Ribby memelukku, Aku tidur dalam pelukannya tanpa mengenakan pakaian ku.
Sebelum aku mengenalnya, aku kira rasa puas ku dulu itu yang paling puas, setelah dengan Ribby aku merasakan semua hal yang belum pernah aku rasakan, sungguh ini mungkin jadi dosa terindah dalam hidupku.
Hari pun berlalu
Kami hanya punya waktu 6 hari lagi untuk bersama karena seminggu kedepan adalah Hari Raya Idul Fitri. Ya memang rencananya kami bertemu setelah hari Raya, tapi rindu yang memaksa kami untuk cepat bertemu.
Hari hari kami habiskan dengan hanya berduaan saja di kamar kost, minum minum ,kadang minum minum dengan teman teman ku di kedai biasa kami berkumpul. Sebelum Ribby datang ke sini aku memang sering mentraktir teman teman satu kedai untuk minum minum, Karena sekarang ada Ribby aku jadi sering melakukan apapun hanya berdua dengannya.
Tak terasa sudah hari ke 6 dia bersamaku disini, Rasanya baru kemarin malam aku menjemputnya di stasiun, sebetulnya aku tak ingin jauh lagi darinya tapi Keluarganya lebih penting dari ada aku. Hari terakhir Ribby disini, kalau aku tak pandai menyembunyikan kesedihan ini mungkin dia sudah melihat aku menangis merengek memintanya agar tidak pergi lagi.
Aku menghampirinya ,dia sedang berbaring dikasur sambil sibuk dengan ponselnya. Sibuk berkabar dengan ayahnya di bogor,
' mungkin ngobrolin buat pulang besok '. Gumamku
" Jane liat deh ". Ribby memanggil, menyuruhku untuk membasa text whatsapp dari ayah
" Dari ayah ya? ". Jawabku sambil menghampirinya.
Memang aku sudah mulai akrab dengan Ayahnya, dulu ketika Ribby di bogor berkabar denganku di Vidio call ayah sesekali muncul mengajakku bercanda. Ya, Ayahnya tau hubungan kami begitupun Mamaku, Mama juga tau hubunganku dengan Ribby. Karena sekalinya hal itu membuat mama sakit hati aku selalu terus terang apa pun yang akan mama katakan yang terpenting bagiku aku tak membohonginya.
Betapa senangnya aku, setelah membaca text whatsapp yang ayah kirimkan.
" Yaudah kaka lebaran di malang aja ya, temenin jane jagain jane, nanti pulang ke bogor jane bawa ya ".
Aku menatap ke arah Ribby
" Yeee kamu ga jadi pulang besok dong? ". Tanyaku bersemangat
" Iya sayang aku temenin kamu disini ". jawabnya sambil memelukku
aku membalas pelukanya melepas rasa sedih, baru saja aku berpikirn kami akan LDR an kembali
Sebulan penuh aku banyak menghabiskan waktu hanya berdua saja denganya, Meskipun tempatku berkerja tetap buka selama bulan ramadhan aku memutuskan untuk meliburkan diri
hanya sesekali kadang ku tinggalkan Ribby untul 2 sampai 5 jam kalau ada tamu reserve.
Dalam sebulan ini kami tak pernah bosan untuk bermain permainan permainan yang selalu Ribby tunjukan, kadang sehari tak cukup hanya sekali
Sampai akhirnya di bulan kedua kami memutuskan untuk pindah kost yang jaraknya cukup dekat dengan tempat kerjaku
Sebulan saja untuk tak cukup rasanya untuk bermalas malasan denganya, setiap kali ku tinggal kerja tak pernah lepas dari cium kening dan pelukan hangat sebelum pergi, berkabar lewat telpon dan chating.
Suatu pagi pukul 03.00 waktunya pulang, meski pun setiap saat bersamanya rasa ini tak berubah tetap selalu ingin cepat bertemu saat aku berjauhan, tetap sedih ketika ia tinggal tidur, tetap cepat ingin pagi saat malam.
Berjalan gontai setengah mabuk, dia sudah menjemput di depan tempatku berkerja.
" ayo pulang, kamu mabuk ya ". sapa nya sambil membopong badanku untuk duduk di motor.
" ngga kok ". jawabku manja sambil tersenyum,
aku memang lebih seperti anak kecil ketika mabuk.
setiap kali aku mabuk tiba tiba saja aku mempunyai banyak pengasuh.
" hem dasar, pegangan ya ". ujarnya sambil menahan tanganku di perutnya.
Sesampainya di kost dia membantuku menggantikan baju, membersihkan make up make up di wajahku, Kami bercanda mengobrol sampai pukul 05.00 pagi, tak ingat apa dia paham dengan apa yang aku ceritakan atau hanya sekedar iya iya saja agar aku tak rewel.
" Sini dong deketan sama aku jane ". Sambil menarikku untuk lebih dekat
" apaan sih iko ". jawabku sambil mengejeknya
" aku lagi bergairah nih ". jawabnya lagi lagi berbicara dengan nada dan wajah nakalnya
" ih kamu ini udah pagi tau ". Jawabku menolak baik baik
" ngga apa apa bentar aja ". Rayunya agar ku iya kan.
Terkadang meskipun aku tak ingin melakukanya, dia selalu berhasil memancing hasrat nafsuku
sepertinya jadi tak pernah ada jawaban tidak mau untuknya.
Dia memutarkan musik agar suasananya lebih membantu. Caranya selalu berhasil membuat aku ingin selalu melakukanya lagi
Kali ini dimulai dengan menciumi punggungku perlahan menuju leher dan pundakku.
Tangannya bermain lincah menggerayangi semua bagian tubuhku
Sesekli aku dibuat merasakan rasa sakit yang selalu ku nikmati, menjambakku, mendorong badanku agar menempel dan menghadap ke tembok, mendorongku agar duduk di bak mandi, membungkukan badanku dengan posisi tanganku yang ia tahan di belakang dan sesekali mendorong kepalaku masuk ke dalam bak mandi, menarik ku lagi ke kasur. Sentuhan bibir dan lidahnya yang tak pernah ku rasakan sebelumnya
Milik ku sudah basah dibuatnya karena foreplay yang ia lakukan, Ribby berbaring mendekatiku tangan dan jari jarinya membelai halus dari ujung kepalaku, hingga berada diantara pahaku
" ughhh ahhhh aku mulai ya jane". Desisnya tak tahan karena membelai milik ku yang sudah basah sekali. Nafsunya terlihat lebih jelas ketika dia tau bahwa bagian lemahku sudah basah.
Aku sibuk membalas ciuman buasnya.
Iya memasukan jarinya sambil tak henti menciumi bibir dan leherku, sesekali ku mendengar Ribby mendesis samar terhalang oleh suara nafas yang makin tak teratur.
Entah mengapa melihat wajahnya aku jadi semakin bergaira, Nafsuku terrangsang hebat
Mendengar suaranya membuat ku semakin menjadi. Jarinya dan bahasa tubuhnya selalu bermain dalam tempo yang pas
" aaahh iko ahhhh ". Desisku sambil menjambak rambutnya sesekali mencakar punggungnya. Semakin terlihat nafsu, desisan Ribby semakin jelas karena aku menjambaknya
" aaaaahhh ahhhhh terus iko ". Jeritku sambil menjambak rambutnya.
Ribby mengubah posisinya,
Kali ini Ribby setengah berbaring di bawahku, aku mendudukinya, Sambil berciuman jarinya tangannya bermain dengan puting ku sesekali menjilatnya.
" ayo jane jangan berhenti ". katanya perlahan sambil meremas hebat bokongku
Aku bergerak naik terun, maju dan mundur menikmati permainan ini sambil sesekali ribby menjambak, mencekikku, memukul pantatku, memasukan jarinya kemulut ku
Nafasku semakin tak teratur aku,
' Wow rasa apa ini '. batinku merasaka kenikmatan yang tak bisa ku ungkapkan
" ahhh ikoo ahhh ahhh ahhh ". semakin ku menjerit bersautan dengan desisan Ribby.
Sampai pada titik klimaks, rasanya tak bisa ku ungkapkan hanya dengan jeritan pun itu masih terlalu nikmat. badan ku desekali bergetar perlahan ada yang bergerak keluar dari bagianku
ini hebat rasanya sunggu tak terkira.
Aku tak tahu seberapa berisiknya kami.
saat melakukany jadi membuatku lupa kalau di sebelah kamarku tentunya ada pemilik kamar lain yang sedang tidur, muka ku memerah malu memikirkan ' apa aku berisik ' batinku
" hey, kenapa kok diem jane ". Ucap Ribby memecahkan lamunanku.
" emm, iko barusan aku berisik? ngga kan ?". tanyaku sambil menenangkan diri dari rasa malu
" haha emang kenapa sih? ".jawabnya enteng sambil mengocak rambutku
" ngga kan iko? ". Tanyaku kembali memastikan.
" Berisik banget, aku suka ". Jawabnya menarik daguku dan mencium bibirku
" Mampus ". Ucapku kebingungan sedikit panik karena ini sudah pagi
Karena saat melakukannya, Ribby membuatku merasa hanya ada kita berdua, membuatku tak menghiraukan apapun disekelilingku.
Ribby selalu mengakhirinya dengan mencium keningku dan memeluk erat tubuhku, nyaman sekali.
Rasa nyaman itu sering membuat aku tiba tiba menangis, ada rasa senang sedih semua jadi satu
Aku sering memejamkan mata ketika ia peluk.
rasanya aku bisa bernafas dengan lega ketika dipelukanya.
tak jarang setelah kami bermain kami hanya terdiam saling tatap diatas tempat tidur perlahan menangis bersama.
Tak hanya pikiranku, Ribby pun selalu memikirkan hal yang sama. Bagaimana dengan ini, hubungan ini apa kita bisa terus bersama.
Hubungan kami seperti layaknya aku dan dia bejuang menerobos satu dinding yang tebal dengan sisi yang berlawanan tapi kami hanya menggenggam jarum kecil.
Kenapa mencintainya harus sesedih ini ?.
" Jangan nangis jane, aku ngga akan kemana mana ". ujarnya menebak perasaanku
Aku tak menjawab apapun aku hanya terdiam sambil terus menangis
Aku sering mendengarkan hal yang membuat aku menangis bahagia,
" Jane aku sering berdoa supaya kita tetep bareng bareng meskipun aku tau mungkin itu ngga akan di denger sama yang Di Atas ". Masih ku ingat dia mengatakan ini di atas tempat tidur di salah satu villa dimana biasa kita menginap
" Jane liat bulannya cantik kaya kamu ". ucapnya sambil melirik ku di kaca sepion motor yang kita naiki. Mungkin ini jadi salah satu ucapan yang akan selalu aku ingat, karena mungkin hanya dia yang akan berkata seperti itu meskipun dia tahu aku seperti apa. Dari banyaknya orang yang ingin bersamaku bukan berarti tidak ada orang yang mengolok ngolok, mengejekku, memandangku sebelah mata, menganggapku tak penting.
Ketika mendengar ini kadang aku berpikir bahwa si bodoh ini membohongi aku tapi aku senang mendengarnya.
" Jane aku kangen, kalo nanti kita jauhan kalo kamu kangen aku kamu tutup mata ya, rasain aku pasti lagi meluk kamu, aku ngga mau kamu sedih kalo kamu ngga bisa liat aku ". dia mengirimkan text ini di Line meskipun kita berhadapan
" Aku mau tetep di samping kamu, kalo aku jauh aku takut ngga ada yang ngurus kamu ". Ucapnya ketika aku sedang sakit
" Jane nanti gaun pengantin kamu pasti bagus cocok kamu pake, pasti kamu cantik banget ". Ucapnya kalau kami sedang berandai andai bisa melakukan pernikahan normal
" Mata kamu ngga apa apa kok kamu cantik ". Ucapnya kalau mendengar aku mengeluh karena melihat mataku bekas kecelakaan sewaktu aku masih Sekolang menengah pertama
" Jane cantik ". ucapnya kalau melihat aku tiba tiba pucat karena aku sering sakit, Katanya dia tak sanggup jika harus bilang aku pucat
" Cepet pulang ya jane aku nunggu di sini ". Ucapnya ketika vidiocall sambil tersenyum, dia selalu menungguku dengan baik.
Aku bisa membuat teman temanku sirik karna sikap hangat yang selalu Ribby berikan padaku dimanapun itu.