Separation

Pukul 09.00

NEW YORK

Selama 3 hari Ell di sekolah hanya melamun, kedua sahabatnya itu heran dengan sikapnya.

"Ell, lu sakit?" Tanya Sisil.

"Iya, lu keknya sakit deh yuk ke UKS!" Sambung Sandra.

"Gw gak sakit!"

"Lah terus, tu muka kenapa hah?"

"Kalo ada masalah cerita ke kita, lu jangan diem aja!"

"Gw besok pulang ke Indonesia."

"What?!"

"Kenapa, tiba tiba begini?"

"Gara gara kejadian kemarin!" Jawab Ell singkat.

"Mereka ngadu ya ke ortu lu? Lu kan gak ngapa-ngapain mereka!" Timpal Sandra dengan muka yang kesal.

"Gw juga gak tau soal itu."

"Nanti kalian bantuin gw buat ngomong ke ortu!"

"Emang mau ngomong apa?"

"Soal yang kemarin, bokap gw nggak percaya kalo gw yang ngomong. Serasa anak pungut gw di rumah!" Kata Ell dengan mulut yang manyun.

"Emang lu anak pungut Ell?" Tanya Sandra heran.

"Ogeb lu pelihara!" Ucap Sisil sambil menyentil dahi Sandra agak keras.

"Auuu.." Ringis Sandra.

"Oke, jam berapa?"

"Jam 7 malam."

Mereka semua sudah sepakat untuk membujuk papa Ell pada jam

07.00.

Kamar Mama

Terlihat Mama yang sibuk menggambar model baju di meja kerjanya. Ell memberanikam diri masuk kedalam ruangan

"Ma!"

"Iya"

"Ma, tolongin aku biar aku gak pergi ke Indonesia."

"Kamu nurut aja ke Papamu."

"Tapi ma, aku gak salah."

"Walaupun kamu gak salah. Nama baik papa mama jadi taruhannya."

"Jadi Mama lebih mentingin nama baik daripada anaknya?" Ell segera berlari keluar kamar mama dengan tangisan yang tak bisa dibendung.

Jam 07.00 p.m

"Nona ini kopernya sudah siap."

"Hm"

"Duh mereka mana sih lama amat." Batin Ell.

Tok tok tokk

Suara ketukan pintu di rumah Ell. Yang diyakini Ell itu adalah kedua sahabatnya.

"Yuk masuk!" Ucap Ell.

"Mata lo kenapa sembab?"

"Kepo"

"Lo dimarahin bokap lo?"

"Gak"

"Terus di depan kok banyak mobil? Ada apa sih?" Tanya Sisil mengalihkan perhatian.

"Ya buat ngawal gw ke bandara lah." Ucap Ell sambil memutar bola matanya.

"Yuk ortu gw udah di dalem!"

Mereka bertiga mulai menaiki lift untuk menuju ke lantai 3, tepatnya di ruangan pak Devlin.

"Pahh.."

"Ell mau ngomong!"

"Ngomong aja"

"Soal 2 hari yang lalu, itu nggak seperti yang papah pikirkan."

"Iya om, Ell nggak ngapa-ngapain mereka." Ucap Sisil.

"Malahan Ell yang hampir ditampar." Sambung Sandra.

"Jadi, tolong om jangan pulangin Ell ke Indonesia."

"Iya pahh, jangan pulangin Ell ke Indonesia!"

"Jadi apa kalian punya bukti?" Tanya Devlin. Ell dkk terbeku ditempat menandakan mereka tidak punya bukti apapun.

"Tidak punya kan?" Lanjutnya dengan tatapan yang mematikan.

"Tapi kita emang gak salah."

"Setelah yang kamu lakukan selama ini, dan membuat nama baik ayah turun. Apa ayah butuh alasan lagi untuk memulangkanmu ke Indonesia?"

"Tapi yang harus disalahin buka Ell, Om"

"Terus siapa?"

"Helen"

"Bukannya yang seharusnya dihukum anak om sendiri bukan anak orang lain. Karena bukan urusan om."

"Tapi om bukannya ini terlalu kejam buat Ell."

"Om sudah menyiapkan semua kebutuhan untuk Ell"

"Kenapa papah lakuin ini ke Ell?" Tanya Ell sambil menahan emosinya.

"Papah hanya ingin kamu renungin masalah yang sudah kamu buat."

"Hahhh? Cuma soal ginian aja papah suruh Ell pulang ke Indonesia? Padahal dulu Ell sering buat murid-murid yang lain keluar dari sekolah! Dan papah tidak peduli soal itu. Papah hanya peduli dengan pekerjaan papah!" Ucap Ell dengan mata yang berkaca kaca.

"Papah bekerja untuk mencukupi kehidupan kita. Dan sekarang kamu tidak pernah kekurangan uang kan?"

"Yaa, tidak kekurangan uang, tapi kekurangan kasih sayang!"

Setelah mengucapkan kalimat itu Ell langsung lari keluar ruangan Devlin karena sudah tidak mampu membendung air matanya dan diikuti kedua sahabatnya.

Di kamar Ell

"Ell! Bukain pintunya!". Ucap Sandra sabil menggedor-gedor pintu. Terpaksa Ell membukakan pintu untuk kedua temannya.

"Ell, kabur aja daripada balik ke Indonesia." Ucap Sisil.

"Ogeb apa gua, mana bisa gua hidup tanpa fasilitas."

"Ya tinggal kerja ajalah."

"Kerja apa?"

"Lo kan sering ke club. Napa gak kerja disana."

"Kan, ogebnya keluar. Ogah banget gw k erja di club. Gw kan masih suci."

"Yaudah klo lo gamau sana ke Indonesia."

"Lo pada gak ada rasa sedih napa? Gw udah nggak ada disisi kalian, nggak bisa main sama kalian, dan terrible to fight harus dibubarin!"

"Gak bisa gitu, Ell. Kita bakal usaha kok biar kamu bisa balik kesini."

"Yaudah terserah kalian. Gw udah pasrah aja."

Ell segara mengambil koper dan melangkah keluar kamar, diikuti teman temannya dibelakang.

LONDON

21.00 p.m

Bandara belakang Mansion Zay...

"Zay, kamu beneran mau ke Indonesia?". Tanya bunda dan diangguki Zay.

"Ingat janji-janjimu". Ucap ayah mengingatkan.

"Iya, ayah".

"Nanti ayah bunda bakalan sering ke Indonesia buat jenguk kamu. Selagi nunggu ayah bunda jneguk, kamu harus hidup damai disana". Ucap bunda.

"Baik".

"Zay pamit, jaga diri kalian dengan baik". Ucap Zay.

"Hati-hati di jalan dan baik-baiklah hidup disana". Ucap bunda. Zay segera menyalimi tangan ayah bunda dan berjalan menuju pesawat pribadi keluarganya.