PART 7

Satu minggu telah berlalu,

Kini saatnya aku menerima gajiku,

Gaji yang kudapat dari hasil keringatku sendiri,

Semoga saja bisa bermanfaat untuk kedua orang tuaku.

Ku langkahkan kakiku dengan semangat yang begitu membara,

Tak sabar ku lihat wajah orang yang aku sayang tersenyum bahagia,

Aku pun belum tau berapa nominalnya, sepertinya hanya satu lembar uang kertas berwarna merah muda.

Ya meskipun tidak seberapa, aku harus tetap mensyukurinya. Ini merupakan salah satu nikmat dari Allah yang maha kuasa.

Di tengah perjalanan menuju kerumah, aku melihat seorang anak kecil yang membawa sebuah kantung plastik bekas makanan ringan.

Ia terduduk di pinggir jalan, dengan pakaian yang sudah tidak terawat.

" Buk, mintak sedekahnya, Pak mintak sedekahnya, saya belum makan dari kemaren buk...pak" Begitulah kurang lebih suara anak kecil tersebut memanggil orang yang berlalu lalang di depannya. Aku pun merasa kasihan melihatnya. Aku berniat untuk menghampirinya.

****

"Dek nama kamu siapa?" Tanyaku sembari menatap anak kecil yang malang itu.

"Nama aku kirana kak" jawabnya sembari menatapku balik.

"Orang tua kamu dimana dek, kok kamu sendirian?" Tanyaku sembari menahan air mata yang ingin menetes.

"Aku nggak tau kak, aku disini hidup sebatang kara" Jawabnya.

"Ya Allah, kasian banget kamu dek, ini kakak ada sedikit uang buat kamu, semoga bermanfaat ya" Sambung ku sambil memberikan amplop yang berisi uang hasil kerja kerasku selama satu minggu, yang aku sendiri belum mengetahui berapa nominal yang ada di dalam amplop itu.

"Makasih ya kak, kakak baik banget" Lanjutnya sambil menangis gembira.

"Iya dek, ya udah kakak pulang dulu ya" Ucap ku sambil melangkahkan kaki, meninggalkan anak malang yang kini merasa begitu bahagia.

****

"Kak... tunggu" sepertinya ada seseorang yang memanggilku. Ternyata anak yang tadi.

"Kak ini uangnya banyak banget. Aku kembaliin setengah buat kakak" ucapnya sambil menyodorkan dua lembar uang kertas pecahan 100 ribu.

"Nggak usah dek. Itu mungkin udah rejeki kamu. Lagian dalam islam, kita dilarang mengambil kembali suatu barang yang telah kita berikan kepada orang lain dek" Ucapku sambil tersenyum.

"Mungkin kamu lebih membutuhkan uang itu dek. Ya udah, kakak pulang dulu." Sambungku.

"Ternyata masih banyak di luar sana yang hidupnya lebih susah daripada aku, aku beruntung Allah masih memberiku kedua orang tua yang begitu menyayangiku. Bagaimana jika aku seperti anak tadi. Sebenarnya aku membutuhkan uang itu, tapi mungkin dia lebih membutuhkannya. Aku ikhlas karena mu ya Allah." Gumam ku dalam hati sembari berjalan menuju rumah.

****

Masya Allah... begitu mulianya hati dina. Meskipun ia kekurangan, namun ia masih berusaha untuk berbagi kepada sesama. Ini menjadi pelajaran untuk kita, seberat apa pun beban hidup kita, usahakan untuk tetap berbagi meskipun hanya sedikit. Mungkin bagi kita hanya sedikit, namun bagi mereka yang membutuhkan, itu sangat berarti.