Sampai beberapa teman di tempatku berkerja berkata,
" nanti kalo punya anak namanya vidio call aja ya " kata nya mengajakku bercanda.
Habisnya, Ribby selalu membuat aku penasaran selalu membuat aku berdebar membuat aku nyaman, untuk masa pendekatan ku kali ini rasanya aneh, ya sepertinya aku sudah gila.
Bukan untuk yang pertama kalinya aku menyukai perempuan, tapi banyak rasa yang baru dan berbeda kali ini. aku bukan tipe orang yang mudah penasaran, mudah suka ,mudah sayang, mudah nyaman. Apalagi karena pertama kali aku melakukan sex dengan perempuan ,pengenalan sex yang aku kenal hari itu tiba tiba sudah sampai di titik ' ya aku suka sensasi sex seperti ini '. Karena hal itu aku sering terlihat gonta ganti pasangan, tak perduli apa kata mereka, ' kalau aku ngga merasa puas dengan pasanganku, untuk apa hubungan ini ' .Gumam ku membela diri.
6 tahun aku mengenal dunia ini ,dalam 6 tahun ini hasrat ku dengan laki laki sudah tak ada, hanya 2 orang dari beberapa orang selama 6 tahun belakang ini yang menurutku lumayan bisa memuaskan nafsuku.
Selama berkabar dengan Ribby ,aku merasakan rasa yang aneh dan menurutku itu asyik. Aku berdebar hanya dengan membaca text whatsapp ketika membahas atau sesekali menjurus tentang sex, bisa sampai bulak balik tak karuan badanku, bisa sampai membuat muka ku memerah, bisa sampai demam muka ku saat membacanya
' Gila ini gila ,apa apaan coba! ngga pernah ada yang pernah membuatku berdebar seperti ini '. Gumam ku saat membaca text darinya.
Dan lagi perhatiannya membuat ku merasakan,
' aku beruntung ' .
Rasa nyaman dan sayang itu tumbuh sebelum kita bertemu. Padahal dulu bagiku pacaran dan kenal di dunia maya itu -nothing is for relationship-.
Tak heran rasa penasaranku selalu bertambah, ingin cepat pagi saat malam, ingin cepat bangun saat tidur, dan ingin cepat bertemu dan selalu bersama.
Hari berlalu, dan mulai terbiasa dengan kebiasaan kebiasaan yang baru. malam itu setelah pulang kerja aku berkumpul bersama teman teman ku di kedai. memang aku dan Ribby selalu saling meminta izin kalau ada perlu, itu jadi kebiasaan baru ku. sesampainya di kedai aku menelponya, tak seperti hari biasa malam itu dia tidak banyak bicara, meskipun telponnya tetap menyala
aku asyik mengobrol dengan temanku, seketika tersadar ' aku pulang aja deh mungkin dia nunggu aku pulang ' . batinku.
Aku bergegas pulang, ya itulah Ribby yang aku kenal selama perjalanan vidio call tak pernah mati, ini sudah masuk over protect tentunya, tapi tak tau kenapa sepertinya aku tidak mau mempermasalahkannya, aku menyukainya.
Sesampainya di kost ,aku kirimkan text whatsapp.
" Selamat tidur sayang " kataku disusul dengan emot icon cium.
tak lama dia membalas pesanku, ya hanya pesan basa basi saja. Lalu...
" Jane ,mau jadi pacar aku ngga ? ". balas Ribby menyambung percakapan basa basi sebelumnya.
' Beneran ini? ' batinku, berulang ulang ku baca sembari tersenyum.
" kamu ngelindur ngga sih ? ". balasku meyakinkan.
" ngga jane aku sadar " . " ngantuk banget emang " .Jawabnya
" ah kamu licik ngomong pas ngantuk ". jawabku
" yaudah sana istirahat ya selamat tidur ".susulku
" mau ngga jane jadi pacar aku ?". "kalo belom bisa jawab sekarang ngga apa apa kok" . jawabnya karena tak jua ku balas pertanyaannya dengan serius.
Ya pikirku apa yang harus ku jawab, mana mungkin dia merasa ku tolak dengan responku yang seperti ini.
" i do " jawabku singkat ,susul emot icon cium.
" BENERAN? "."YESSSSSSSSSSSS".
" AKHIRNYA RESMI " jawabnya dengan semangat.
18 mei, ya tanggal dimana status kita sudah menjadi pacar.
Hari pun berganti,
Aku yakin aku sudah dibuat gila olehnya. Entah kenapa selalu ada perasaan, ' ingin cepat besok ingin kembali telponan ,vidiocall ,chating lagi dengannya ' setiap datang malam itu yang sering terlintas di pikiranku.
Rindu ini semakin tak terbendung, jadi cengeng karena rindu padanya, ingin bersama, ingin memeluknya. Karena rindu itu, pertemuan kedua ku di dalam mimpi terjadi, aku memeluknya sangat erat, lari lari, lihat bintang. Mungkin ini yang sering orang katakan ' ingin terjaga dalam mimpi '.
Karena rindu kamisudah menumpuk, kami memutuskan untuk bertemu, tanpa diketahuinya dia lolos di tes ku yang pertama, ya tesnya ' datang dan temui aku ' . ku pikir dia tak akan berani menyusul ku ke Malang. Ditambah dia tak ada pengalaman pergi sejauh itu.
Tapi malam itu sungguh seperti imajinasi dan mimpi yang pernah ku bangun, di Stasiun Malang Kota Baru aku menemukanya, ini bukan imajinasi dan mimpiku lagi, aku menjemputnya bersama teman temanku, temanku sengaja meminta Ribby membawa salah satu motor agar bisa boncengan denganku, Awalnya kami jadi sama sama diam, sama sama salah tingkah, sampai akhirnya di motor dia menarik tanganku, tak pikir lama dan tidak ku tolak aku memeluknya.
Haha dasar ya, dasar kami anak muda
Kami menyambutnya datang dan sedikit minum minum, ku kenalkan Ribby pada teman temanku tak tanggung 1 - 2 orang, ku kenal kan Ribby ke satu kedai dimalam itu.
karena cuaca Kota Batu Malang memang dingin sangat cocok menyambutnya dengan sedikit minum minum.
setelah acara minum beres aku mengajaknya pulang ke kost. Sampainya di kost sekarang tinggal aku Ribby dan teman laki lakiku Ben kami melanjutkan lagi acara minum minum sebelumnya.
Tak terasa hari mulai pagi, karena asik bercanda aku lupa Ribby belum istirahat.
Ben pun sudah kelelahan sepertinya.
Aku ajak Ribby masuk kamar untuk beristirahat, mungkin karena pengaruh alkohol rasa canggung kami hilang, kami mengobrol lumayan lama.
Tak ingat awalnya seperti apa, sekarang Ribby ada di depan muka ku. Tangannya menyentuh dagu ku dan mengangkat sedikit daguku.
Jantungku berdebar, rasanya seperti semua darah di tubuhku mengalir ke atas kepala. Sekarang bibir kami bertemu. Kecupan lembut yang mulai membuas, nafas kami yang saling beradu.
Sedikit menyesal karena minum aku dan Ribby tak mengingat sama sekali awal mula bagaimana rasanya seperti apa. Yang tersisa kini hanya rasa lemas.
" selamat tidur jane " katanya sambil kecup keningku.
Sial aku tak jua tertidur, bodoh sekali aku menunggunya bangun, padahal dia di hadapanku
Ditinggal tidur saja aku bisa merasa sesedih ini
Benar benar aku sudah gila.