Aku Bukan Orang yang Serius

Ketika seorang perempuan yang dulu menjadi ketua kelas saat SMA itu berkata kepada Luo Nanchu seperti itu, tiba-tiba suasana di dalam ruangan menjadi hening.

Mata semua orang tertuju pada Luo Nanchu yang saat itu sedang duduk di sofa.

Tidak peduli seberapa mewahnya bar An Ye, reputasinya di kota Tongcheng tetaplah tidak terlalu bagus. Bukan pekerjaan yang baik bagi seorang wanita untuk bekerja di bar An Ye. Tapi, kondisi Luo Nanchu saat itu memang tidak ada cara lain yang bisa ia lakukan.

Ketua kelas itu tidak menyangka bahwa itu benar-benar Luo Nanchu, tapi siapa yang akan percaya bahwa Luo Nanchu bekerja di bar sebagai pelayan? Seluruh masyarakat Tongcheng juga tahu tentang kebangkrutan keluarganya. Terlebih lagi ia cantik, karena itu banyak orang yang mengira bahwa berita tersebut mungkin saja benar.

Luo Nanchu menyibakkan rambutnya yang ada di pipi dan ia pun tersenyum sembari berkata, "Itu memang aku." Kata Luo Nanchu dengan tenang sambil melihat ke arah ketua kelas.

Ada senyum kemenangan di wajahnya dan harga dirinya yang tinggi membuatnya tidak lagi bisa bersembunyi.

Luo Nanchu mengerti bahwa ketua kelas ini sengaja merayunya agar mau datang ke acara reuni kelas ini hanya untuk menghinanya seperti ini. Hanya saja, Luo Nanchu merasa bahwa ia tidak pernah berbuat salah pada si ketua kelas itu. Lagi pula entah kapan ia pernah menyinggung perasaannya.

Ia memainkan gelas anggur yang ada di tangannya, senyum manis tersungging di bibirnya yang membuat wajah cantiknya semakin terlihat cantik dan juga genit. Beberapa pria yang ada di sana bahkan terpesona saat melihatnya.

Luo Nanchu tumbuh menjadi wanita dewasa yang menawan dan cantik. Ia terlihat lebih cantik daripada ketika ia masih sekolah dulu.

Mendengar perkataan ketua kelas tadi, beberapa pria bahkan memperhatikan Luo Nanchu dengan lebih seksama.

"Hmmm... Luo Nanchu," Ketua kelas perempuan itu menunjukkan ekspresi penyesalan dan rasa bersalah, "Aku pikir temanku itu yang salah mengenali orang… Aku tidak menyangka jika itu benar-benar kamu. Bagaimana mungkin kamu bekerja di tempat seperti itu, bahkan kamu di sini bekerja sebagai pelayan, kan? Jangan dianggap serius perkataanku tadi."

Luo Nanchu menopang dagunya dan tersenyum lembut, "Tapi aku adalah tipe orang yang serius."

Luo Nanchu mengakui apa yang dikatakan oleh ketua kelas itu tanpa ekspresi malu sedikitpun di wajahnya.

"Tapi, tidak mungkin juga kan kamu melakukan pekerjaan yang memalukan seperti itu." Ekspresi wajah ketua kelas itu tampak canggung.

Luo Nanchu tertawa terbahak-bahak, "Tentu saja tidak, karena aku butuh uang."

Ketika Luo Nanchu berkata seperti itu, ketua kelas tersebut merasa lehernya seperti tercekik. Ia menatap Luo Nanchu cukup lama dengan penuh rasa bersalah. Hingga akhirnya mengalihkan pandangannya dan berkata dengan suara rendah, "Jika kamu kekurangan uang, kamu bisa meminjam uang pada kami. Kita kan teman sekelas, teman lama tentu tidak akan menjerumuskan kamu pada hal-hal yang buruk."

Luo Nanchu menganggap tindakan ketua kelas ini sangatlah lucu. Kemudian ia tertawa dan menjawab, "Tidak perlu repot-repot, aku sudah aman. Tuanku sangat murah hati, dan bahkan memberikan vila di puncak sebagai tempat tinggal." Ia memainkan rambut panjangnya sambil tersenyum genit.

Ketua kelas itu hanya menatap Luo Nanchu sambil tersenyum ringan dan hanya bisa terdiam beberapa saat. Sebab, ia sangat membenci Luo Nanchu sejak tiga tahun yang lalu.

Selama tiga tahun masa sekolah menengah atas, ketua kelas itu selalu masuk ke dalam peringkat tiga besar mulai dari kelas satu, dan berubah jadi peringkat pertama ketika kelas tiga. Ia juga berhasil menjadi ketua kelas karena prestasi akademiknya yang terpantau bagus di setiap tahunnya.

Semua orang mengira ia akan diterima di Universitas H. Dan ia juga berpikir begitu.

Universitas H adalah universitas yang ia dambakan, dan selama masa sekolah menengah atas juga nilainya bagus dan selalu memenuhi kriteria untuk masuk di universitas tersebut. Namun, ia gagal dalam ujian masuk perguruan tinggi tahun itu.

Sebenarnya, ia tidak terlalu peduli jika ia tidak bisa masuk di Universitas H pada tahun itu. Tapi Luo Nanchu, siswa yang selalu membolos sekolah, justru diterima di Universitas H!

Saat itu ia hampir pingsan. Kemudian ia meminta orang untuk menemukan kertas ujian Luo Nanchu dari Biro Pendidikan. Setelah memverifikasi tulisan tangan ahli, catatan pada kertas ujian itu memang benar-benar milik Luo Nanchu.