Bab. 16
Faiza sebenarnya tak enak hati berbicara seperti itu sama Axel, tapi..ia harus mengatakannya. Ia tak ingin pria baik itu menutup hatinya gara-gara dirinya, walau bagaimanapun ia tak bisa menerima hati Axel walau sebaik apapun Axel. Cinta tak bisa di paksa bukan? Faiza duduk di ruang kerjanya dan membenahi jilbabnya yang agak berantakan. Ia sudah bertekat untuk berjilbab, sebisa lakukan.
Untuk Zidan, ia benar-benar menganggapnya remeh. Dengan otak cerdasnya itu. Di SDIT, ia jadi peringkat pertama dari yang terjenius. Sebenarnya dulu waktu hamil, ia makan apa ya...menjadikan si kecil dingin itu jadi pjenius gak ketulungan?.
Axel yang di tinggal Faiza sendirian segera pergi meninggalkan kafe Faiza, ia pun pergi ke hotel tempatnya menginap.
Di sebuah tempat barang-barang kuno, ada seorang pemuda tampan dan orang kepercayaannya yang menyelidiki latar belakang si penjual beberapa set perhiasan di Nasri Tang.