Dare?

Lapangan SMA Dirgantara

Keributan tetap yang terjadi di lapangan bukan karena pertengkaran tapi kehebohan para murid. Terlihat sang para dalang sedang diobati di pinggir lapangan. Sedangkan para murid banyak yang memvideo, memotret, dan live Ig. Sampai...

"Semuanya masuk ke kelas!" Teriak wakdir.

Seketika semua murid menatap kearah wakdir. Bukannya masuk ke kelas para murid malah tetap stay di lapangan untuk melihat hukuman apa yang akan diberikan. Wakdir menjadi jengkel dengan para murid l*knatnya. Bukan masuk malah live Ig. Wakdir merasa dirinya tidak punya kekuasaan disini dan merasa dianggap tukang kebon yang lewat doang.

Wakdir menatap kearah Ell dkk dan Zay dkk, dia berfikir dia tidak bisa menghukum anak dari para keluarga donatur, tapi peraturan harus tetap di patuhi. Dia langsung memanggil para murid yang berkelahi dan menyuruh mereka ke ruang wakdir.

"Zay, lo ke ruang osis." Ucap Zio sambil mengelus rambut Zay dengan lembut.

"Kenapa?"

"Karena kemungkinan mereka masih punya anak buah. Makanya kamu harus ke ruang osis biar aman." Jawab Zaydan. Zay mengangguk sebagai jawaban. Dia segera berjalan ke arah ruang osis.

Kelas XI Ipa 1

Ell segera mendudukkan dirinya ke bangku. Sambil mengingat-ingat kejadian beberapa menit lalu di lapangan. Bagaimana abangnya itu bisa tau masalah ini?.

Brakkk...

"Lo Ell, kan ?" Tanya seorang perempuan bername tag Fanny. Ell segera mengalihkan pandangannya karena bosan dengan perdebatan.

"Eh, lo budek ya! Lo Ell atau bukan?!"

"Iya, gw Ell. Kenapa?"

"Oh, jadi ini perempuan jalang yang deketin Vino dan Vino terluka cuma karena lo?! Level rendah berani juga deketin Vino!"

"Jaga omongan lo!"

"Kenapa emang masalah? Ya suka-suka gw lah. Mulut-mulut gw kok lo yang atur."

"Emang ya, mulut aja susah di atur jadinya diri sendiri juga gatau diri."

"Ya terserah gw lah, ini kan tubuh-tubuh gw."

"Ini juga tubuh gw. Jadi, terserah gw mau deketin Vino. Emang lo siapanya Vino?"

Fanny segera terbeku dengan pertanyaan Ell. Memang Fanny cuma bucinannya Vino dan gak dianggep siapa-siapa oleh Vino. Ini gak lo ya! Enggak ! Jadi ya enggak!.

"Emmm, kayaknya bukan siapa-siapanya Vino. Jadi, gausah belagu!" Ledek Ell dengan senyum meremehkan. Ell segera berjalan keluar dari kelas.

"Berhenti! Klo lo ngerasa pantes ama Vino. Lawan gw dulu." Ell membalikkan tubuhmya dan menatap tajam perempuan di depannya itu.

"Cuma itu doang?"

"Oke, gw kasih grup gw buat lo. Tapi klo gw menang lo harus jauh dari Vino dan jadi pembantu gw."

"Gw setuju. Lo yang ngurus semua." Ucap Ell meninggalkan kelas dan menuju kantin.

Skip kantin

"Ell!" Teriak Vino yang diikuti teman-temannya dibelakang. Mereka duduk semeja dengan Ell sedangkan Ell melamunkan sesuatu namun harus buyar karena panggilan Vino.

"Cepet amat?"

"Kek lo gak tau aja. Kan abang anak donatur. Wakdir mah gak berani."

"Bang, hukuman gak ngeliat kasta dan harus adil."

"Tumben lo bijak."

"Emang gw biasanya gimana?"

"Lo itu ogeb, ogeb, dan ogeb."

"Gak mungkin lah anak direktur dan designer ogeb."

"Nah itu mungkin bagi lo." Mereka berdua terus berdebat sedangkan teman-temannya mungkin cuma dianggap penonton biasa. Bukan VIP.

Skip Ruang Osis

"Zay!" Teriak Zaydan berlari kearah Zay dan memeluknya. Membuat sang empu terkejut.

Pletakkk ( ibaratkan suara jitakan kepala )

"Sakit cebol!"

"Jauhkan tangan lo dari adek gw!"

"Apa? My Princess aja b aja. Kok lo nya yang sewot"

"Gausah sok deket lo. Dia adek gw jadi hak gw buat ngusir gletser dari adek gw."

"Dasar cebol gak tinggi-tinggi!"

"Eh, gw naik 5 cm dari kemarin!"

"Cebol mah tetep cebol!"

"Daripada lo skincare an pake sayuran kulkas!"

"Diem!"

"Lo yang diem om-om tiang listrik!"

"Bang, siapa laki-laki yang baku hantam sama abang?" Tanya Zay kepada Zio.

"Dek, lo tertarik ma dia? YaAllah naudzubillah, jangan suka ke dia deh. Abang cariin yang baek-baek tapi jan dia."

"Zay, kamu jangan sampe suka ke dia. Disini udah ada pangeran berkuda putih nunggu kamu." Ucap Zaydan.

"Bukan gitu, pas aku ngasih tau margaku. Dia seolah ngeremehin. Padahal kan, aku mau buat dia takut karena aku seorang jaksa."

"Zay, lo ngungkapin identitas lo ke Vino?" Tanya Leon yang terdiam beberapa detik lalu.

"Kok bisa sih? Nanti klo masalahnya nambah panjang?" Tanya Zio khawatir.

"Dia salah satu orang yang terlibat."

"Tapi..."

"Udah, tenang aja bang. Aku bisa urus semuanya."

"Wakdir gak ngasih hukuman?"

"Dia hukum semua osis. Dia nyuruh kita tanggung jawab diacara kemah."

"Padahal gw mau rebahan." Ucap Zio. Membuat semua orang termenung, memang mereka tipe anak yang suka rebahan daripada harus kemah.

Skip Kantin

Sekarang Ell sedang termenung setelah mendengarkan penjelasan tentang grup sekolah yang di pimpin Fanny. Dia berfikir kalau dia mendapatkan grup itu, maka dia bisa mengalahkan para osis belagu itu. Tapi seorang perempuan yang memimpin grup besar pasti kuat, Ell sedikit khawatir bagaimana kalau dia kalah? Bisa-bisa dia auto jadi nerd.

"Dek!"

"Iya. Kenapa?"

"Lo daritadi dipanggilin. Kenapa sih?"

"Gapapa. Eh bang ceritain lebih detail tentang osis sama grupnya Fanny."

Mendengar hal itu, Vino segera menjelaskan semuanya dengan detail. Kelompok osis adalah lawan besar grup Fanny. Karena osis sebagian besar adalah murid yang hampir sempurna ditambah semuanya termasuk donatur sekolah sehingga didukung sekolah. Dan grup Fanny adalah grup besar yang dimasuki oleh orang-orang yang kuat dengan kasta tinggi.

Grup Fanny sangat suka berbuat ulah sehingga terkenal di seluruh sekolah di Jakarta. Sebagian menganggapnya aib dan sebagian menganggapnya pasukan penjaga sekolah, apalagi ada Vino dkk di dalam grup itu. Sedangkan osis dianggap sebagai anak emas sekolah dan kedudukan besar di sekolah.

"Jadi intinya Grup Fanny musuh Grup Osis"

"Iya, tapi memang tidak terlihat tapi ketika kita masuk ke grup itu baru terlihat kalau mereka membenci osis."

"Penjaga sekolah? Why?"

"Dulu karena disini banyak sekali murid berkasta tinggi. Jadi, banyak sekali ancaman untuk membunuh para murid itu. Jadi, Grup Fanny berusaha ngelindungin sekolah dan murid-murid."

"Lo pengen masuk ke grup itu?" Tanya Revan.

"Bukan, mereka nantang gw. Dengan imbalan gw jadi ketua tapi klo gw kalah gw jadi pembantu Fanny."

"What!!!"

"Tenang aja, dek. Lo bisa ngalahin Fanny."

"Makasih. Tapi seberapa hebat Fanny?"

"Sebenarnya dia tidak terlalu hebat. Tapi karena kasta, dia jadi ketua. Padahal abang bisa jadi ketua tapi karena ancaman yang terlalu besar, abang gamau."

"Oh gitu, jadi cuma satu sentilan aja dia udah kalah."

"Saya menunggu anda, My leader." Ucap Vino mencium tangan Ell seperti bangsawan.

"Tapi, karena ini tantangan besar. Pasti bakalan dimasukin ke aplikasi sekolah." Ucap Revan.

"Apa itu?"

"Lo belum download? Jadi sekolah ini punya aplikasi yang digunakan untuk memberitahu murid walau tetap ada surat sih. Dan disini semua tentang sekolah ada disana." Ucap Revan.

"Sekolah ini maju banget. Sampe teknologi semua diembat."

"Iya, katanya semuanya karena osis. Gatau terima kasih udah di bantuin ngelawan pembunuh. Malah grup kita dianggap aib. Sedangkan osis yang dipuji terus." Ucap Reyhan.

"Tapi, karena ini yang membuat para osis. Jadi cuma para guru termasuk direktur dan osis yang bisa akses dan menyetujui apapun. Dan kita cuma bisa ngasih informasi dan menunggu informasi kita di acc. Dasar osis egois!"

"Tapi gak mungkin semua di embat osis?"

"Ya tidak, Grup Fanny menguasai seluruh sekolah. Jadi, kalau ada osis yang berani berbuat sesuatu maka seluruh anggota bebas baku hantam di sekolah sebelum direktur atau wakdir datang."

"Dan...kita pernah buat beberapa senjata untuk ngelindungi sekolah!" Ucap Vino antusias.

"Udah , gausah bahas itu lagi. Capek gw denger kelebihan osis." Ucap Farel.

"Oh iya, beberapa hari lagi kemah. Mari kita buat kehebohan!"

"Let's play!"

Vote and comment karya kami. Maaf kalau karya kita kurang sempurna karna ini karya pertama kami. Kalau ada saran boleh comment.