Melihat semua peristiwa yang terjadi kemarin, terlintas di benak ku untuk mencari pekerjaan, agar bisa meringankan sedikit beban kedua orang tuaku. Tapi, kerja apa yang cocok untuk anak seusia ku.
Pagi itu tak seperti biasanya
Mentari seolah muncul namun tidak dengan rasa bahagia, seperti halnya aku, aku melangkahkan kaki menuju sekolah dengan perasaan sedih dan bingung. Aku sedih melihat nasib kedua orang tuaku, dan aku juga bingung bagaiman cara membantu mereka. Pekerjaan apa yang bisa kulakukan.
*****
Sepulang sekolah, aku pun langsung pergi kerumah tetanggaku, untuk menanyakan apakah ada pekerjaan yang cocok untukku.
"Assalamualaikum, permisi" ucapku sambil mengetuk pintu rumah yang besar itu.
"Waalaikum salam, ada apa ya dek?" Tanya penghuni rumah, yang sepertinya dia orang baik.
"Maaf tante, apakah tante punya lowongan kerja yang cocok buat saya? Saya bisa ngapain aja tante. Tanyaku dengan penuh harapan pada seorang wanita yang kira kira berusia 35 tahun.
"Ooh kamu cari kerja ya dek. Kebetulan, tante tuh punya anak kecil, jadi nggak sempet buat nyetrika baju kerja suami tante dan baju sekolah anak tante. Masalah bayaran, kamu tenang aja. Tante akan kasih setiap hari minggu, gimana apa kamu mau?" Jelas wanita yang begitu baik tersebut.
"Mau banget tante, makasih banyak tante. Oh iya, kenalin nama saya Dina. Jadi, kapan saya bisa mulai kerja disini tan?" Jawabku dengan mata berkaca kaca dan suasana hati yang sangat gembira.
"Nama tante, tiara. Kamu boleh kerja mulai besok din" sambung tante Tiara.
"Makasih tante. Tapi Dina kerjanya setelah pulang sekolah, boleh nggak tan?" Tanyaku lagi. Selain bekerja, aku juga harus tetap menuntuk ilmu, agar bisa mewujudkan mimpiku.
"Boleh din. Kamu emang kelas berapa?" Jawab tante tiara sembari bertanya.
"Dina kelas 9 tante" Jawabku dengan senyuman ramah. Pasalnya tante tiara juga begitu baik padaku.
"Ooo gitu ya din" Lanjut tante Tiara.
"Iya tan. Ya udah kalok gitu dina pamit pulang dulu ya. Dina mau bantuin bapak di sawah. Sekali lagi, makasih tante atas lowongan pekerjaannya. Besok dina pasti dateng. Assalamualaikum tante Tiara. Ucapku sambil melangkahkan kaki, meninggalkan rumah yang begitu besar.
"Waalaikum salam, hati hati din" Jawab tante Tiara sambil memperhatikan langkahku yang mulai menjauh.
Aku pun berjalan dengan hati gembira, menebar senyuman dari bibir kecil nan mungil ini.