Terlihat di sebuah kamar Rena tampak berantakan, kertas-kertas berserakan di mana-mana.
" Akh..." Teriakan nyaringnya terdengar dan mengusik beberapa orang yang mendengarkan teriakannya.
Ceklek... Bunyi pintu terbuka. Tampak seorang perempuan paruh baya dan 3 orang pria memasuki ruangan tersebut.
" Kamu kenapa sayang" Ucap perempuan paruh baya tersebut yang merupakan ibu dari Rena dan tampak khawatir terhadap anak perempuannya.
" Mami.... Hiks..... Hiks..." Rena pun memeluk erat ibunya, Riska.
" Udah, kita bicarakan baik-baik ya." Ucap perempuan paruh baya tersebut dan mengelus pakan rambut Rena
" Cuci muka dulu kak, biar tenang" Ucap lelaki paruh baya yang merupakan ayah dari Rena, Aksara.
Kini Rena pun mencuci wajahnya dan keluar dari kamar mandi tampak sedikit lebih tenang.
" Jadi kamu kenapa?" Ucap Riska setelah melihat anaknya telah cukup tenang hanya untuk sekedar menjawab pertanyaannya.
" Kasus siswi Green School" Ucap Rena dengan nada lusuh.
" Kenapa?"
" Kejaksaan dan kepolisian sepakat menyimpulkan kalau kasus itu bunuh diri biasa. Karena korban sedang mengandung, dan dicurigai stres atas kehamilannya. Laporan tim forensik menyatakan kalau penyebab kematian nya pendarahan fatal di kepala korban. Di laporan tertulis kalau kuku korban di potong terlalu pendek sampai mengenai daging kuku korban. Menurutku kalau dia mau bunuh diri, dia gak perlu memotong kuku nya hingga seperti itu dan CCTV di atap sekolah rusak, gak ada saksi gak ada bukti dan ini beneran buntu, tapi aku yakin banget itu kasus pembunuhan.. Hiks..." Ucap Rena panjang lebar dan mengacak-acak rambut panjangnya.
Setelah mendengar kan cerita anak perempuannya yang cukup panjang, lelaki paruh baya itu pun pergi dan kembali dengan beberapa berkas di tangan nya.
" Rena ini liat lah." Ucap Aksara sambil menyerah kan beberapa berkas yang dibawanya.
" Kasus bullying, dana gelap. Itu berkas yang papi kerjakan sebelum nya. Kamu tahu kasus dana gelap mereka bilang hanya salah pelaporan itu di lakukan 3 kali hasil nya ditutup dengan laporan palsu. Yang kedua bullying 5 kali laporan dan 5 - 5nya ditutup karena pencabutan tuntutan dari korban. Itu hilang lagi, seingat papi masih banyak kasus tentang Green School."
" Terus apa yang harus kita lakukan Pi?"
Aksara pun melihat ke arah kedua anak laki-laki nya.
" Gak pi, itu gak boleh."
" Ini misi rahasia."
" Gak bisa pi..."
" Mereka di skors, kalau mereka ingin kembali mereka harus melakukan sesuatu. Dan sekarang satu-satu nya yang mereka bisa lakukan ya itu."
" Vin, Papi sama Rena ngomongin apaan?" Bisik Revano ke pada Delvino adiknya.
" Aku tanya papi ya bang." Balas Delvino.
" Papi sama kak Rena ngomong apaan, terus kita bisa kembali dari skors harus ngapain?"
" Kalian berdua mau?"
" Kalau kita balik jadi polisi lagi jelas kita mau lah, ya gak Vin."
" Jelas kita setuju banget."
" Jika ini berhasil kalian bisa kembali dan mungkin kalian akan dipromosikan, dan kalau kalian gagal, serta identitas kalian diketahui. Kalian akan di pecat, ingat ini kesempatan terakhir kalianini Papi dan Rena akan urus semua, kalian berdua tinggal jalanin aja oke." Ucap Aksara kepada kedua putra nya Revano dan Delvino.
" Mami sih dukung aja." Ucap Riska melihat situasi di depannya.
" Curiga gua." Ucap Revano dan Delvino dalam hati.
" Tapi ingat pesen aku, jangan sampai ketahuan selidik semua nya dan jangan tersisa." Ucap Rena kepada kedua saudara laki-lakinya.