Bab 22

Bab. 22

"Hehehe...kamu memang tahu betul diriku Kaka bayi. Hahaha" Zuxuan bener-bener sangat senang mengusili kakaknya ini.

"Jangan panggil aku bayi! Kamu yang bayi!" Marah Zidan, hanya berhadapan dengan Zuxuan saja ketenangan Zidan terpengaruh.

"Zidan...aku benar-benar merindukanmu" Zuxuan langsung menghambur ke arah Zidan dan memeluknya erat, air matanya mengalir tak terbendung lagi. Hanya Tuhan yang tahu seberapa beratnya ia berpisah dengan ibu dan saudara kembarnya ini. Semua rintangan yang telah ia lalui.

Zidanpun ikut terbawa suasana dan ikut menangis seperti Zuxuan, hach pemandangan mengharukan reuni dua saudara kembar yang beda generasi itu.

Setelah beberapa saat kemudian tangisan dua orang ini pun reda.

"Xuan, apa .... Ibu diberitahu jika kamu putranya?"

"Jangan dulu, aku ingin ibu bisa mengenaliku apa tidak. Jika memang benar darah lebih kental dari pada air, pasti ibu akan mengenaliku"