0,3

Sesamapainya di rumah saila ai langsung membawa tubuhnya untuk membersihkan dirinya lagi dan bergegas untuk segera tidur.

Sekarang saila sudah berada di ranjangnya dengen menggunakan baju piamanya.Ia sebenarnya sudah siap untuk tidur dan bermimpi.Tapi entah apa yang sedang ia cari.Tangannya terus bergerak kesana kemari seperti mencari sesuatu.

"Ah...ponselku kemana?apa aku meninggalkannya di sana.Oh sialan.."ucap saila frustasi.

ini sangat gawat karena semua rahasia saila tentang hidupnya ini bisa terbongkar.Semua kebenaran saila bisa terbongkar hanya karna satu benda itu.semuanya ada di sana.

"Apa aku harus kembali lagi ke sana?ah...tidak tidak aku sangat malas untuk kembali ke sana.Sebaiknya aku menghubungi brian saja"

Saila langsung turun ke bawah dan menuju telpon rumahnya.Ia dengan cepat menekan nomor brian.

Berkali kali ai menelpon bria dengan telpon rumahnya.Tapi brian terus menolaknya dan membuat saila semakin kesal.

"Ck.dasar brian si otokang.Apa dia belum selesai dengan mainannya?"

Saila berdecak dan menelpon kembali brian.Telponnya tersambung dan kemudia saila tersenyum.

"Yak...otokang.Kenapa lama sekali sih angkatnya? Apa kau tidak tau saat ini aku sedang di ambang ke hancuranku hah."

"Yak.kau ini kenapa dramatis sekali sih.Dan seharusnya aku yang marah karena kau menggangguku yang sedang bermain."

"Apa kau belum selesai bermain?ck.Sudah cepat sudahi dan tolong ambilkan ponselku yang tertinggal di meja!!"

"Iya,nanti sekarang aku sedang bermain dengan mainanku dan kau jangan menggangguku"

"Yak.sudahi sekarang dan cepat ambil ponselku sebelum ada yang menemukannya!karena hidup dan matiku sekarang sedang di pertaruhkan"

"Ck.Hidup dan matimu.Kenapa apa kau gagal bermain dengan si reno hah."

"Yak.bukan itu.POKOKNYA SUDAHI PERMAINANMU SEKARANG DAN ANTARKAN POSELKU KERUMAHKU.AKU TUNGGU.Dan jika kau lama akan ku jadikan kau sebagai mangsaku besok"

"Hei ap-"

Tut....

[Brian side]

Ck.Dasar psycho gila.Apa dia tidak tau aku sedang bersenang senang dengan primadona sekolah yang sangat seksi ini.

Karnanya aku harus menyudahi permainanku ini.Aku langsung memakai baju dan celanaku lagi dan langsung keluar kamar.Meninggalkan mainanku yang sudak terkulai lemah akibat permainanku.

Aku langsung ke tempat tadi.Dimana aku dan si psycho gila itu mengobrol.Dan untungnya ponselnya masih berada di meja.

Aku mengambil ponselnya dan langsung menyimpanya di saku celanaku.Ck.Apa istimewahnya ponsel ini.Sampai dia bilang hidup dan mati.Bukannya dia memang sudah terbiasa berurusan dengan hidup dan mati orang lain dan bahkan tadi dia mengancamku akan menjadikanku sebagai mangsanya besok.Ck.Dasar gila.

Kini aku ada di depan rumahnya.Aku langsung memarkirkan mobil dan masuk kerumahnya.

Dan saat aku masuk seperti biasa aku langsung di samput oleh pelayan pelayannya.

"Oh..tuan brian.Noona sedang ada di kamarnya dan sepertinya noona sedang sangat kesal.Apakah ada sesuatu yang membuatnya kesal tuan?"ucap kepala pelayan.

Dan aku tau kenapa majikan mereka terlihat kesal."Ah...tidak dia hanya sedang merindukan ku saja kepala pelayan"ucapku.Dan langsung diangguki olehnya.

Ya.aku bilang seperti itu karna supaya mereka tidak banyak bertanya padaku.Dan mana mungkin psycho gila itu merindukanku.Big No.Aku tau psycho gila itu tidak mempunyai persaan dan hatinya sudah membeku sejak lama.

Aku langsung menaiki tangga dan berjalan menuju kamar psycho gila itu.saat sudah sampai di depan kamarnya aku langsung membuka kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Ku lihat dia agak sedikit kaget karna pintu kamarnya di buka.Aku langsung mendapatkan lemparan bantalnya.Huuh dasar menyabalkan.

"Yak...psycho gila apa kau tidak tau caranya berterima kasih?bukannya kau berterima kasih kau malah melemparku dengan ini"ucapku dengan kesal dan sambil menunjuk bantal tadi yang ia lemparkan padaku.

"Itu salah mu kenapa kau lama sekali?dan juga kenapa kau tidak mengetuk pintu terlebih dahulu"ucapnya sambil berusaha menutupi badannya.

Emangnya badannya kenapa?dan dia sedang menonton apa?sampai sampai marah seperti itu.Bukannya aku memang sudah terbiasa masuk tanpa mengetuk pintu kamarnya?dan dia biasa saja.

Ck.Dasar psycho gila.Aku berjalan mendekatinya tapi langkahku terhenti karna dia menyuruhku berhenti.

"Hei...otokang berhenti di sana.Dan jangan mendekat"ucapnya

Memangnya kenapa apa?ada apa dengannya dan kenapa dia terus berusaha menutupi tubuhnya.Aku tidak mendengarkannya dan terus berjalan mendekatinya.Ku lihat raut wajahnya menjadi gelisah.

"Kau ini kenapa sih dan ini kenapa kau berusaha untuk menutupi tubuhmu hm"aku langsung menyibakan tubuhnya.Aku langsung menelan ludahku dengan kasar.Kalian tau?dia tidak memakai bajunya.Dan apa itu?apa kah dia mengngenakan toys sex.

"Yak.otokang apa yang kau lakukan?"dia langsung menutup tubuhnya dengan selumut tadi.Ku lihat mukanya memerah.Oh.Apa dia sedang terangsang.

Aku merasakan adikku menegang.Uh di dalam rasanya terasa sesak.

"Hei...apa kau sedang bermain sendiri hmm?saranya akan sangat nikmat jika kau bermain dengan lawan jenis."godaku

"A-apa yang kau katakan?cepat keluar dan tunggu aku di bawah!"ah...Dia sangat imut jika sedang malu.

"Apa kau butuh bantuan ku?aku dengan senang hati akan melayani mu"goda ku lagi.Dan ku lihat mukanya sangat merah sekarang.Hahaha....dia sangat lucu.

"Ti-tidak.Keluarlah sekarang atau aku akan membunuhmu sekarang juga"eoh..dia mengancamku.

"Hahaha...kau sangat lucu kalau sedang malu.Baiklah aku akan keluar."aku langsung keluar dan turun kebawah.

Aku menunggunya di ruang tamunya.Pelayan langsung datang dengan membawa cola dan camilan.Kemudian mereka meninggalkanku.

Tak lama dari itu psycho gila datang dengan menggunakan baju piamanya.Kemudian dududk di depanku.

"Mana ponselku"ucapnya sambil mengulurkan tangannya.

Dangen cepat dan malas aku merogoh saku celanaku dan memberikan ponselnya.

"Apa pentingnya sih ponsel itu?sampai kau mengganggu permainanku huuh."ucapku malas.Dan hanya di balas dengan putaran mata malasnya.Menyebalkan.

Ia mendekat kepadaku dan duduk di sampingku.Dan lalu dia memposisikan aku untuk menghadapnya.Lalu dengan malas aku mengikutinya.

Cupp...

Tanpa aba aba dia langsung mencuim bibirku lama dan membuatku tersentak.Lalu ia melepaskannya.Dan kembali duduk di depanku.

"Terimakasih brianku"ucapnya.

Ah...kenapa jantungku berdegup kencang sekali saat dia mencimku.Maksudku kau tau rasanya berbeda saat aku mecium mainan mainanku.Dan rasanya aku seperti tersengat listrik.Dan bibirnya itu meninggalkan rasa cerry yang manis dan aku menginginkanya lagi.

"Hei...brian kau baik baik saja kan?hei."dia mengibaskan tangannya tepat di depanku.Dan bertusaha untuk membuatku sadar.

"Hei bri apa kau baik baik saja?"

Plak...

Aku langsung tersentak saat dia menamparku."eoh...ada apa?"

Dia terlihat hawatir padaku"brian apa kau baik baik saja?"tanyanya.

Apanya yang baik baik saja.Apa dia tidak tau aku sedang memikirkan ciuman yang dia beri tadi dan aku sekarang mengnginkannya lagi.Uh...rasanya sangatlah manis dan aku menyukainya.

"Brian"

"Eh aku tidak apa apa.Dan aku sekarang mau pamit"

"Oh..oke mari aku antar"ucapnya

Aku langsung berjalan keluar dan masung ke dalam mobilku.Aku mengarahkan mobilku untuk ke jalan rumahku.

Dan saat sampai di dalam rumahku sama dengan tadi aku langsung di sambut oleh para pelayanku.

"Tuan air hangatnya sudah kami siapkan dan makan malam akan kami siapkan"ucap kepala pelayan.

"Oh...baiklah.Tidak usah membuat makan malam untukku.Aku sudah makan tadi"

"Baiklah tuan"

Aku langsung menuju kamarku dan langsung berjalan menuju kamar mandi.Mungkin dengan berendam akan menghilangkan ciuman tiba tiba tadi.

_______________________________________

Tbc...

Oke di lanjutin atuh bacanya dan jangan lupa tinggalin jejaknya ya😆.

    Salam hangat brian

yang sedang beremdam

AR2912 SAYANG KALIAN

Babay.....