2.Teriak

"Permisi tuan. Airnya sudah siap bila tuan ingin mandi.. lho??"

Di mana orang itu? tidak ada di kamarnya. Setelah perintah ini dan itu aku jadi mengerti betapa gilanya akan kebersihan orang itu. Huhh.. Aku lelah, tapi mau bagaimana lagi. Dia sudah berhasil ku bohongi dan percaya kalau aku adalah pelayannya hari ini.

"Pittha, kau di sana?!"

AAAAAAA!!!!!

"Pittha ada apa?! kenapa kau berteriak??"

"Tu.. an ke.. napa Anda telanjang?! " Aku pingsan, nih. aku pingsan...

//// ////

"Aku lupa menaruh handuk. Tunggu? Apa kau tidak diberitahu ibuku bagaimana pekerjaanmu?!"

"Maksudnya tuan pekerjaan untuk menyiapkan handuk?" begitu ya jadi dia tidak bisa membedakan pakaian dan handuk..

"Bukan! tidak hanya itu." //// ////

Dasar mesum! jangan-jangan dia ingin aku memandikannya. Dan seterusnya dia akan melakukan sesuatu yang tidak-tidak kepada ku..

"Pittha jangan bergerak?!" memegang kedua tangan Pittha dan menariknya ke atas.

"kyaa.. tuan apa yang anda lakukan...!" memejamkan mata dan berteriak manja.

"Pittha... Pittha... " mencium telinga dengan gairah.

"kyaa tuanku hentikan...!!!" menggeliat manja.

~~~Yang sebenarnya terjadi adalah itu semua hanya hayalan Pittha saja ~~~

"Pittha kau ini sedang apa?! kenapa berteriak seperti itu. Apa kau tidak dengar apa yang ku katakan sejak tadi?!" tanya tuanku marah.

"Ma.. Maaf tuan." menundukkan kepala.

Bisa-bisanya aku berpikiran kotor seperti itu. Tapi, wanita mana yang tahan melihat tubuh laki-laki yang berotot seperti itu. Lagipula wajahnya cukup tampan dan tubuh lumayan tinggi. Haa jantung ku berdebar-debar. Ingin menyentuhnya... otot-ototnya ya ampun...

"Terimakasih handuknya aku akan mandi sendiri. Hei! Apa yang...?!!" menyilangkan tangan di dada.

"Tuan maaf aku tidak sengaja menyentuh tubuh tuan..." //// khehehe halusnya...

"Tidak tahu malu!" masuk kamar mandi.