"Coba bayi tabung? " usul Kesya. Wawa langsung membulatkan matanya.
"Emang ada gitu an? sakit kah?"
"Coba tanya ama dokter kandungan"
"temenin aku dong ke dokter" Rajuk Wawa. Kesya hanya menghela nafas.
"Terus Karina? Nara? "
"Ikut lah, Sekalian Ajak Keyrel.Kasihan tuh anak sendirian" ajak Wawa.
"Oke, Tunggu siangan dikit"
"Siap"
***********
Di rumah sakit.....
"Sia.... "
"Iya Pak? "
"Tolong cari kan perawat baru" ucap Aldi.
"Baik Pak"
Kemudian Aldi mengerjakan semua pekerjaannya kembali.
TOK.... TOK.... TOK
"Masuk! "
ceklek....
"Permisi? dokter Aldi"
Aldi langsung mendongak dan kaget melihat Tiara di depannya. Aldi yang tadinya menulis jadwal langsung diam melihat Tiara.
"Mau apa kamu kesini? rayu aku lagi? kmu udah cukup buat aku sama Istriku menderita. sekarang pergi dari ruangan ku" ujar Aldi dengan tegas.
"Tapi aku baru sampai, Aku hanya ingin berbicara serius sama kamu" rayu Tiara pada Aldi. Tapi Aldi malah menatap Tiara dengan tajam.
"Pergi atau ku seret kau! " ancam Aldi. Tiara hanya tersenyum sinis mendengar ancaman Aldi.
"Aku ingin kau menemaniku makan siang, jika tidak aku akan mengganggu rumah tanggamu lagi" ucap Tiara yang sudah mengatur rencana ini berhari hari. Aldi hanya menghela nafas pasrah dengan ancaman Tiara.
"Baiklah jam berapa? "
"Jam 5 sore"
"Baik, Sekarang kau pergi"
"Baik Aldi, Sayang.... " ucap Tiara lalu cepat berlalu. Aldi mengusap wajahnya dengan kasar. Ia khawatir jika Tiara menipunya lagi.
- Halo
- Iya Al?tumben telpon?
- Bran, Bisa bantu? nanti sekitar jam 5
- bisa lagian jam 5 bosku istirahat, ada apa?
kemudian Aldi menceritakan semua Kejadian yang ada di rumah tangganya. Gibran menjadi geram dengan kelakuan Tiara yang sudah merusak rumah tangga sahabatnya.
- baik
- Kalau begitu jam setengah lima
- oke
- ya sudah aku tutup bran
- oke bro
Kemudian Aldi menutup telpon dengan tersenyum sinis
'๐ฌ๐ข๐ถ ๐ด๐ถ๐ฅ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฉ๐ข๐ฏ๐ค๐ถ๐ณ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ณ๐ถ๐ฎ๐ข๐ฉ ๐ต๐ข๐ฏ๐จ๐จ๐ข ๐ฌ๐ถ, ๐ฌ๐ข๐ญ๐ช ๐ช๐ฏ๐ช ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฉ๐ข๐ฏ๐ค๐ถ๐ณ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ญ๐ถ๐ข๐ณ๐จ๐ข๐ฎ๐ถ!'
*********
Di rumah sakit bunda.....
"Baiklah, Besok kita akan melakukan jadwal ya mbak Nasywa"
"Makasih ya Dok"ujar Wawa sambil tersenyum.
"Sama Sama"
Kemudian Wawa keluar dari Ruangan dokter.Wawa merasa bersalah karena tidak memberitahu Gibran tentang rencananya yaitu Ingin melakukan bayi tabung.
Ceklek
"Gimana? bisa? " tanya Kesya lalu berdiri.
"Bisa, Besok mulai jadwalnya" Kata Wawa. Kesya langsung mengukir senyumnya mendengar ucapan sahabatnya.
"Alhamdulillah, Kita rayakan dengan Seblak! " ajak Kesya dengan semangat. Wawa hanya terkekeh mendengar ajakan Kesya, Wawa selalu heran mengapa Kesya selalu suka dengan seblak.
"Aunty... "
"Iya sayang? ada apa? " tanya Wawa pada Karina.
"Apa Aunty sakit? " tanya Karina dengan polos.
"Tidak sayang, Aunty hanya... hanya... " Wawa bingung bagaimana menjelaskan nya pada Karina.
"Sayang, Aunty Wawa memeriksa perutnya apa ada bayi atau tidak. mangkanya Aunty Wawa dan Mommy ke rumah sakit" jelas Kesya.
"Apa bayinya ada? "
"Belum sayang" ujar Wawa.
"Oh,Maafin Karina ya aunty. Karin gak bisa bantu apa apa selain berdoa untuk Aunty" ucap Karina. Kesya dan Wawa terharu dengan ucapan Karina.
"Ayo ke Mall, Sekalian beli kebutuhan Nara"
"Wow... wow... wow, tumben kali ini anak ngajak ke Mall. Biasanya kalo di ajak ke mall males" ledek Wawa.
"Ini kewajiban aku buat nyari kebutuhan Nara. Suka gak suka harus dilakukan. Punya otak di isi ilmu, jangan di isi vidio porno" Ledek Kesya pada Wawa.
"Dasar gesrek"dengus Wawa.
" Sudah sudah, ayo"
"Oke"balas Wawa menggandeng Karina, sementara Kesya masih menggendong Nara.
'๐บ๐ข ๐๐ถ๐ฉ๐ข๐ฏ, ๐๐ฐ๐ญ๐ฐ๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช ๐ญ๐ข๐ฉ ๐๐ข๐ด๐บ๐ธ๐ข ๐๐ฏ๐ข๐ฌ. ๐ช๐ซ๐ช๐ฏ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ญ๐ข๐ฉ ๐๐ข๐ธ๐ข ๐ถ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ข๐ธ๐ข๐ต ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ฆ๐ด๐ข๐ณ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ต๐ช๐ต๐ช๐ฑ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ถ'Batin Kesya.
Sesampainya di Mall....
Drrtttt.... ddrrrtttt.....
" Bentar Kes, Ada telpon dari Mas Gibran"
"Oke, Aku mau beli baju Nara di sana ya? "
"Baiklah"
Kemudian Wawa menjauh dari toko dan mengangkat Telpon dari Gibran.
- Mas... ada apa?
Kemudian Gibran menceritakan semua Kejadian yang menimpa rumah tangga Kesya dan Aldi selama 3 bulan yang lalu. Tangan Wawa bergetar hebat mendengar cerita Gibran.
'๐๐ฌ๐ถ ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ช๐ข๐ณ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐๐ถ๐ฎ๐ข๐ฉ ๐ต๐ข๐ฏ๐จ๐จ๐ข ๐๐ญ๐ฅ๐ช ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐๐ฆ๐ด๐บ๐ข ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฏ๐ต๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ญ๐ข๐จ๐ช ๐ฉ๐ข๐ฏ๐บ๐ข ๐ฌ๐ข๐ณ๐ฆ๐ฏ๐ข ๐ฎ๐ข๐ฌ ๐๐ข๐ฎ๐ฑ๐ช๐ณ itu' batin Wawa dengan amarah yang bergejolak.
***********
BERSAMBUNG...