Ruang UKS yang terletak cukup jauh dari kelas Zara
Tampak sepi, sunyi ditengah lalu lalang para murid dikoridornya
"hah...akhirnya sampai" ucap Lucas memasuki ruangan UKS
Lucas membaringkan Zara ditempat tidur dan mengambil obat oles yang ada di lemari obat disudut ruangan dan mengoleskannya pada lutut Zara yang memar dan memerah itu
"Dasar bodoh! Kenapa aku tidak bisa membantu Zara disaat seperti ini"
Bisik Nicu yang duduk disamping Zara sambil memegangi tangan kirinya
"Zara maafkan aku, ini salahku"
"Nicu...ini bukan salah mu, tenang lah Nicu aku baik-baik saja" tutur Zara pelan pada Nicu yang duduk disampingnya
"nah.. Sudah selesai" ucap Lucas sesaat setelah mengobati lutut Zara yang memar
"terima kasih Lucas, maaf sudah merepotkanmu" balas Zara
"Lucas, pergi lah makan siang sebelum jam istirahat berakhir" lanjutnya
"tidak aku akan tetap disini menemanimu"
Sontak jawaban Lucas itu membuat Nicu menjadi marah dan kesal padanya tapi apa yang bisa ia lakukan sedangkan Lucas tidak bisa melihatnya
"tidak...tidak, kau harus makan siang, aku tidak papa disini sendirian sebentar lagi petugas UKS akan datang" tolak Zara seraya memengang tangan Lucas untuk membuatnya percaya
"apa kau yakin akan baik-baik saja sedirian disini?" Lucas menaikan satu alisnya
"iya tentu saja"
"oke baik lah, aku akan keluar sebentar untuk makan siang setelah itu aku kan datang lagi kemari"
"ya terserah pada mu saja Lucas"
Lucas pergi ke kantin untuk makan siang sebelum jam istirahat usai
"Zara apa lututmu masih sakit" ucap Nicu sedikit menekan lutut Zara yang memar dengan telunjuknya
"aww.. Nicu!"
"ops maaf" Nicu tersenyum polos seperti tidak melakukan apa-apa pada lutut Zara
"akh kau selalu saja seperti itu"
Zara memalingkan wajahnya yang tampak sedikit kesal
"Zara!" panggil Nicu
"apa?" Zara mengalihman pandangannya kearah Nicu
"tidak tidak ada apa-apa,hehehe"
"dasar" ujar Zara dengan tawa
"Nicu apa kau khawatir?" lanjutnya memulai pembicaraan serius
"tentu saja aku khawatir, aku takut jika mereka kembali menyakitimu" Nicu meletakkan tangan Zara tepat dipipinya dengan raut wajah yang sangat khawatir
"tenang saja ini akan sembuh dengan cepat" Zara mengelus puncak kepala Nicu dan membuat rambutnya yang pirang menjadi berantakan
"jangan buat aku khawatir lagi Zara"
"hmm iya, tapi aku tidak bisa menjaminya" jawabnya tersenyum tipis
"Nicu!" Zara kembali memanggilnya
"ya, ada apa?"
"bantu aku berdiri, aku ingin ke perpustakaan"
Mendengar permintaan Zara, Nicu dengan cepat menggelengkan kepalanya
"kenapa?"
"lututmu masih sakit jadi kau tidak boleh berjalan dulu"
"tapi aku ingin ke perpus" pinta Zara dengan raut wajah memelas
"itu tidak akan berpengaruh padaku" tolaknya
"Zara kau bisa kan mengunjungi perpus saat pulang sekolah atau pun besok" lanjutnya
"iya baik lah" ucap Zara perlahan berusaha duduk dan bersandar pada sandaran tempat tidur itu
"Nicu, aku ingin kau mengakui sesuatu"
Mengakui?
"mengakui apa?" wajah Nicu terlihat sedikit panik
"Nicu, apakah kau yang merubah alarm ku tadi pagi?"
"hmmmm tidak "
"Nicu, apa kau berbohong?"
"ti..tidak"
"hidung mu memerah, itu tandanya kau berbohong"
Ucap Zara melirik pada hidung Nicu yang perlahan memerah
"iya...aku yang melakukannya"
Seketika kepala Nicu menunduk
"kenapa kau melakukannya?"
"aku tak ingin kau pergi ke sekolah hari ini"
"kenapa?"
"aku ingin kau bersamaku saja selama satu hari penuh" Nicu perlahan menatap mata Zara dengan penuh keyakinan
Pupil Zara tiba-tiba membulat saat mendengar penjelasan Nicu yang metapnya dengan sangat yakin
"Nicu...kau tidak boleh melakukan itu, jika aku terlambat lagi kesekolah tidak hanya memar yang ku dapat tapi luka besar akibat bully-an dari Elena" jelas Zara pada Nicu
Nicu perlahan mengangguk mengerti atas apa yang diucapkan Zara padanya, dia tampak sangat bersalah karna ulahnya lutut Zara sampai membengkak seperti itu
"maafkan aku, ini salah ku, ini salahku" sesal Nicu seraya menarik-narik rambut pirangnya
Melihat hal itu Zara dengan cepat menarik kedua tangan Nicu untuk mejauhkannya dari rambutnya itu
"kau sama sepertiku jika berbuat suatu kesalahan" perlahan Zara memeluk tubuh Nicu yang tampak berantakan untuk menenangkannya
"maafkan aku ini salahku, aku membuatmu terluka" bisik Nicu tepat di telinga Zara dan membalas pelukanya
"iya aku memaafkanmu, jangan lakukan itu, jika kau tak angin aku terluka lagi" ucap Zara dengan tersenyum
Teng...!!teng...!!teng!!!
Bel sekolah kembali berbunyi, semua murid kembali berjalan menuju kelas mereka masing-masing tak terkecuali Zara
"Nicu belnya sudah berbunyi, aku harus kembali ke kelas"
"tapi Zara lututmu?"
"tidak papa, rasa sakitnya sudah mulai berkurang jika aku terlambat mereka akan mengejekku lagi"
"iya iya baiklah akanku bantu"
Nicu membantu Zara berjalan dengan memegangi bahunya agar tidak terjatuh saat berjalan dan membiarkan Zara berjalan tampak seperti gadis yang sehat
Disepanjang koridor yang mereka lewati tak satu pun rasa sepi menghampiri mereka berdua, mereka terus berbicara, berbincang hal-hal lucu hingga membuat mereka tertawa
Beberapa murid yang melawati Zara saat dikoridor merasa heran dan bahkan takut melihat Zara berbicara sendiri disepanjang kotidor itu hingga sampai di kelasnya
Kelas masih terlihat kosong hanya ada Zara dan Nicu didalamnya
Beberapa menit kemudian tampak Lucas bersama Elena memasuki kelas dan kemudian beberapa murid lainnya memasuki kelas selanjutnya disusul oleh seorang guru
"Zara, maaf aku meninggalkan mu terlalu lama di UKS " bisik Lucas kearah Zara
"iya tidak papa" jawab Zara dengan senyum lebar
mereka melanjutkan jam pembelajaran dengan tertib hingga bel kembali berbunyi yang mendakan jam pelajaran telah selesai
Tbc....