Pemuda yang menyambut Luo Nanchu dan Fu Tingyuan itu bernama Xu Lu, ia sengaja memanggil teman-temannya untuk datang dan melakukan balapan malam ini.
Hadiah untuk juara malam ini adalah Shelby Supercars putih di podium lintasan balap senilai 100 juta, dan mobil itu dibeli oleh mereka sendiri. Hadiah ini merupakan hadiah dengan harga terbaik di kalangan mereka dan mereka sangat menyukainya.
Pada balapan ronde pertama, Xu Lu dikalahkan oleh Lin Yi yang menggunakan joki balapan perempuan.
"Lin Yi. Kamu benar-benar tidak tahu malu, bagaimana bisa kamu meminta orang lain untuk menggantikanmu balapan!"
Pembalap yang turun dari mobil itu memiliki rambut panjang dan sangat cantik.
Lin Yi duduk sambil merokok, lalu ia menyeringai dan berkata, "Kalau kamu mau, kamu juga bisa memintanya menyetir untukmu."
Xu Lu mengumpat pada Lin Yi lalu ia pergi begitu saja ke arah Fu Tingyuan dan berkata, "Sial, aku sudah kalah di ronde pertama!"
Xu Lu sudah cukup lama bermain balapan mobil ini, tapi ini adalah pertama kali ia kalah dari seorang wanita dan masih di ronde pertama. Hal ini sangat melukai harga dirinya.
"Kalian semua sepertinya sangat profesional," Kata Luo Nanchu yang ada di samping Fu Tingyuan. "Kalau kamu memang pemain, seharusnya kamu berusaha keras untuk mengalahkan perempuan itu."
Luo Nanchu mengangkat kelopak matanya dan melihat deretan mobil sport yang berjalan masuk ke lintasan balap. Kemudian ia tersenyum dan berkata, "Sepertinya mobil SSC itu akan menjadi milik temanmu malam ini."
Fu Tingyuan bersandar di kursi dan langsung menoleh ke arah Luo Nanchu ketika ia mendengar perkataannya. Ada senyum manis di wajah Luo Nanchu. Lalu, ketika di ronde kedua, joki wanita Lin Yi itu menang lagi.
Luo Nanchu menepuk bahu Xu Lu sembari menyapanya, "Hai."
Xu Lu menoleh dan melihat Luo Nanchu yang ada di belakangnya, ia terkejut lalu melirik ke arah Fu Tingyuan. Entah itu hanya ilusinya saja atau tidak, tapi wajah Fu Tingyuan malam ini terlihat lebih dingin daripada biasanya. Seolah bisa membuat suhu di sekitar mereka terasa lebih rendah dari biasanya.
"Apa kamu ingin menang?" Tanya Luo Nanchu sambil tersenyum.
"Apa kamu ada cara lain agar aku bisa menang?"
Luo Nanchu menganggukkan kepala, "Tentu saja ada. Tapi, jika kamu menang, apa untungnya untukku?"
"Apa kamu juga mau mobil itu?"
Luo Nanchu tersenyum, "Mobilnya untukmu saja, sebagai gantinya, beri aku sepuluh ribu Yuan, bagaimana?"
Mata Xu Lu tampak berbinar, "Jika aku benar-benar menang, jangankan sepuluh ribu, satu juta pun aku bisa memberikan padamu!" Demi membeli sebuah mobil, Xu Lu sudah menabung hingga 10 juta Yuan.
Wajah Fu Tingyuan tampak suram, tangannya melingkar di pinggang Luo Nanchu, dan ia memeluknya erat-erat. Sambil mengerutkan kening ia berkata, "Jangan bodoh."
Luo Nanchu menoleh dan mengerutkan bibirnya sambil tersenyum, "Tuan Fu menolak meminjamkan uang, jadi Nanchu menghasilkan uang dengan mengandalkan kemampuan diri sendiri, bodohnya di mana?"
Tatapan Fu Tingyuan tertuju pada wajah Luo Nanchu, kemudian ia mengangkat tangannya untuk membelai wajahnya dan berkata, "Bagaimana kamu bisa membuatnya menang?"
Luo Nanchu berdiri dan berkata kepadanya, "Aku yang akan memainkan pertandingan berikutnya."
Xu Lu terkejut, "Kamu?"
Luo Nanchu merapikan rambutnya yang ada di bagian dada, lalu tersenyum lebar dan berkata, "Karena kamu sudah kalah di awal, baik aku atau kamu yang mengemudi, bukankah sama saja? Aku akan memenangkan pertandingan ini untukmu. Sebagai gantinya, beri aku sepuluh ribu Yuan, untuk saat ini mengalah saja dulu."
Xu Lu hanya terdiam dan tidak berkata apa-apa, "..."
Kemudian Xu Lu menggertakkan giginya dan berkata, "Oke!" Apapun akan ia lakukan dalam kondisi terpojok seperti ini dan ia tidak ingin merasa malu untuk kedua kalinya. Rasanya tidak nyaman jika harus mengalami kekalahan dua kali berturut-turut di waktu yang sama.
Mata Luo Nanchu tertuju pada Fu Tingyuan, lalu ia berkata, "Tuan Fu, aku ingin ikut balapan. Apa Tuan Fu mengizinkan?"
Fu Tingyuan menatapnya sebentar, dan tiba-tiba ia tersenyum dengan lembut, lalu meraih tangannya dan mencium bibirnya, sembari berkata dengan lembut, "Hati-hati."
Luo Nanchu paling takut ketika Fu Tingyuan tersenyum manis seperti ini, senyuman itu bisa membuat sekujur tubuhnya gemetar karena kedinginan. Kemudian Luo Nanchu menarik tangannya dan pergi ke lapangan arena balap dengan antusias.
Saat itu Xu Lu duduk di samping Fu Tingyuan dan melihat ke arah punggung Luo Nanchu yang semakin menjauh, sembari tersenyum ia berkata, "Tuan Fu, sepertinya kamu sangat mencintainya."
Fu Tingyuan meliriknya. Dan seketika Xu Lu merasa gemetar.
Hmm, entah apakah Fu Tingyuan baru saja melakukan kesalahan.