"Gimana? Udah pada siap? Terserah mau lewat jalan mana, yang penting jam tujuh pas udah ada di Mall Sanjaya ya? Nanti gue tunggu di depan mall, sampe semuanya kumpul" jelas Levi di ambang gerbang sekolah, menjelaskan penjelasan untuk lomba yang akan diikuti. Dibarengi dengan teman-temannya yang sudah siap untuk melakukan perjalanan ke Mall Sanjaya.
Ditemani, matahari yang kian menampakkan dirinya, dan semangat yang belum luntur. Mereka dengan senyuman yang cerah pergi ke mall tempat mereka lomba.
-
Sampai di sana, Raksa melihat banyak kerumunan orang. Sepasang matanya tak mencari siapa-siapa, selain Levi.
"Sa!" panggil Levi, dari kejauhan.
Raksa pun menoleh, dan menghampirinya.
Setelah berkumpul semua, mereka absen ke panitia bahwa anggota bandnya sudah lengkap. Dan mereka masuk ke dalam basecampnya. Semua langsung bersiap, dari mengganti pakaian dan sedikit latihan untuk lagu yang akan dibawakan nanti.
"Sa, lo udah apal kan?" tanya Levi, pada Raksa yang sedang mengenakan kemeja kotak-kotak untuk menutupi kaos putihnya.
"Udah" balasnya, sambil menghadap kaca di depannya.
Saat pengambilan nomer undian, band mereka mendapat nomer undi 5 dari 12 peserta hari itu. Dan sekarang sudah menunjukkan nomer undi 3.
-
"Kak Zeo, Kak Vina, Kak Brandy, Kak Nafta ayo duduk disitu" kata Titan, sambil menunjuk kursi yang telah Ia pesan untuk 5 orang. Kedua dari depan, agar bisa melihatnya lebih jelas, katanya.
Hati Lavina berdetak menunggu Raksa, yang akan keluar setelah nomer undi 9 selesai. Lavina tidak tau apa yang akan Ia saksikan, selain Raksa. Titan juga tak kalah bersemangat, dengan es susu oreo yang sudah Ia persiapkan, Ia tak berhenti tersenyum sepanjang menantikan Raksa.
Nomer undi 4 telah terlewat, dan kini adalah saat dari band mereka.
"Kita panggil nomer undi 5, Pandawa Band! Hope U enjoy!" teriak dua host secara bersamaan, dibarengi dengan Levi dan teman-temannya naik ke atas panggung.
Lavina yang melihat Raksa, hanya tertegun diam.
Ganteng.
Batinnya.
Titan tak hanya bisa diam, Ia bahkan berteriak memanggilkan nama Raksa.
"Kak Raksaaa!"
Teriaknya.
Sekejap, penonton pun hening. Disaat sang keyboardis mulai memainkan not-notnya, disusul dengan Raksa mengucapkan kalimatnya. Raksa memilih menundukkan kepalanya, sama seperti rencana sebelumnya.
"... Ketika senja datang
Ku merasa setengah diriku menghilang
Bagaikan tak berdosa
Kau hancurkan rasa yang selama ini ku tanam
Saat semuanya telah pergi
Bayangmu kembali mengisi
Entah apa yang kau mau
Ku tak berhak lagi,
tuk mengungkit kembali ..."
Setelah selesai, Levi langsung menyusulnya dengan nyanyiannya.
Penonton yang melihatnya, langsung bertepuk tangan. Tak terkecuali Lavina, Titan, Brandy, Zeo, apalagi Nafta. Pembawaan lagu mereka, mampu mengundang para penonton untuk menyanyikan lagunya bersamaan.
Semua lancar, sampai Raksa mengubah beberapa dinamika karena Ia lupa.
Levi yang menjadi vokalisnya, merasa ada yang berbeda sedikit nada. Siapa lagi, kalau bukan akibat Raksa. Agar tak menunjukkan kesalahannya, Levi berusaha untuk tetap biasa saja. Dan mereka tetap berusaha sebaik yang mereka bisa.
"... Semua kelaraan ini terus berlanjut
Musim pun telah berganti
Karang pun terkikis menjadi pasir
Aku tau semua telah terjadi
Kefanaan ini membuatku lemah tak bernyali ..."
Bait terakhir, sebelum penampilannya dinyatakan selesai. Dibuka oleh Raksa, dan ditutup oleh Raksa. Tak ada yang bisa didengar selain tepukan dan teriakan dari para penikmat musik. Setelah itu, mereka langsung kembali ke basecampnya.
Masih baik-baik saja, sampai Levi mulai membicarakan yang di panggung.
"Maksud lo, apa langsung ubah-ubah dinamika kayak tadi?" tanyanya dengan posisi membelakangi Raksa.
"Lupa" jawabnya singkat.
"Lo bilang lupa? Semudah itu lo bilang lupa? Hah?!" tanya Levi, dengan nada yang semakin ingin mencapai puncaknya.
Tak ada jawaban dari Raksa, Ia tahu ini salahnya, tapi apa setiap penampilan harus sempurna?
"Heh jawab dong!" ketus Levi, yang langsung menarik kaos Raksa dan mencengkeramnya.
"Vi", "Levi", "Levi!"
panggilan di sekitarnya berusaha menyadarkan Levi. Levi pun melepas cengkeramannya, "maaf" katanya.
Zeo, Brandy, Nafta, Lavina, dan Titan yang sedari tadi menunggu di luar. Mereka menyaksikan apa yang tidak seharusnya mereka saksikan. Nafta, teman Raksa tak terima.
"Gak usah suruh-suruh gue gantiin siapapun lagi di band lo", ucapnya sambil mengambil perlengkapannya dan pergi keluar. Mengabaikan teman-temannya yang menunggunya, lebih tepatnya.
"Vi, seharusnya lo gak bisa nyalahin Raksa sampe sebegitunya. Raksa baru satu hari latihan, orang mana yang mau ikut lomba kalo latihannya cuma sehari doang. Pikir dong, Raksa udah mau. Gak seharusnya Vi, lo lepas kendali sampe kayak gitu" ucap Nafta, lalu menyusul Raksa yang sudah berjalan jauh.
Lavina dan yang lainnya, akhirnya memutuskan untuk berpencar mencari Raksa.
-
Sampai Lavina dan Titan berhasil menemukan Raksa, sedang duduk sendirian.
"Kak Raksa, aku udah bawa es susu oreonya nih" kata Titan pelan, menyodorkan segelas es susu pada Raksa.
"Argghhh!" teriak Raksa, lalu menjatuhkan segelas es susu yang dibawa Titan.
Ya, Raksa hilang kendali sama seperti Levi, dan pergi meninggalkan Titan.
-
Titan yang mengalami kejadian itu, hanya diam. Es susu oreo yang Ia bawa dengan rasa bahagia, dan kini harus dijatuhkan oleh seseorang yang dinantikan hadirnya. Tumpah, habis semua isi dalam gelas.
"Mbak, biar saya bersihkan" ucap Office Boy, dengan membawa kain pel beserta embernya.
Titan hanya jongkok sambil melihat tumpahan es susu oreo miliknya.
"Tan, ayo pulang aja yuk. Atau mau ke Kak Zeo?" bujuk Lavina. Ia juga ikut lemas, melihat perlakuan Raksa yang barusan. Tapi, Raksa memang orang yang hilang kendali kalau kesedihannya diganggu.
"Gak mauuuu" kata Titan, merengek menangis. Menutup kedua matanya, dan menangis sejadi-jadinya. "Kak Raksa, gak jahat kan kak?", "Kak Raksa masih baik kan kak?", "Kak Raksa gak marah sama Titan, kan kak?". Lontaran pertanyaan-pertanyaan dari Titan, dengan tangisannya.
"Enggak, Raksa masih kayak yang kamu kenal" jawabnya, sambil memeluk Titan. Sebelum mereka disusul Zeo, Brandy dan Nafta.
"Titan kenapa Vin?" tanya Zeo, panik. Dan langsung memeluk Titan.
Lavina pun menceritakan semua kejadiannya.
"Ayo pulang aja" kata Nafta, lalu berjalan ke parkiran diikuti yang lainnya.
Gue harus bawa pulang semuanya, daripada nanti ada yang tersakiti lagi gara-gara Raksa.
Batin Nafta.
Pukul 13.00, pengumuman kejuaraan band akan diumumkan.
Selamat menunggu
-Raksa