Kini Yizreal dan lainnya di bawa ke sebuah rungan yang dua kali lebih besar dari tempat tes tulis itu
Tempat itu lebih mirip tempat persidangan, karena ada 5 orang yang duduk di tempat yang lebih tinggi
Ada beberapa senior yang memiliki garis biru yang ada di sana, bahkan tak sedikit yang memiliki garis merah
'Jadi yang bergaris biru adalah junior dari garis merah, lebih tepatnya 2 tahun sebelum angkatan ku' dengan melihat senior itu
'Mereka memiliki mana yang lebih besar dariku aku dapat merasakannya'
Hanaya kembali ke tengah kerumunan dan mulai berbicara lagi
"Dari sini akan di adakan tes secara bergantian lima orang saja, jadi kita urut saja dari depan"
Tentu saja lima orang pertama adalah bangsawan angkut yang tadi kehilangan suaraya
Salah satu senior jubah dengan garis merah maju kehadapan mereka berlima
Kakak tingkat satu ini sangat cantik dengan rambut perak serta mata biru yang jernihnya, tubuh yang layaknya idaman semua pria di dunia
Dengan senyuman manisnya yang bisa meluluhkan hati setiap pria maupun wanita
Senior yang sangat terkenal dengan kemampuan sihir esnya
"Perkenalkan aku Mira Ladius Sanctum, putri tunggal duke Matias Ladius Sanctum adik dari raja Lantador Ladius Sanctum" lalu menurunkan sedikit badannya
Orang-orang hanya bisa membuka mulutnya lebar melihat putri tunggal dari seorang grand duke
Kekaguman terpancar di setiap orang-orang di sana termasuk para pengawan dan senior lainnya, tapi tidak dengan Yizreal
'Apa-apa'an gadis ini... mau pamer kah?' pikirnya yang menatap tajam Mira
Mira sejenak merasa ada orang yang meihatnya dengan sesuatu yang aneh, memang dirinya sudah terbiasa dengan tatapan seperti itu, tapi ini berbeda dari yang lain
Dan saat dia melihat kearah Yizreal yang masih menatap tajam kearahnya, dia terkejut
'Apa aku tadi mengatakan hal yang salah' pikirnya, sementara Yizreal memalingkan pandangannya
"Di sini saya hanya sebagai salah satu juri, apakah kalian melakukan kecurangan atau tidak"
Lalu tak lama kemudian muncul lima lingkaran sihir putih di hadapan mereka, walau cukup jauh
Dari lingkaran itu keluar lima boneka kayu, dan beberapa senior juga membawa kotak yang penuh dengan berbagai macam senjata yang di letakkan di sebelah mereka
"Senjata ini juga dapat kalian gunakan" ucapnya lagi
"Tes ini hanya meminta kalian menyerang boneka kayu itu, dan setelah itu kalian akan di bimbing senior lainnya untuk melakukan pengukuran mana dan wawancara"
Kelima orang tadi mengangguk, begitu juga yang lainnya dan ini adalah kesempatan yang bagus untuk menunjukkan kebolehan mereka
"Wahai badai yang mengamuk, ubahlah anginmu menjadi pedang tajam yang menembus apapun, WIND CUTTER" lalu angin sepoi-sepoi menerpa boneka itu
"Bagaimana... hebat bukan" ucapnya yang sangat percaya diri
"Api yang menghanguskan segalanya, bakar semua kejahatan menjadi abu, FIRE BOLT"
Sebuah bola api tercipta di tangannya dan melempar itu kearah kepala boneka
Namun bola api itu perlahan turun dan menghantam dada dari boneka kayu itu hingga terliha sedikit asap
"Hebat sekali" puji Mira
Bangsawan yang mendapat pujian itu merasa malu, dan dirinya juga mendapat tatapan iri dari bangsawan lainnya
"Kalau begitu aku takkan kalah" ucap bangsawan yang ketiga
"Tanah yang kokoh dan kuat, hancurkan lawan yang berdiri dan buat mereka tunduk di hadapanku, SAND STROM" dan patung kayu itu seperti di lempar segenggam pasir
Dan begitu pula seterusnya
Ada kalanya Mira memuji atau menyemangatinya
Memang tidak semua peserta bisa menggunakan sihir, karena kebanyakan kalau sihir hanya bisa di lakukan oleh para bangsawan saja
Yizreal yang melihat dari awal sampai saat ini hanya menatap datar mereka semua
'Mantra maksimal... hasil minimal' itulah yang di pikirkannya saat ini
'Gaya di awal... malu kemudian' dan itu hal lain saat melihat orang yang tidak menggunkan sihir
Walau memakan cukup waktu, Yizreal masuk kedalam kelompok terakhir bersama 4 orang lainnya
Seorang pria pemuda yang lebih kekar dan besar dari Yizreal, sementara pemuda lainnya lebih kecil dari dirinya
Sementara dua orang sisanya adalah perempuan yang memakai kacamata besar seolah kutu buku dan yang satunya wanita yang bisa di katakan menggoda dengan rambut yang di kuncir dengan pita
Yizreal melihat gadis kacamata itu, dia gemetar entah karena takut atau gugup dan sepertinya tidak hanya gadis kacamata itu saja
"Maaf bisa aku minta waktu?" tanya Yizreal yang mengangkat tangannya
"Ada apa?" tanya Hanaya
"Tidak ada apa-apa, hanya saja kami merasa sangat gugup karena ini akan menentukan masa depan kami, boleh kami menenangkan diri sementara?"
Hanaya memang melihat kalau empat orang lainnya terlihat sangat gugup walau mereka mencoba untuk tegar namun saat meihat Yizreal, dirinya terlihat sangat percaya diri
"Baiklah... 5 menit saja" ucap Hanaya dan mengajak Mira juga untuk istirahat
"Kalian dengar, kalian dapat waktu menenangkan diri" ucap Yizreal pada mereka
"Kau benar-benar sangat membantu kawan" kata pria besar itu
"T-terimakasih banyak" ucap perempuan berpita itu, sementara gadis berkacamata itu hanya mengangguk serta pemuda kecil di sebelahnya
"Tak masalah, nikmati waktu ini karena ini menentukan masa depan kalian"
"Hahah.. aku tertarik padamu, aku Rei" ucap pemuda besar itu
"Aku Leroy Berton, aku hanya saudagar biasa" ucap pemuda kecil, walau tak terlalu kecil
"Perkenalkan aku Irene dan gadis pendiam ini Laura, teman dekatku" ucap gadis berpita itu
"Mungkin kalian sudah mengetahuiku, aku Yizreal, salam kenal juga" dan sedikit tersenyum
Itu adalah teman pertama seumur dengan Yizreal setelah sekian lama ini hidup di goa
"Jadi aku cuma ingin tahu saja, apa yang akan kalian tampilkan?" tanya Yizreal
"Aku akan menggunakan pedang" kata Rei
"Jika ada busur, aku akan memilih itu" ucap Leroy
"Aku pengguna sihir angin dan laura pengguna sihir api"
"Baik... aku ada ide, apa kalian mau dengar?"
"Eh.. bukannya itu tidak di perbolehkan?" tanya Laura yang dari tadi diam
Ternyata Laura mempunyai suara yang indah, mungkin jika dia mendapat perawatan, tak sedikit laki-laki yang akan jatuh hati padanya
"Akan aku tanyakan" lalu berbalik menuju Hanaya
"Permisi pengawas, aku ingin bertanya sesuatu, apa boleh?"
"Tentu saja, apa yang ingin kau tanyakan"
"Peraturan tes ini hanya menyerang boneka kayu itu dengan serangan kami, baik itu sihir atau fisik untuk di nilai teknik dan semacamnya, apa itu benar?"
"Iya, seperti itulah peraturannya"
Setelah mendapat konfrimasi, Yizreal berterima kasih dan kembali, semetara Hanaya kebingungan dengan kelakuan Yizreal
'Aneh... tapi aku harus bisa menjawab teka-tekinya dulu'
Yizreal kembali kali ini dengan senyuman, dan itu membuat keempatnya terheran
"Aku punya hal yang bisa membuat kita lulus, di sini, tapi untuk tes selanjutnya itu urusan kalian"
"Tak apa-apa" (Rei)
"Kami akan berusaha" (Leroy)
"Kami sangat berterima kasih" (Irene)
"Hn.." (Aura)
Dan mulailah diskusi ini, sebenarnya Hanaya dan Mira kebingungan dengan apa yang di lakukukan kelima orang itu
Namun saat Hanaya ingin menghentikan mereka, salah satu juri melarangnya karena ingin mengetahui apa yang akan terjadi
Mereka berlima cukup lama berdiskusi, dan beberapa dari mereka berteriak akan rencana itu, hal itu membuat orang-orang menjadi semakin penasaran
Dan akhirnya mereka berlima bersiap, berbaris rapi di hadapan masing-masing boneka kayu dan Yizreal kali ini membawa sebuah tombak
"A-apa ini akan berhasil?" tanya Irene yang ragu
"Hn.... aku juga mulai ragu untuk hal ini" kata Laura juga
"Kalian berdua yakinlah, pasti berhasil" kata Rei yang menyemangati mereka
"Baiklah kita mulai" Yizreal yang memberi aba-aba
Kedua tangan Irene dan Laura di angkat lurus ke arah boneka kayu itu
"Wahai angin, jadilah badai dan seret semua musuhku, TYPON" muncu lingkaran sihir di depan Irene dan angin di sekitar boneka itu mulai berputar
Dengan cepat tercipta topan yang menyeret kelima boneka kayu itu dan menerbangkannya
"I-itu... gadis itu mempersingakat rapalan" kata salah satu juri yang terkejut
"Tiidak mungkin, butuh 10 tahun lebih untuk mempersingkat suatu rapalan" kali ini kata juri yang lainnya
Semua juri terkagum dengan apa yang di perbuat Irena, namun itu belum selesai
"Wahai api, bakar dan buat musuhku menjadi abu, FIRE BOLT"
Di depan Laura muncul sebuah bola api yang cukup besar dan meluncur kearah angin topan itu
Bukannya padam malah membuat topan itu menjadi tornado api yang cukup panas
Di amukan tornado api itu, Leroy sudah memposisikan dirinya berlutu di tempat dan di dekatnya terdapat 5 busur yang menancap, dengan terampilnya Leroy menembak tornado api itu
"Yizreal ayo kita akhiri" kata Rei dan di balas anggukan Yizreal
Rei berlari kearah tornado api dan setelah di depannya dia mengangkat pedangnya tinggi, sementara Yizreal melihat itu segera melompat tinggi
Dengan kuat Yizreal melempar tombaknya sampai terdengar hantaman di lantai
"DOUBLE ARM" dan membuat tangannya bercahaya
"HEEAA..."
SRIINGG...
Serangan dari Rei mampu membelah tornado api itu dan memperlihatkan apa yang ada di dalamnya
Lima kepala boneka kayu yang sudah hangus dan tertancap panah menggelinding, sementara tubuh kelima boneka itu menancap di satu tempat yang sama
Para juri, senior tingkat dua dan tiga, serta Hanaya dan Mira hanya bisa membuka mulut mereka cukup lebar
Dirinya tak menyangka kalau hasilnya akan seperti itu
"Menyerang boneka kayu dengan fisik atau sihir untuk menilai teknik, bukankah itu peraturannya?" ucap Yizreal yang memecahkan suasana
Hanaya yang segera sadar langsung medekati kelimanya
"K-kenapa kalian bekerja sama, bukankah itu curang?" kata Hanaya yang mencoba memprotes apa yang Yizreal dan temannya lakukan
"Kami tidak bekerja sama, kami hanya mengikuti peraturan untuk menyerang boneka, itu yang pengawas katakan bukan?" kini Yizreal yang membantah
"Lalu bagaimana kalian menjelaskan semua ini?" Hanaya yang tak mau kalah
"Mudah saja, kami menerang boneka kayu di depan kami, baik itu satu, atau lima bahkan sepuluh sekaligus... faktanya boneka itu ada di hadapan kami dan kami melakukan apa yang pengawas katakan"
"Jadi sederhananya kami menyerangnya bergantian, tidak ada peraturan untuk tidak menggunakan sihir area atau sejenisnya, kami semua menyerangnya dengan satu teknik dan... anda sudah melihat hasilnya"
Hanaya seketika terdiam mendengar Yizreal, semua yang di katakan benar, dan cara yang dia lakukan sama sekali tidak terpikir olehnya
Tidak ada peraturan yang melarang menyerang menggunakan sihir area
PLOK.. PLOK..PLOK..
Dan semua juri yang duduk tadi berdiri dan memberikan tepuk tangan yang meriah, dan tak hanya di situ saja, para senior juga bertepuk tangan mereka termasuk Mira
Mira kemudian berjalan kearah Yizreal dan lainnya, lalu memberikan pujian
"Kalain benar membuat kami terpukau, kalian berdua sejak kapan bisa mempersiangkat rapalan seperti itu?" tanya Mira yang penasaran
Sebenarnya mereka berdua senang sekali di puji seperti itu, namun saat di beri pertanyaan seperti itu, Irene dan Laura serempak melihat Yizreal
Kini mereka memandangi Yizreal yang terlihat tak acuh dengan keadaan saat ini
"Entahlah... aku tak tau, walaupun aku tau itu adalah rahasia, jadi mari kita lanjut ke tes selanjutnya" lalu pergi meninggalkan orang-orang yang penasaran di sana