"Pre, Presiden Fu…." Pria terkaya kedua di Tongcheng itu seketika wajahnya menjadi pucat dan tampaknya ia mengenali Fu Tingyuan, "Tidak ada apa-apa! Dia yang menggodaku duluan!"
Kemudian ia mengangkat jarinya ke arah Luo Nanchu dan melanjutkan, "Ketika dia merayuku, dia sama sekali tidak mengatakan bahwa dia wanitamu! Jika aku tahu bahwa dia adalah wanita Tuan Fu, aku tidak akan pernah berani menyentuhnya!"
"Oh…" Luo Nanchu meringkuk di dada Fu Tingyuan, mengangkat kepalanya dan menatapnya dengan senyum manis, "Sayangku sangat tampan, mengapa aku menyukainya?"
Wajah pria itu seketika berubah menjadi kebiru-biruan karena takut. Jika dibandingkan dengan Fu Tingyuan, wajah pria itu memang terlihat lebih lusuh dan kusam. Ngomong-ngomong, si pria terkaya kedua di Tongcheng ini memang yang menggoda Luo Nanchu lebih dahulu. Namun Luo Nanchu juga menggodanya balik, kemudian mereka saling menggoda. Mereka berdua sama-sama bersalah dalam hal ini dan ini tidak bisa dibiarkan!
Fu Tingyuan melihat senyum di wajah Luo Nanchu, senyumannya terlihat penuh permainan. Kemudian Fu Tingyuan melihat ke arah pria yang duduk di sofa itu dan tersenyum dengan santai, "Tuan Feng, tapi Chu Chu berkata bahwa kamu yang menggodanya lebih dulu."
Pria yang duduk di sofa itu marah dan langsung menghardik Luo Nanchu, "Luo Nanchu, kamu penuh dusta! Jelas-jelas kamu…"
Luo Nanchu meringkuk di dalam pelukan Fu Tingyuan dan berkata dengan sedih, "Sayang, dia memarahiku."
Luo Nanchu benar-benar terlihat seperti seekor rubah licik yang memancing amarahnya dengan sebuah omong kosong.
"Tuan Feng, kamu berani memarahi wanitaku, apa kau sudah bosan hidup?" Kata Fu Tingyuan dengan lembut namun cukup terdengar mematikan.
Wajah Tuan Feng langsung tampak pucat pasi, ia menatap Luo Nanchu seolah sedang berada diambang kematian.
Luo Nanchu merasa ini sangat lucu.
Pria itu awalnya ingin mendapatkan Luo Nanchu, tapi ia itu tidak mau mengakuinya, bahkan berusaha untuk menutup-nutupinya. Lalu, sekarang adalah kondisi yang tepat untuk menjebaknya.
"Sayang, di sini aku merasa sangat membosankan." Kata Luo Nanchu sambil mengangkat tangannya, lalu meletakkannya di wajah Fu Tingyuan sambil menunjukkan ekspresi wajah yang sangat bosan, "Ayo kita keluar dan pergi bersenang-senang."
Fu Tingyuan menatapnya, lalu ia menganggukkan kepala, dan memegang tangan Luo Nanchu untuk mengajaknya keluar dari ruangan itu.
Saat pintu ditutup, Luo Nanchu seolah bisa mendengar suara bom dari dalam ruangan. Pertunjukan yang benar-benar bagus dan mungkin ini akan menjadi pembicaraan teman-teman sekolahnya selama enam bulan ke depan.
Setelah memikirkan hal ini, Luo Nanchu mengangkat kepalanya dan melihat pria berbadan tinggi yang berdiri di sampingnya itu. Di bawah cahaya lampu yang ada lorong, Luo Nanchu bisa melihat wajah pria itu dengan lebih jelas.
Kemudian Luo Nanchu berkata sambil tersenyum, "Tuan Fu, pertunjukan Anda barusan adalah pertunjukan yang tidak akan pernah dilihat lagi oleh teman-teman sekolah Nanchu ke depannya."
Fu Tingyuan menatapnya dengan ringan, "Oh?"
"Mereka akan mengira bahwa Nanchu adalah wanita tidak bermoral dan suka merayu pria."
Fu Tingyuan menjawab, "Bukankah itu benar?"
Luo Nanchu merapikan rambutnya yang sedikit berantakan lalu tersenyum dan berkata, "Apa Tuan Fu benar-benar melihat Nanchu adalah wanita yang seperti itu? Hanya ada sedikit wanita di dunia yang setia seperti Nanchu."
Fu Tingyuan tiba-tiba teringat nada suara menggoda yang ia dengar ketika memasuki ruangan itu, sebuah kalimat sarkasme tiba-tiba melintas di sudut bibirnya. Jika bukan karena ia masuk ke dalam ruangan itu, Luo Nanchu pasti benar-benar akan bersenang-senang dengan pria kaya tadi.
Fu Tingyuan bersandar ke dinding dan mengambil sebatang rokok dari sakunya. Kemudian ia menyalakan api, lalu menundukkan kepalanya sambil menarik napas perlahan.
"Luo Nanchu, aku tidak keberatan dengan pria manapun yang pernah berhubungan denganmu."
Asap kelabu mulai mengepul diantara dua lapis bibir Fu Tingyuan, dan terbang melewati hidung serta alisnya.
"Tapi sebelum aku tidak menginginkanmu, lebih baik kau tenang dulu."
Perlahan ia menoleh ke samping dan melihat Luo Nanchu yang berdiri tidak jauh darinya, kemudian ia pun tersenyum ringan. Dengan nada bicaranya yang dingin ia berkata, "Aku tidak ingin mendapat masalah apapun lagi, mengerti? Hah?"
Luo Nanchu hanya tersenyum sinis.
Fu Tingyuan berkata bahwa ia tidak keberatan jika Luo Nanchu berhubungan dengan pria lain. Tapi sebenarnya, alasan Fu Tingyuan menjaganya seperti batu giok yang sangat berharga itu karena Fu Tingyuan menginginkan dirinya.
Luo Nanchu menganggukkan kepalanya sembari berkata, "Aku paham, Tuan Fu."
Tapi entah mengapa Luo Nanchu merasa sedih akan satu hal. Mungkin karena malam ini suasana yang ada di sekitarnya terlalu dingin.
*