Bayangan Menor

Qiao Mu tidak pernah mengeluh meski ibu dan saudari tirinya selalu saja berusaha untuk menindasnya tanpa sepengetahuan sang ayah. Sejak kecil hingga tumbuh dewasa seperti sekarang, dia terus belajar untuk menghadapi penindasan tersebut, dan menerima kenyataan bahwa ibu kandungnya sendiri rela menjualnya. Ayahnya memang sangat menyayanginya, tapi dia cukup tahu diri bahwa keberadaannya saja sudah pasti menyulitkan sang ayah, sehingga dia pun tak pernah meminta sesuatu yang lebih.
Namun ibu kandungnya sendiri seolah tak mau mengerti. Dia terus saja meminta ini dan itu hingga membuat Qiao Mu kesulitan. Gadis itu pun tak punya cara lain, dia bahkan rela mengambil resiko besar demi membantu ibu kandungnya. Karena hal itu pula lah, dia harus berhubungan kembali dengan sosok dari masa lalunya, Tuan muda Li. Seseorang yang tak seharusnya dia dekati mengingat pria itu memiliki hubungan kekerabatan dengan ibu tirinya, atau dengan kata lain, pria itu adalah paman tirinya.
Entah akan berakhir seperti apa kelak dirinya di tangan ‘paman’nya ini, tapi dia tentu berharap Tuan muda Li ini akan terus membantunya sama seperti dulu, saat dia masih memanggil pria itu dengan sebutan kakak.

Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Setelah Qiao Mu melarikan diri dari mobil Murong Chao, dia berlari sepanjang jalan dan menunggu Li Yan mengejarnya.

Akhirnya, ketika dia melihat mobil yang tampak familiar, dia baru menghela nafas lega. Mobil terparkir di sisi jalan dan dia diam-diam menyelinap masuk ke dalam mobil dengan napas terengah-engah.

Li Yan menyerahkan air mineral padanya, "Apakah kamu ketakutan? Apa yang terjadi?"

Qiao Mu meneguk air dan menenangkan napasnya, "Aku bertemu dengan Murong Chao saat aku tengah menunggumu di pinggir jalan."

"Jadi dalam waktu singkat itu, kamu sudah menjadi pacarnya?" Ketika mengatakan ini, ekspresi Li Yan tidak banyak berubah, tapi tersirat kemarahan dan ketidaksenangan.

Wanita Suka Pernikahan Yang Seperti Apa