan langkah ringan dan riang walau tengah malam , Faiza masuk kebandara. Menyerahkan paspor dan menunjukan tiket ke petugas. Ia di antar oleh petugas ke pesawat pribadi dan langsung lepas landas, terbang ke China.

Dirumah..waktu sholat malam kebiasaan bunda Syaifa membangunkan suami dan anak-anak tuk melakukan sholat malam berjamaah atau sendiri-sendiri. Tapi...ketika sampai di kamar Faiza sang anak gadisnya yang suka bikin pusing, ia tak ada dan jendela terbuka lebar dan ada tali yang menjulur ke bawah. Seketika rumah David yang biasa adem ayem menjadi gempar.

''Ayaaaaaah! Iza kabuuur!"" Teriak bunda Syaifa membahana.

Seketika dua laki-laki beda usia menghambur ke kamar Faiza.

''Ada apa bun?" Tanya keduanya bersaman.

''Iza kabur lewan jendela" dengan isak tangisnya yang terendam.

''Kok bisa? Biasanya cuman omong doang" heran arkan.

''Eh ada kertas disini" Arkan mengambilnya dan membacanya keras" AKU PERGI LIBURAN, JANGAN CARI AKU, KE CHINA. SATU BULAN" setelah membaca kertas itu Arkan melihat ke arah ayah bundanya.

''Coba kamu calling dia" printah Mr David.

Tlululut..tlullult..

''Eh hp Iza gak di bawa yah. Tu ..ada di meja belajarnya"

''Dasar kebiasaan, kalau hal penting begini hp pasti di tinggal"

Yang tidak di ketahui keluarga jika Faiza mempunyai hape lainnya

''Yaah mungkin Iza ngambek laptop nya ayah sita"

''Iya yah dia kan gak pernah lepas dari tu benda"

"Sudahlah biar dia bebas sekarang apalagi ia gak bawa uang. Gak mungkin ia pergi ke China karena ia gak punya pasport. '' hibur ayah.

POV FAIZA.

Paginya ai udah sampek di bandara China. Gak tau namanya apa. En yang membuat ai dakdikduk tu ai kan gak bisa basa China cuman bahasa inggris doang ama bahasa ayah ai aja. Keluar dari bandara ternyata ai udah di jemput. Sang sopir membawa poster nama en poto ai segede gaban. Ck..ck..ai jadi malu, wajah jelek ai di liat orang banyak. Disini benar-benar padat penduduk makanya pada banyak orang China masuk ke indo tampa permisi.

Ternyata ai dianter ke kayak istana jaman kuno gitu..tapi tempatnya kok diii tengah hutan ya.. ai jadi takut ini.

''Silahkan" ada pelayan yang memakai kostum pakaian kayak di film kolosal yang sering ai tonton di yuotube.

Dengan ragu-ragu ai ngikuti pelayan tuk nunjukin kamar ai. Semua disini tu berbau kuno. Kalau tadi ai gak dianter ama mobil pasti ai udah mengira ai masuk kejaman dulu.

Dan dikamar yang ai tempati ada lukisan yang besar sekali, lukisan pria tampan dan ada mahkota kecil diatas kepalanya. Dan ada tulisannya. Prince Tang Juan Shi.

Setelah melihat lihat barang-barang yang terletak di kamar yang akan ia tempati, Faiza menata barang bawaannya di lemari kecil di sebelah tempat tidur. Kamar ini benar-benar nyaman seakan ia berada dijaman dulu.

TOK..TOK..TOK..

''Nona, kami diperintahkan oleh tuan untuk melayanimu"

Greeeeg pintu itu di gulir kesamping.

"Nona, tuan memerintahkan kami untuk melayani anda"

''Oh..tapi aku tidak butuh pelayan"

''Walau begitu..kami tetap di suruh melayanimu. Kalau tidak kepala kami taruhannya" kata pelayan itu takut.

Ada tiga pelayan perempuan cantik yang lembut berdiri di depan pintu kamarnya. Melhat wajah ketakutan tiga pelayan itu nyata, terpaksa Faiza izinkan. Betapa terkejutnya ia..jika maksut melayani dirinya dari mandi hingga berpakaian juga berdandan, semuanya telah disiapkan oleh penyelenggara liburan gratis.

Yaampuum selama dia umur empat tahun sampai segedhe ini gak ada yang melihat ia telanjang kayak gini. Berasa kayak kembali seperti balita lagi. Ini sangat memalukan.

→•→•→•

Setelah makan malam yang mewah dan semua hidangan halal untuk ia komsumsi. Sepertinya penyelenggara tahu kalau ia orang islam.

Waktu Faiza akan membaringkan tubuhnya..bulu kuduknya berdiri semua.

''Isy, kok serem banget sih..kayak ada yang ngawasin aku plus melototin aq dari tadi..'' kepala Faiza toleh kanan toleh kiri melihat ke semua ruangan. Tapi gak ada apa-apanya. Apa jangan-jangan ada hantunya..diliat dari bangunan ini seperti bangunan kuno..batin Faiza. Iapun melafatkan mantra pengusir setan dan jin. Surat Annas, Alfalaq, Alikhlash dan ayat kursiy. Dibaca tiga kali berturut turut. Setelah itu ia berbaring dan menutup mata, karena kelelahan iapun cepat terlelap dalam mimpi.

Dari bayang-bayang kegelapan keluarlah sesosok tinggi besar. Kulitnya berwarna coklat gandum yang maskulin, mata yang tajam hidung mancung dan bibir tipis mempesona. Kalau anak jaman naw itu bibir cepokable.

''Setelah sekian lama Zhen menunggumu..akhirnya kamu ada disisi Zhen ini. Slamat datang permaisuriku" bisiknya dan mencium kening Faiza. Setelah itu ia keluar dari kamar Faiza.

Dering ponsel menandakan jam empat pagi membangunkan Faiza dari tidur lelapnya. Ia merasa asing dengan kamar yang ia tempati, setelah berpikir sejenak ia baru ingat jika ia melarikan diri dari rumah karena kesal dengan orang tuanya. Dan ia juga pengen berlibur keluar negri seperti teman-temannya.

'Haaaah.' Iapun bangkit untuk sholat malam dan seperempat jam kemudian ia lanjutkan untuk sholat subuh. Baru setelah itu ia mandi dan memakai pakaian santainya yang memperlihatkan bahu mulusnya, sebenarnya bunda sering memarahinya memakai pakaian yang terbuka seperti itu katanya mengundang maksiyat dan orang untuk berbuat jahat, tapi sayang ia abaikan sampai sekarang, ia tak mau memakai hanfu seperti orang china jaman kuno.

Diluar masih gelap dan ia baru ingat dia ditengah hutan. Apa tujuan sang penyelenggara liburan gratis, kenapa ditengah hutan begini? Padahal ia sudah menjadwalkan mengunjung istana kuno china, tembok benteng china terus tempat bersejarah lainnya. Tapi.. sepertinya keinginannya harus ia empet dulu dech..kalau nanti ketemu sama pengurus tempat ini baru bilang kalau ia mok pergi keliling china.

Dengan memakai jaketnya ia keluar untuk berkeliling kediaman yang agak...misterius ini. Bangunannya sederhana tapi gedhe dan luas wilayahnya, dibagi ruang utama yang bisa menampung tempat duduk untuk seratus orang, kamar-kamarnya ada dua puluh termasuk kamar pembantu juga. Dan kamar utama itu ada di sebelah kamar yang ia tempati. Katanya itu kamar pemilik kediaman ini atau bisa disebut paviliun bintang keberuntungan, ngomong-ngomong tentang pemilik dia belum muncul menemuinya. Ach sudahlah yang penting lanjut jalan-jalan keliling kediaman. Ada satu dapur yang amat luas, kokinya adalah koki yang handal dan semua masakannya sangat enak seperti kamu sedang makan dijaman kuno karena ia masak masakan khas china. Ada tamannya juga, kolam ikan yang diisi ikan koi yang sebesar lengan orang dewasa, Faiza gatal untuk memancingnya dan dibuat pepes ikan hehe.. terus ada tempat latihan memanah dan berpedang juga.

Setelah capek keliling dan sudah siang , iapun kembali kekamarnya untuk sholat dzuhur.

Dikatakan bahwa Faiza ini tak pernah meninggalkan kewajiban sholatnya kecuali bila datang bulan.

Para pelayan sudah menyiapkan makan siangnya di meja makan.

''Paman Du..bolehkah saya keluar untuk berkunjung ketempat wisata dinegara ini?"

''Maaf nona kata tuan, anda tidak boleh keluar dari kediaman ini"

''Tapi pamaan..katanya liburan disini itu gratis, jadi gak masalahkan jika saya keluar untuk melihat-lihat tempat diluar.''

''Nona, maaf. Ini perintah dari Tuan Juan. ''

''Kenapa tidak boleh? Saya bukan narapidana yang harus dikurung.''

''Nona, menurutlah agar anda menjadi aman"

''Aman pantatmu. Paman Du, saya disini sudah dua hari dan ingin keluar untuk jalan-jalan"

Faiza terus mendesak paman Du agar diperbolehkan keluar. Sampai paman Du menyerah dengan syarat Faiza meminta izin kepemilik paviliun yang ternyata orang yang menyelengara liburan gratis yang ia jalani.

Faiza berjalan menuju keruang kerja Mr Juan Shi untuk meminta ijin keluar. Sampai di pintu ia langsung mengetuknya tiga kali.

''Masuk"