Blackened

Kalantha menjatuhkan cawan yang berisikan air. Kini air itu sudah membasahi permukaan lantai sekitar kaki dewi itu. Tangannya menutup mulut seakan tak percaya dengan apa yang baru didengarnya dari Sergio. Matanya kini menatap pada Thor, sang panglima yang sekaligus sahabat baiknya.

“Itu bohongkan?” Tanyanya pada sosok itu.

“Maaf, putri. Hambapun tidak mengetahui tentang hal itu.”

“Kau berbohong kan, Sergio?” Suara Kalantha terdengar seperti bergetar.

Sergio tak tega melihat sorot mata Kalantha yang sudah berkaca-kaca. Dewi itu terlalu polos dan manis, sayang sekali jika ia harus menangis lagi. Tapi ia lebih tak tega lagi jika harus membohongi Kalantha. Bisa-bisa dewi itu menjerit ketika mendapati Selena berdiri di seberang tempatnya.

“Kau berbohong. Ibu selena tak akan melakukan itu padaku.” Kalantha menangis.

Ia mendorong tubuh penyihir itu. “Kau berbohong, Sergio.”

“Dia tidak berbohong, Kalantha.” Itu suara Lux.

“Dari mana kau tahu.”