Ia Berada Tepat Di Hadapannya

Fu Tingyuan membuka pintu, lalu masuk dan mendengar suara Luo Nanchu yang sedang berkata---- "Berapa yang bisa kamu berikan padaku?"

Ketika Luo Nanchu mengucapkan kata-kata ini, suaranya terdengar sangat lembut dan penuh rayuan. Benar-benar terlihat seperti wanita yang suka merayu para pria. 

Ia menyipitkan mata pada pria yang ada di sampingnya, setiap gerakan kecil yang ia lakukan terdapat unsur godaan untuk menarik lawan jenisnya. Bibirnya yang merah terlihat sangat seksi, sehingga membuat pria mana saja yang melihatnya akan merasa tergoda.

Fu Tingyuan selalu mengira bahwa Luo Nanchu tidak akan pernah serius melakukan pekerjaannya. Ia memiliki wajah yang terlihat seperti gadis baik-baik, wajahnya juga sangat cantik ketika tersenyum. Tapi ketika ia berniat memikat hati seseorang, ia tidak akan segan-segan tersenyum genit untuk menarik perhatiannya. 

Terkadang, Luo Nanchu juga merasa bahwa senyumannya seolah telah merubah dirinya menjadi wanita tercantik di Tongcheng. Sementara itu Qin Su adalah wanita yang paling centil yang ada di Tongcheng. Benar, ia sangat pandai merayu.

Bagi Fu Tingyuan, Luo Nanchu tidak lebih dari rubah liar yang licik. Dan sekarang, ia sedang merayu pria lain tepat di hadapannya.

Pria yang tiba-tiba muncul di dalam ruangan tempat reuni teman sekolah Luo Nanchu itu terdiam sejenak. Orang-orang yang ada di dalam ruangan juga langsung mengangkat kepala dan memperhatikan pria itu dengan penuh rasa terkejut.

Seorang pria muda dengan tubuh tinggi tegap dan wajah yang rupawan tiba-tiba muncul. Pakaian yang ia kenakan merupakan buatan perancang terkenal, lalu ketika ia yang mengenakan pakaian tersebut, benar-benar terlihat sangat mahal dan berkelas.

Bagaimana orang seperti itu bisa muncul di sini?

Luo Nanchu juga mendengar suara pintu yang terbuka dan ia juga langsung melirik dengan santai ke arah pintu. Ketika melihat pria itu muncul di depan pintu, senyumnya yang manis seketika berubah menjadi penuh ketegangan.

Aneh, kenapa orang ini ada di sini? Batin Luo Nanchu. Ketika memikirkan apa yang baru saja ia katakan, entah kenapa di dalam hatinya ia menjadi sedikit merasa bersalah.

"Permisi, Tuan." Ketua kelas itu menyapa Fu Tingyuan dan wajahnya langsung memerah ketika berbicara dengannya. 'Ternyata ada pria tampan di dunia ini.' Katanya dalam hati. Ia menundukkan kepalanya dengan sedikit malu-malu, kemudian menyibakkan rambutnya ke belakang dan bertanya pada Fu Tingyuan dengan nada yang lembut, "Apakah Anda salah masuk ruangan? Kami sedang melakukan reuni di sini."

Fu Tingyuan melihat ke arah ketua kelas itu, lalu ia tersenyum dan menjawab dengan sopan, "Aku sedang mencari seseorang."

Melihat senyuman Fu Tingyuan itu, ketua kelas merasa pipinya semakin panas. Ia tidak berharap akan mendapatkan jawaban dan juga senyum manis dari pria tampan ini. Seketika ia merasakan jantungnya berdetak tidak terkendali hanya karena melihat senyuman orang lain.

"Men… mencari siapa?"

Fu Tingyuan mengangkat kepalanya dan melirik Luo Nanchu yang sedang duduk di sofa lalu berjalan mendekat dan berhenti tepat di hadapan Luo Nanchu. Fu Tingyuan mengulurkan tangannya, lalu berkata sambil tersenyum, "Chu Chu, apa aku perlu membooking-mu dulu baru kamu mau berdiri dan ikut denganku?"

Luo Nanchu tersenyum sembari berkata, "Jangan mempermalukanku seperti ini."

Di depan semua orang yang ada di dalam ruangan itu, Fu Tingyuan kemudian meraih tangannya, lalu menariknya. Detik berikutnya, Luo Nanchu seperti bisa merasakan kalau tulang tangannya seolah akan dihancurkan oleh Fu Tingyuan!

Ia hampir saja menjerit ketika Fu Tingyuan menariknya dari sofa dan membuat dirinya terjatuh ke dalam pelukannya dengan keras. Tekstur dada Fu Tingyuan yang keras, rasanya hampir membuat tulang hidungnya hancur!

Fu Tingyuan memeluknya dan tersenyum dengan lembut sembari berkata, "Berani berpaling ke pelukan orang lain?"

Luo Nanchu menggigit bibirnya dan tidak bisa menahan diri untuk tidak mengumpat di dalam hatinya, 'Pergi saja kau ke pelukan Ibumu! Jelas-jelas ini seperti adegan pembunuhan!'

Tidak lama kemudian, akhirnya Fu Tingyuan melepaskan pelukannya dan mengangkat tangannya untuk merapikan rambut Luo Nanchu yang sedikit berantakan. Nada bicaranya sangat lembut, dan tatapan matanya penuh dengan kasih sayang, "Sepertinya… kamu terlihat sedang bersenang-senang selama aku tidak ada di sini."

Luo Nanchu bisa merasakan niat aura Fu Tingyuan yang kejam dari kata-katanya itu.

Tangan kirinya yang digenggam oleh Fu Tingyuan sudah sedikit mati rasa karena kesakitan. Saat ini pria yang ada di depannya itu benar-benar sangat marah.

Luo Nanchu mengerucutkan bibirnya dan berbisik, "Ayo bicara di luar saja." Ia tidak mungkin membiarkan teman-teman sekolahnya menyaksikan pertengkarannya dengan Fu Tingyuan seperti ini.

Fu Tingyuan meliriknya dengan acuh tak acuh, lalu tatapan matanya berubah menjadi dingin. Kemudian ia mengalihkan pandangannya ke arah yang lain. Ia melihat ke arah pria terkaya kedua di Tongcheng, yang saat itu sedang duduk di sofa tidak jauh dari tempatnya berdiri. 

Dengan santai Fu Tingyuan bertanya, "Dengar-dengar, kamu menginginkan wanitaku, ya?"