Halo.. bagaimana hari kalian semoga selalu bahagia jangan lupa jaga kesehatan dan Jagan lupa jaga hati buat doi 😄😄
Jangan lupa follow, komen dan ⭐
Happy reading gaes
Kabar mereka terlibat dalam sebuah hubungan sudah tersebar di seluruh penjuru kantor.
Padahal Lexi sudah memberi tahu pada galaksi jika dia akan menyembunyikan hubungan mereka jika berada di dalam lingkungan kantor dan galaksi waktu itu setuju dengan permintaan Lexi
Namun permintaan itu hanya berlangsung selam 1 hari,
Bagaimana tidak orang-orang yang berada di kantor tau jika mereka terlibat dalam sebuah hubungan jika tiap jam galaksi tidak pernah absen untuk menyatroni meja kerja Lexi sedangkan ruangan Lexi di kelilingi kaca yang tembus pandang
"Lexi apakah masih ada meeting lagi setelah ini?"
"Tidak ada pak, semua meeting telah selesai untuk hari ini"
"Baiklah kalu begitu mari kita keluar ada sesutau yang ingin aku tujukan padamu" kata galaksi sambil menautkan jemari mereka
Belum sempat galaksi meraih kenop pintu, ia malah di kagetkan dengan suara yang menusuk telinganya
"Anjir untung gak loncat keluar nih jantung, kalu mau keluar kasih aba-aba dong, mau bikin temen sendiri kena serangan jantung terus koit, bisa potek hati perempuan di dunia ini kalau tau stok cowok ganteng kayak gini koit gara-gara serangan jantung mana belum nikah lagi" kata Edgar tanpa jeda sambil mengelus dadanya
"Itu ada pintu gunanya buat di ketuk sebelum masuk ke ruangan orang Jagan asal nyelonong"
"Lupa hehe" kata Edgar sambil cengar-cengir, galaksi yang mendengar hanya bisa mendengus kesal
Pandangan mata Edgar tertuju pada tangan mereka yang saling menautkan jemarinya
"Elah.. yang lagi di mabuk cinta lengket bener kayak perangko apalagi liat tu tangan mau nyebrang jalan pak gandengan mulu" celetuk Edgar
"Jomblo diem aja"
Lexi yang mendengar perdebatan antara dua sahabat ini hanya bisa menggelengkan kepala
"Woy woy ini ada berkas yang harus di tanda tangani segera" kata Edgar sambil sedikit berteriak memanggil sejoli itu yang mulai menjauh dari hadapannya, namun yang di panggil tidak memperdulikannya
***
Setelah beberapa menit membelah kemacetan ibukota akhirnya mereka sampai di tempat tujuan
Baru saja mereka sampai di lobby banyak pasang mata yang mencuri-curi pandang Lexi merasa risih dengan tatapan mereka hanya bisa menundukkan pandangannya
Galaksi yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Lexi yang tidak nyaman akan pandangan mereka berdehem cukup keras, hingga dengan cepat mereka mengalihkan pandangannya
Deg
Tangan Lexi yang mungil terbungkus apik di dalam genggaman tangan galaksi yang kekar dan hangat
"Kamu harus mulai terbiasa dengan sentuhan mengejutkan saya Lexi" kata galaksi sambil berjalan memasuki apartmentmya
"Apa selama ini kamu tinggal disini?"
"Iya, tapi beberapa hari yang lalu aku memutuskan untuk kembali ke rumah orangtuaku" Lexi hanya manggut-manggut
Ruangan yang di dominasi dengan warna abu-abu hitam, tidak terlalu banyak barang hanya beberapa bingkai foto yang terpajang di dinding ruang tamu galaksi
Lexi yang tengah asyik memandangi apartemen galaksi di kejutkan dengan tangan kekar yang melingkar di pinggangnya
"Sedang memperhatikan apa hemm?"
"T..Idak h..anya melihat lihat saja" kata Lexi Gugub ia belum terbiasa dengan sentuhan galaksi yang mengejutkan
"Apakah udaranya terlalu panas hingga membuat pipimu merah seperti ini baby" bisik galaksi tepat di telinga lexi sambil menol-noel pipinya
"Berhenti menggodaku" kata Lexi sambil memalingkan wajahnya
"Mari istirahat sebentar, setelah itu kita akan ke suatu tempat" kata galaksi sambil berjalan ke kamarnya di ikuti lexi di sebelahnya
Baru saja galaksi akan duduk di sofa ada seseorang yang menelvon
"Aku tinggal sebentar, istirahat saja dulu" kata galaksi dan berjalan keluar kamar
Setelah kepergian galaksi Lexi memperhatikan kamar galaksi, tidak jauh berbeda dengan ruang tamu, hingga pandangan Lexi tertuju pada sebuah bingkai foto di atas nakas, terlihat seorang gadis cantik tengah tersenyum bersama galaksi, senyum yang sangat manis senyum yang belum pernah di tunjukkan galaksi kepada Lexi
Entah mengapa hanya melihat foto mereka tiba-tiba oksigen semakin menipis hingga ia merasa sesak di dadanya
"Kenapa belum istirahat hemm" kata galaksi sambil medekat ke arah ranjang
Lexi yang terkejut tanpa sengaja menjatuhkan bingkai foto yang iya pegang
Praaanggg
Lexi yang sadar dari lamunannya langsung membereskan serpihan kaca yang bertaburan di atas lantai
"Apakah kamu tidak papa Lexi? Apa ada yang terluka coba sini aku lihat" kata galaksi panik
"Tidak ada, maaf karena kecerobanku bingkainya jadi hancur" kata Lexi sambil memberikan foto itu kepada galaksi
Deg
Betapa terkejutnya galaksi setelah melihat foto itu, foto di mana dirinya tengah tertawa bersama seseorang yang sangat ia sayangi dan membuat ia terpuruk beberapa tahun
Lexi memperhatikan ekspresi galaksi yang tiba-tiba berubah menjadi dingin dan datar, namun ada setitik luka yang tersirat di wajahnya
"Siapa dia apakah dia sepupumu?" Tanya lexi, masih memperhatikan galaksi yang tengah memandang foto itu
"Bukan"
"Ah.. baiklah lupakan saja pertanyaanku barusan, apakah kamu ingin makan sesuatu biar aku buatkan kamu tunggu di sini saja atau bisa istirahat sebentar" kata Lexi mencoba mencairkan suasana
Tanpa menunggu jawaban dari galaksi ia segera keluar dan menuju ke pantry
"Maafkan aku Lexi, seharusnya kamu tidak melihat ini" kata galaksi sambil meremas foto yang ada di genggamnya
Di satu sisi Lexi tengah berkutat didapur, entah mengapa bayang-bayang foto galaksi dan gadis itu terus berputar putar di kepalanya
"Apakah dia orang yang istimewa bagimu" tanya Lexi pada dirinya sendiri
"Apakah dia orang yang membuat dirimu bersikap dingin seperti kutub"
"Apakah dia orang yang sangat berarti di hidupmu hingga kamu bisa tertawa lepas seperti itu, tawa yang belum pernah aku lihat sebelumnya"
Terlalu banyak pertanyaan di dalam kepala Lexi hingga membuat ia tidak fokus
"Shiiittt"
Galaksi yang mendengar umpatan Lexi segera keluar menghampiri Lexi
"Ada apa Lexi, apakah kamu terluka?"
"Ah.. tidak papa hanya tergores sedikit" kata Lexi
"Sini aku obati dulu lukanya" kata galaksi sambi mendudukkan Lexi di sofa
Ia bergegas mencari kotak obat dan mengobati luka Lexi dengan telaten
"Ini hanya tergores sedikit tidak papa"
"Apakah kamu memasak sambil melamun hemm, apa ada sesuatu yang mengganjal di fikiranmu?"
"Apakah dia seseorang yang berharga di hidupmu" tanya Lexi
🍁🍁🍁