0,6

"Ya.itu-itu karna..."dia sepertinya sedang memikirkan alasan"ah...ya.Itu karna kamu sibuk dengan pacarmu itu kan?.Makanya aku engga mau kasih tau kamu karna takut ganggu kamu."jelasnya

"Tapi kan aku selalu ada kalau kamu kenapa-napa.Apa kamu lupa?"ucapku tak terima.

"Sudahlah jangan di bahas lagi.Mending kamu pulang saja."ucapnya.

Entah kenapa saat dia meminta aku untuk pulang.Emosiku langsung memuncak.Aku menunggunya bagun sampai sekarang.Hanya untuk menanyakan kabarnya dan aku malah di suruh pulang.

"HEI...KAMU TAU AKU MENUNGGUMU BANGUN SAMPAI BERJAM-JAM.DAN SAAT KAMU BANGUN KAMU MALAH NGUSIR AKU?"ucapku

Aku lihat dia tersentak karena aku menaikan nada bicaraku.

"Bu-bukuan begitu mak-"ucapannya langsung aku potong karena aku sangat marah."Lalu bagaimana hah?apa kamu sudah tidak mau berteman denganku lagi?"ucapku

"Tidak bukan begitu brian.Maksudku apa kamu tidak akan di marahi oleh mila?"ucapnya.

"Dia tidak ada urusanya disini.Aku tanya sekali lagi kenapa kamu tidak memberitahuku?"ucapku sambil meninggikan nada bicaraku.

"Aku,aku takut kamu meledek aku.Makanya aku tidak memberitahumu."cicitnya.suaranya sangat kecil tapi aku masih bisa mendengarnya berbicara.Lucu.Ya dia sekarang sagat lucu.

"Hahaha... Kenapa kamu takut aku meledekmu.Apa kamu tau dua hari kemarin aku sangat memkhawatirkan mu tau?"ucapku.

"Oh ya?aku kira kamu sama sekali tidak ingat lagi denganku.Dan untuk apa kamu khawatir padaku yang jelas jelas sudah banyak yang menjagaku.Dan apa kamu lupa aku adalah seorang psychopath?"ucapnya.

Benar juga untuk apa aku sangat mengkhawatirkannya,yang jelas jelas banyak yang menjaganya.ahk...ini sangat membingungkan.

"Tapi aku tetap khawatir padamu!!"ucapku tidak mau kalah.

"Ahk...su-sudah lah aku tidak mau ber-berdebat dengan mu."ucapnya.

"Apa kamu tidak apa-apa?"ucapku.

Dia tidak menjawabku,dan malah meringis ke sakitan sambil memegangi perutnya.Ukh...aku sangat khaawatir.Aku takut dia kenapa-napa.

"Ahk....kenapa sakit sekali.*hiks...sakit."dia terus terus meringis sambil memukul mukul perutnya.

"Hei.Tenanglah.Jangan di pukul-pukul seperti itu.Itu akan membuatnya semakin sakit."ucapku sambil menahan tanganya.

Dia menatapku denangan tatapan memelasnya."Sakit bri...perutku sangat sakit.Hiks...hiks.."

Aku langsung memeluknya dengan sangat erat.Aku tidak suka saat dia kesakitan seperti ini.aku terus memeluknya semakin erat.

"Kita ke rumah sakit ya?"

"Tidak...aku tidak mau ke tempat itu."bantahnya.

"Hei.Kamu bilang perutmu sangat sakit.Kita harus ke rumah sakit.Untuk mengeceknya."bujukku.

Dia melepaskan pelukanku dan berusaha untuk menahan rasa sakitnya.kemudian dia menatapku.

"A-aku tidak mau ke sana.Dan jika kamu terus memaksa.Lebih baik kamu pergi dari sini."ucapnya sambil menahan sakitnya.

Uhk...aku tau kenapa dia tidak mau ke rumah sakit.Aku tau bahwa dia sangat membenci tempat itu.Tapi sekarang menurutku dia harus ke rumah sakit.Aku takut terjadi apa apa padanya.

"Kamu harus ke rumah sakit sekarang juga!!"ucapku dengan nada memaksa.

"Aku bilang aku tidak mau ke sana."ucapnya dengan menaikan nada bicaranya.

Tanpa aba-aba aku langsung meng-gendongnya.Dan berjalan ke bawah.Dia terus meronta ronta padaku.

"Turunkan aku!!aku tidak mau ke rumah sakit.Turunkan aku!!"ucapnya sambil memukul mukul tanganku.

Saat aku sudah ke bawah aku lihat bunda sedang memakan buah-buahan di ruang tamu.

"Eh..eh.Itu saila mau di bawa kemana?dia ini sedang sakit ga boleh keluar dulu brian."ucap bunda.

"Brian mau bawa dia ke rumah sakit bun."jelasku.

"Ga usah.Kamu ga denger sailanya ga mau ke rumah sakit.Kita panggil aja dokternya kesini."ucap bunda.

Aku langsung menurunkan saila.Aku liat wajahnya saila seperti orang yang sedang menahan amarah.Ya.Aku tahu dia marah kepadaku.Tapi aku juga sangat menghawatirkannya.

"Dokternya tidak bisa datang dia sedang di luar negri."ucap bunda.

Kalau dokternya tidak bisa datang berarti saila yang harus mendatanginya.

"Baik lah kalo seperti itu saila yang harus mendatangi dokternya!!"ucapku.

Aku langsung medekati saila,dan berniat untuk meng-gendongnya lagi.Tapi saila dengan cepat menghindar dari ku.

"Aku tidak mau ke tempat itu.!!"ucapnya dengan penuh tekanan di setiap kata yang dia ucapkan.

"Kamu harus ke sana.Kalau tidak kamu akan sakit terus saila."bujukku.sambil sedikit sedikit mendekat padanya.Namun langkah ku terhenti saat dia langsung memegang pisau bekas buah tadi.

"Jangan mendekat lagi.Aku sudah bilang kan.Aku tidak mau ke tempat itu!!.Dan kalau kamu masih memaksa labih baik aku mati saja dari pada harus kesana."ucapnya sambil mengarahkan pisaunya ke pergelangan tangannya.

"Brian sudah jangan memaksanya.Bunda tidak mau kehilangan anak bunda untuk ke dua kalinya."ucap bunda.

Yah aku tau bunda pernah kehilangan anak pertamanya yang berselisih satu tahun dengan ku dan juga saila.

[Saila side]

Deg...deg...

Kanapa bunda mengingatkan aku lagi tentang dia.Aku kan sudah bilang supaya bunda tidak membahas tentang ini lagi.

Tapi kenapa bunda berbicara seperti itu?

Entahlah,yang terpenting aku tidak jadi ke tempat yang paling aku benci itu.Tempat yang selalu memberikan harapan palsu kepada semua orang yang datang ke tempat itu.

Awalnya aku percaya pada tempat itu.Tapi setelah kejadian lima tahun yang lalu,aku jadi tidak percaya lagi pada orang orang disana.Dan aku juga menjadi sangat membenci tempat itu.Karna tempat itu yang sudah merenggut kakak ku dariku.Dan sejak kehilangan kakakku aku menjadi depresi,dan sekarang jadilah seorang saila si psycho.Jadi aku bukanlah seorang psycho dari lahir.Aku hanya ingin mencari kebahagian.Dan kebahagian ku,itu aku dapatkan saat mendengar para mangsaku menjerit kesakitan.Maka dari itu sampai sekarang aku masih suka bermain dengan mangsa mangsaku.

Dan asal kalian tahu.Aku tidak akan bermain dengan sembarang orang.Aku hanya akan bermain dengan orang yang selalu membuli kakakku waktu dulu.Dan orang yang selalu memanfaatkan tubuh kakakku yang polos itu.Aku hanya akan bermain dengan orang yang telah menyakiti kakakku dan aku juga hanya akan bermain dengan orang yang telah memanfaatkan tubuh kakakku yang polos itu.

Jadi aku tidak membunuh orang yang tidak berdosa.aku hanya akan bermain dengan orang yang penuh dosa saja.

Emangnya membunuh manusia tidak dosa?ya.Aku tahu itu dosa.Malah itu adalah dosa yang sangat besar dan tidak bisa di ampuni.Tapi aku akan sangat depresi jika tidak membalaskan dendam kakakku pada mereka yang menyakitinya.

Meski kakak ku menitipkan pesan padaku waktu sehari sebelum dia meninggalkan ku.

Flassback**

"Saila sayang."

"Ah...iya kak.Ada apa?,apa kakak ingin aku mengambilkan makanan atau air minum?ahk...apa kakak mau minta bantuan aku untuk pergi ke kamar mandi?baik lah ayo kak aku antar."

"Ah...tidak-tidak kakak hanya ingin kamu mendengarkan kakak"

"Ah...baiklah.carita Apa yang akan kakak ceritakan padaku?aku pasti akan mendengarkan dengan baik."

"Hahahaha.Kakak tidak akan bercerita apapun sekarang padamu saila.Kakak hanya ingin bilang bahwa kakak menyayangimu.Kakak juga sangat menyayangi bunda.Ahk..dan brian juga kakak menyayanginya.Kakak sudah menganggapnya sebagai adik laki laki ku juga.dan-"

"Uh...aku juga menyayangimu kak.Maka dari itu kakak harus sembuh demi aku ya?Dokter bilang kakak akan sembuh"

"Saila sayang.Jangan mudah percaya kepada semua orang yang baik di depanmu.Karna belum tentu mereka benar benar tulus kepadamu.Mereka bilang seperti itu supaya kita tidak menghkawatirkan masalah ini dengen berlarut-larut.Karna akhirnya yang mereka inginkan tidak akan tercapai.Apa Kamu tau?penyakit yang kakak punya ini sangat langka dan tidak bisa di sembuhkan.Maka dari itu kakak bilang kakak sangat menyayangimu.Sebelum kakak pergi kakak ingin bilang bahwa kakak menyayangimu saila sayang.Terima kasih karna kamu sudah mau menjadi adik yang baik dan sudah mau menganggapku sebagai kakak mu.aku sangat menyayangimu saila."

"Kakak apa yang kakak katakan.Mereka bilang kakak akan sembuh.Jadi jangan pernah berbicara seperti itu."

"Saila apa kamu tau penyakitku ini sudah sangat parah dan sulit sekali untuk di obati.Makanya dari itu aku tahu.Aku tahu aku tidak akan sembuh dan sebentar lagi aku akan pergi meninggalkan kalian semua.Aku tau nanti kalian akan sangat terpukul saat mengetahui aku sudah tidak ada di dunia ini.Aku tahu nanti kalian akan menangisiku tiap malam.Maka dari itu jangan terlalu berharap aku akan sembuh dari penyakit ini.Aku tidak mau nantinya kalian semua menangis dan merasa kecewa saat aku tidak ada lagi di dunia ini.Dan aku minta padamu jangan pernah membenci siapapun.Dan aku juga ingin kamu berjanji supaya kamu tidak akan menjadi seperti ku.Aku ingin kamu berjanji agar tidak menjadi sepertiku.Dan jangan membalas dendam kapada pada siapa pun karna ini adalah salah ku.Dan berjanjilah untuk tidak melupakan kakakmu ini.karena aku akan sangat sedih saat kamu membenci ku.Karna aku sangat menyayangimu."

"Baiklah aku akan berjanji untuk tidak melupakan kakak.Tapi kakak juga harus berjanji padaku.Kakak akan sembuh dan bermain lagi dengan ku dan brian.Dan jika kakak sembuh nanti aku akan menjadi adik yang penurut dan tidak akan membantah lagi pada kakak.Kakak juga harus berjanji.Kakak akan bermain dan bersenang senang lagi bersama ku dan brian.kita harus bersama-sama lagi seperti dulu.berjanjilah padaku kak."

Kakakku langsung memelukku sangat erat.seperti ia akan pergi jauh dari ku.Kita terus berpelukan sampai keduanya tertidur.

Di pagi hari aku terbangun.Dan sudah menjadi kebiasaanku untuk membangunkan kakakku.aku terus membangunkannya.Dari mulai mengguncang tubuhnya hingga aku meneriakan namanya untuk segera bangun.Tapi dia tidak membuka matanya sama sekali.Dan dari situ aku mulai sadar bahwa kakakku sudah meninggalkanku.Di situlah aku teringat pembicaraan kita berdua.Kakakku benar aku tidak boleh mempercayai orang lain.

Dan semenjak kakakku tiada aku selalu melihat bunda menangis dikarmarnya sambil memegang foto kakakku.Tapi di saat aku memdekatinya bunda selalu tertawa seperti tidak ada apa apa.Padahal aku melihat semuanya.Aku juga tau dia sangat kehilangan kakakku sama seperti ku.

Hingga suatu saat aku melihat ketua geng sekolah yang sangat di cintai kakakku tertawa dan bercanda di saat aku kehilangan kakakku.Dan saat itu lah aku melanggar janji ku kepada kakakku.

Janji aku tidak akan menjadi seperti dirinya,

Janji dimana aku tidak akan berusaha untuk melupakanya,

janji dimana aku tidak akan menyalahkan siapapun atas meninggalnya kakakku,

Dan janji di mana aku tidak akan membalas dendam atas kepergian kakakku.

Semuanya berawal dari sini.aku menjadi seorang yang tidak mau berbicara dengan siapapun dan tidak mau bergaul dengan siapapun.aku yang menutupi semua itu dengan menjadi anak yang teladan dan merebut hati semua orang dengan sikapku yang seperti itu.