Bayangan Menor

Qiao Mu tidak pernah mengeluh meski ibu dan saudari tirinya selalu saja berusaha untuk menindasnya tanpa sepengetahuan sang ayah. Sejak kecil hingga tumbuh dewasa seperti sekarang, dia terus belajar untuk menghadapi penindasan tersebut, dan menerima kenyataan bahwa ibu kandungnya sendiri rela menjualnya. Ayahnya memang sangat menyayanginya, tapi dia cukup tahu diri bahwa keberadaannya saja sudah pasti menyulitkan sang ayah, sehingga dia pun tak pernah meminta sesuatu yang lebih.
Namun ibu kandungnya sendiri seolah tak mau mengerti. Dia terus saja meminta ini dan itu hingga membuat Qiao Mu kesulitan. Gadis itu pun tak punya cara lain, dia bahkan rela mengambil resiko besar demi membantu ibu kandungnya. Karena hal itu pula lah, dia harus berhubungan kembali dengan sosok dari masa lalunya, Tuan muda Li. Seseorang yang tak seharusnya dia dekati mengingat pria itu memiliki hubungan kekerabatan dengan ibu tirinya, atau dengan kata lain, pria itu adalah paman tirinya.
Entah akan berakhir seperti apa kelak dirinya di tangan ‘paman’nya ini, tapi dia tentu berharap Tuan muda Li ini akan terus membantunya sama seperti dulu, saat dia masih memanggil pria itu dengan sebutan kakak.

Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Yu Yiduo merasa membiarkan Qiao Ya pergi begitu saja, dia sama sekali tidak merasa lega. Dia langsung mengeluarkan akta nikah Qiao Mu dan Li Yan dan menggoyangkannya di depan Qiao Ya dengan arogan. 


"Apakah kamu melihatnya? Surat nikah! Mumu adalah wanita yang sah. Apakah kamu idiot? Jika kamu memfitnahnya lagi, percaya atau tidak, aku akan merobek mulutmu? 


 Qiao Ya melihat akta nikah itu seperti petir di hari yang cerah, membuat Qiao Ya membeku. 


 Sebelum Qiao Ya mengatakan apa-apa, penjaga keamanan sudah menyeretnya pergi. 


 Setelah rumah menjadi sunyi, Qiao Mu memandang Li Yan, "... Apa rencanamu untuk menghadapinya?" 


 Dia tahu bahwa Li Yan tidak akan menyerah pada masalah ini. 


 Tatapan dingin melintas di mata Li Yan, Wei'ai menyakiti kamu dan anak-anaknya, tidak peduli apa yang kamu lakukan padanya, dia harus menerimanya!" 


 Setelah mengatakannya, dia menatapnya dan... ingin memohon untuknya?" 


Nasib Qiao Ya (3