WebNovelGeVa83.33%

5 | GeVa

Itu kakak yang anak baru, senyum dong.

Siapa nama kakak yang baru.

Kak Rizki makin tinggi ya. Ganteng lagi.

Thankyou thankyou. Batin Girang Rizki

"Gak usah senyum senyum Ri, gue jadi ngeri."bisik Gersya.

"Sirik."sinis Ari.

Gersya mendengus sebal dengan sahabatnya ini.

Saat sampai di kantin, Ari langsung mengajak para sahabatnya duduk di tempat seperti biasa.

"Kalian mau pesen apa? Biar di pesenin sama Gersya."ucap Ari santai.

Sedangkan Gersya melototkan matanya lebar.

"Enak aja lo, pesen sendiri sana."kesal Gersya.

"Yaelah lo mah gitu sama sahabat lo sendiri."lirih Ari.

"Udah, biar gue aja yang mesenin."ucap Rizki

"Tumben amat lo."heran Ari.

"jadi nggak?"tanya Rizki.

"Eh iya iya, Gue pesen mie ayam sama es teh aja."balas Ari.

"Gue pesen Bakso tanpa mie sama es jeruk lemon."ucap Gersya.

Ari menoleh ke arah Gerry ,"lo pesen apa Ger?"tanya Ari.

"Samain aja kaya lo."jawab Gerry.

Sedangkan Rizki yang mendengarnya lalu menganggukkan kepalanya lalu pergi ke tempat embok embok pedagang.

Butuh waktu 10 menit, Rizki membawa makanan peseban sahabatnya dibantu oleh embok Tela-pedagang kantin.

"Makasih mbok."ucap Gersya.

"Sama sama non."balas mbok

Lalu mereka memakan pesanan mereka dengan keadaan hening.

Gerry yang sejak tadi berfikiran dengan Vania kenapa tak mau kekantin.

"Gue boleh nanya?"ucap Gerry tiba tiba.

Ari, Rizki, dan Gersya menoleh menatap Gerry.

"tanya apa?"balas Ari

"Sahabat lo kenapa nggak ikut kekantin?"tanya Gerry.

Gersya yang heran dengan sikap Gerry, tetapi ia tersenyum sangat tipis.

"Vania? Maksud lo?"tanya Gersya.

Gerry mengangkat bahu nya acuh, Gersya menghela nafas.

"Dia nggak pernah ikut kekantin semenjak jelas sepuluh sampai kelas dua belas ini."sambung Ari.

"Kenapa?"tanya Gerry lagi.

"Kenapa? Maksud lo?"bingung Ari.

"Kenapa nggak mau ke kantin."sambung Gerry

"Katanya sih males. Terus kalo kita habis dari kantin em, kita ke kelas dia lagi tidur."balas Rizki.

Sedangkan Gerry mengangguk paham. Gersya memperhatikan gerak gerik Gerry.

Gengsi. Batin Gersya.

"Udah selesai belum?"tanya Ari

Mereka semua mengangguk kepalanya.

"yaudah kekelas aja, lima menit lagi bel masuk. Kasian Vania kalo disuruh lari lapangan lagi."ucap Ari.

Lalu mereka berempat meninggalkan meja kantin menuju ke kelas.

¤¤¤¤

Saat sampai di kelas, Ari masuk terlebih dahulu. Melihat Vania yang pulas tertidur.

Ari tersenyum tulus melihat sahabatnya yang sudah ia anggap seperti adik sendiri.

"Van bangun, tiga menit lagi bel masuk."ucap Ari membangunkan Vania.

"Hm."deham Vania.

"KEBO BANGUN WOY."Teriak Rizki di ambang pintu kelas.

"Ish, kalian nih ganggu tau nggak."kesal Vania

"enggak."ucap mereka-Ari, Gersya dan Rizki serempak.

"bidi imit li."balas Vania cemberut.

Gerry memperhatikan tingkah laku mereka berempat, seperti kanak kanak namun sangat menyenangkan.

Tatapan Vania teralihkan ke Gerry.

"Eh, kenalin gue Vania."Ucap Vania menodorkan tangannya untuk bersalaman.

"Gerry."jawab Gerry tanpa membalas jabatan tangan.

Lalu Vania menarik tangannya kembali dengan perasaan yang tidak karuan.

Rasanya uhh mantap. Batin Vania.

"Cuci muka sana lo."suruh Ari.

"males ah."balas Vania.

"Muka lo kaya monyet."ejek Ari.

"Ck, yaudah gue mau ke toilet dulu."pamit Vania.

"Vania, gue anter ya."ucap Gersya.

Vania tersenyum ,"oke."jawab Vania.

Lalu mereka berdua berjalan melewati karidor kelas 11 yang sangat ramai.

"Kak Vania."panggil salah satu siswa cowok kelas 11.

"Iya? Ada apa?"tanya Vania ramah.

"Ini buat kak Vania."jawab Cowok itu-Septa dengan menyodorkan sekantung plastik.

"emm, gimana ya...

"Gak usah sungkan kak, ini saya ikhlas buat kak Vania."potong Septa.

Lalu Vania mengambil plastik itu, "Gue ambil ya, terimakasih."ucap Vania dengan tersenyum.

Vania pergi menuju toilet, dan membawa plastik pemberian Septa.

"cie ada fans."goda Gersya.

"Ish, apaan sih."jawab Vania.

"Jangan jangan Septa suka sama lo lagi."curiga Gersya.

Sedangkan Vania hanya menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Gersya.

Gersya dan Vania sampai di toilet, dan terdapat Anggi dan CS nya sedang nongkrong di toilet apalagi kalo bukan bolos.

"Van, tau nggak?"tanya Gersya

"Tau apa?"tanya balik Vania.

"Ternyata di sekolahan kita ada cewek yang seleranya rendahan."sindir Gersya.

Anggi yang merasa tersindir langsung menoleh ke arah Gersya dengan tatapan yang tajam.

"Lho rendahan kenapa?"jawab Vania dengan tampang sok cengoh nya.

"Itu lho, masa bolos pelajaran di toilet. Katanya orang kaya tapi kok seleranya rendahan."sinis Gersya melirik Anggi.

Anggi yang sudah tak tahan, ia mendekat ke arah Gersya lalu menjambaknya.

"Jaga ucapan lo."marah Anggi.

Gersya meringis kesakitan saat rambutnya dijambak sangat kuat oleh Vania.

"Lepasan tangan lo yang kotor itu dari rambutnya temen gue."marah Vania.

Anggi melepaskan tangannya, beralih ke Vania,

"Gue bakal balas dendam sama kalian berdua."Ucap Anggi tajam.

"Gue tunggu."balas Vania tersenyum smirk.

Anggi dan para CS nya pergi meninggalkan Gersya dan Vania, saat baru selangkah.

Anggi membalikan badannya lalu berucap ,"Oh iya, jangan lupa bahagia dari sekarang sebelum gue buat lo menderita."sinis Anggi.

Vania meremas tanganya kuat kuat menahan semua emosinya.

Anggi melanjutkan langkahnya dan pergi dari toilet itu.

"Van lo tenang aja, ada Gue sama Ari."ucap Gersya menenangkan Vania.

Vania menoleh ke arah Gersya dengan tersenyum.

"Gue cuci muka dulu."pamit Vania lalu masuk ke salah satu toilet.

Setelah 5 menit, Vania keluar dari toilet dengan wajah yang segar.

"Yuk, balik ke kelas."ajak Vania, Gersya mengikuti langkah kaki nya Vania.

"Eh, tunggu tunggu."ucap Vania mendadak berhenti.

"Lho kenapa Van?"tanya Gersya bingung.

"Habis ini pelajaran sejarah ya?"tanya Vania.

Sedangkan Gersya menanggapi dengan menganggukan kepalanya.

Vania meringis, dan Gersya tau apa maknanya.

"ck, lo gak takut ketahuwan sama guru BK lagi?"kesal Gersya.

Vania menggelengkan kepalanya polos.

"Gue kan ada tempat bolos baru."ucap Vania bangga.

Gersya melotot dan menggelengkan kepalanya heran, tak habis pikir dengan temannya ini sudah mau lulus tetapi masih tetap berperilaku nakal.

"Yaudah, gue pergi dulu. Bye Gersya sayang."pamit Vania lalu berlari ke arah belakang sekolahan.

Gak waras. Batin Gersya heran.

Terpaksa Gersya berjalan menuju ke kelasnya dengan sendiri.

∆∆∆∆

Sedangkan Gerry hanya menperhatikan teman baru nya di sekolah barunya.

Gerry bangkit dari tempat duduknya, gerak geriknya tak terlepas dari pandangan Rizki.

"Lo mau kemana Ger?"tanya Rizki.

note:

Akan ada saatnya yang menyenangkan menjadi melelahkan, maka dari itu gunakan waktumu dengan sebaik-baiknya.