Disana tepat di bawah pohon persik ada seorang pemuda tampan, yang sedang memakan buah persik tapi meludahkannya dan memetik lagi, kemudian dibuangkan lagi dan begitu seterus nya. Seperti nya lelaki tampan itu sedang kesal, terlihat juga seorang anak laki-laki kecil yang sedang membujuk diri nya.
Tapi yang membuat tang tang terkejut adalah wajah lelaki itu, wajah itu sangat tang tang kenal, rambut gold keputihan, tubuh lelaki itu kecuali anak kecil yang sedang membujuk nya, sedangkan semuanya tang tang sangat mengenali nya.
Bagaimana bisa lelaki itu sangat mirip dengan diri nya...?
Apa tubuh yang ditempati nya sekarang ini memiliki saudara kembar...?
"Entahlah... sangat banyak pertanyaan di kepala tang tang hingga membuat kepalanya sedikit pusing"
Tak berselang lama lelaki itu berjalan kearah pria yang sedang duduk di bangku, sambil menggandeng tangan mungil anak kecil sedang membujuk nya tadi, kemudian lelaki itu duduk di pangkuan pria tadi dengan manja nya.
Pria itu mengelus rambut lelaki itu dengan sayang dan mencium kening nya, sambil menatap anak kecil mungil yang tadi ada dalam genggaman lelaki itu, dan sekarang anak kecil itu sedang bermain dengan riang dibawah gugur nya bunga sakura.
"Deg... entah kenapa jantung tang tang berdebar sangat kencang melihat itu semua."
Tanpa Tang tang cegah perasaan bahagia dan, menghangat menyusup ke dalam hati nya, melihat adegan penuh cinta di depan nya seolah-olah lelaki didepan itu adalah diri nya.
Tangan Tang tang terangkat untuk menyentuh dada nya, karena ia belum pernah merasakan prasaan menghangat dihatinya, hati yang selama ini dingin bagaikan batu es Sekarang menghangat.
Bohong jika Tang tang tidak merasakan emosi seperti orang-orang. Tang tang juga ingin merasakan apa yang disebut menyangi dan apa itu cinta.
Hidup bahagia dengan seseorang yang dia cintai, tapi sayangnya Tang tang tidak pernah merasakan itu semua.
Selama ini yang Tang tang rasakan hanyala kekosongan dan kehambaran hidup yang di jalani nya, semua yang terjadi hanya sebuah kebohongan.
Itulah yang membuat Tang tang melespaskan semua keabadiannya, yang dimiliki di kehidupannya yang dulu dan memilih pasrah pada kutukan wanita tua itu.
Tang tang jatuh berlutut sambil memegangi dadanya.
Kenapa... kenapa ia dilahirkan tanpan emosi disekitarnya baik itu pada manusia, tumbuhan, hewan, termasuk benda mati sekalipun... kenapa...?
Kenapa...? ia dilahirkan hanya untuk peduli dengan dirinya sendiri, ini semua tidak adil seolah-olah dunia ini hanya untuk diri nya dan rasa kehambaran dan kekosongan hati yang menemani nya.
Awalnya saat tau kalau ia di lahirkan kembali, Tang tang merasa sangat senang karena ia akan memilik emosi di sekitarnya, tapi ternyata itu semua tidak benar tetap kehampaan yang dirasakan oleh hatinya.
Karena semua sama saja, hanya tubuh dan namanya saja yang berbeda tapi tetap saja ia adalah sebuah jiwa yang egois dengan segala rasa hambarnya.
Untuk pertama kalinya Tang tang menangis dengan sangat tulus, sebuah tangisan yang berasal dari hatinya, yang berbeda dari tangisan nya selama ini yang penuh dengan kebohongan.
Tang tang berteriak histeris dengan keputus asaan.
Tang tang mengangkat tatapannya dan melihat lelaki dan pria masih berpelukan dengan penuh cinta.
Lalu pria itu berdiri masih dengan lelaki itu dalam pelukannya, tangan kanan pria itu berada di pinggang lelaki itu, dengan tangan kirinya berada di lutut lelaki itu.
Pria itu berjalan dengan tenang, saat itu tepat sore hari pria itu berjalan seolah kearah matahari, dengan sinar warna kejinggaan yang begitu indah.
"Tuhan apakah salah jika aku berharap bahwa, lelaki dalam gendongan pria itu adalah aku.." batin nya lirih ini pertama kalinya ia berharap kepada, Tuhan setelah di kehidupan kedua kali ia dilahirkan kembali.
Tiba-tiba saja lelaki itu mengangkat kepala nya menatap ketempat, dimana Tang tang berada sekarang.
"Lelaki itu menangis lalu tersenyum bahagia"
Tang tang sangat terkejut melihatnya, namun sebelum itu pandangan nya mengabur dan Tang tang jatuh pingsan.
Sudah lebih dari dua jam Tang tang terbangun dari pingsangnya, dan mendapati dirinya ternyata ia masih berada didalam kamar.
"Apakah tadi aku bermimpi atau hanya khayalanku saja... Tapi bangaimana mungkin itu semua terasa nyata bagiku"
Dan satu fakta lagi untuk nya
" Kenapa aku bisa berada dalam ranjangku... dan mawar..." kenapa...?kenapa ?? mawar ini ada di tanganku, bukankah tadi aku berada di taman gumamnya lirih.
"Aakkhhh..." kepalaku terasa pusing memikirkan semua ini.
"Tang tang apakah kau sudah mengingatnya itu adalah aku, ki kita yang berada disana...
Jika kau sudah mengingatnya maka carilah aku dan ingatkan juga diriku ini..." Lagi-lagi sosok muncul, dan berbicara kepada Tang tang seolah-olah, lawan yang diajaknya bicara itu bisa mendengarkan nya, namun hasilnya tetap nihil Tang tang tidak dapat mendengarkan atau merasakan kehadiran sosok tersebut.
Mawar yang tadi dilihatnya ditaman mengeluarkan cahaya, kini tidak mengeluarkan lagi cahayanya. Kemudian Tang tang menyimpan mawar hitam tersebut di ruang Hua Ruo dan dibudidayakan disana. Lalu Tang tang melanjutkan tidurnya kembali.
Keesokan harinya Tang tang tidak keluar dari kediamannya. Ia memutuskan untuk bersantai
menikmati ketenangan yang ada saat ini, karena ia yakin tidak akan waktu untuk ini besok.
Dan itu terbukti karena pada sore harinya para monster di kediaman ini, mulai mengganggu ketenangan nya.
Saat ini Tang tang sedang duduk di sebuah gazebo, tepat di tengah perairan dekat taman teratai, sambil sesekali meniupkan serulingnya. Dikediaman milik Tang tang dirumah perdana menteri.
Saat itulah terdengar suara langkah kaki mendekat kearahnya.
"Pangeran ketiga... pangeran sulung dan pangeran kedua ingin mengunjungi anda.."
sahut Cucu sambil menundukkan kepalanya.
Pangeran sulung yang dimaksud Cucu adalah Mu Chen anak perdana menteri, dari selir pertamanya yang bernama, Lie Ming yu yang saat ini menjadi Nyonya dirumah. Usia Mu Chen saat ini 18 tahun, sedang pangeran kedua adalah Ling Luo ia juga anaknya Nyonya Yu (panggilan selir Lie Ming Yu) yang usianya saat ini 16 tahun.
Perdana menteri memiliki banyak selir tapi tak satupun yang bisa memberinya seorang anak. Itu semua tentu saja berkat kelicikan dari Nyonya Yu, Nyonya Yu sendiri memiliki tiga orang anak dua orang pengeran yaitu Mu Chen dan Ling Luo dan satu orang putri yaitu Xuan Lu yang usianya saat ini 10 tahun.
Ibunda Tang tang sendiri sudah pernah mengandung tiga kali sebelum mengandung tang tang. Tapi ia selalu keguguran karena ulah selir Yu, hingga akhirnya mengandung Tang tang dan entah bagaimana berhasil melahirkan nya tanpa bisa dicegah oleh selir Yu.
Kembali lagi saat ini, Mu Chen dan Ling Luo berjalan dengan angkuhnya kearah Tang tang, mereka datang tidak membawa pelayan nya, karena sesuai dengan peraturan dari perdana menteri, tidak memperboleh pelayan lain datang kemari selain Cucu dan entah apa alasannya.
Mu Chen datang mengenakan gaun kebesarannya, dengan warna ungu kontras dengan kulitnya yang putih, serta jubahnya yang menjuntai kelantai ditiup angin menambah, kesan arogan serta ketampanan wajahnya, ia seperti pemandangan yang sempura saat berjalan dengan elegannya menambahkan kesan wibawah pada diri nya.
Sedangkan Ling Luo mengenakan gaun merah cerah di padupakan dengan putih, membuatnya ... sejenis burung di suku klanku berada dulu, dengan bintik-bintik putih tersebar di bulu merahnya, di sebut apa lagi itu ,,, itu seperti ... "ayam merah tua" betul ! ayam jelek itu,,. Pppffff Tang tang hampir saja melepas tawa. ( ayam dan merak berwarna merah tua berasal dari keturan yang sama)
Saat melihat penampilan mereka, Tang tang tidak bisa menghetikan matanya melirik penampilannya sendiri. Tang tang hanya mengenakan gaun tipis sederhana berwarna cream sama halnya, dengan pelayan penghuni di kediaman perdana menteri. Untungnya ia adalah remaja tampan yang hampir cantik sempurna, jika tidak ia pasti tidak jauh beda seperti pelayan pada umumnya.
Chen dan Luo menatap Tang tang yang menunduk dari atas sampai ke bawah, mereka berfikir jika Tang tang menunduk takut kepada mereka, nyatanya tidak Tang tang sedang memperhatikan penampilan nya sendiri.
"Heehhh.., kemana rasa hormatmu padaku, kenapa tidak memberi hormat juga..??!!! bentak Chen.
Tang tang mengangkat kepala, tatapan matanya yang tajam, serta alisnya yang bertautan tetap dengan ekspresi dingin yang ditampilkannya. Sedangkan Chen dan Luo membeku ditempatnya berdiri tadi, bukan.., bukan tatapannya yang membuat mereka kaget, melainkan wajah tampan milik Tang tang yang sangat sempurna, seolah itu adalah pahatan tuhan yang sangat berharga, dan takut rusak jika disentuh oleh sembarang orang.
"Atas dasar apa saya yang anak istri utama harus memberi hormat pada anak selir.." sahut Tang tang sambil menyeringai kearah mereka.
"Apa yang kau katakan ha..!! Apa kau lupa ibu kami istri utama saat ini..!!! jawab Chen marah bukan hanya yang di katakan Tang tang tapi ia juga iri melihat betapa sempurnanya Tang tang.
"Ups benarkah... lebih tepatnya ibumu.adalah pengganti.ibundaku.yang.telah.tiada. setiap kata - katanya penuh penekanan, dan ingat statusku jauh lebih tinggi dari pada kalian berdua. Jeda sejenak sebelum Tang tang melanjutkan kata-katanya lagi. Jadi ingatkan diri kalian berdua untuk menunduk hormat padaku jawabnya sambil menyeringai licik, entah apa lagi yang akan dilakukan Tang tang setelah ini.."
"Beraninya kau.." geram Luo yang sedari tadi hanya diam, lalu melangkah maju mengangkat kepalan tangan nya keatas ingin meninju Tang tang.
Tang tang tentu tidak akan tinggal diam, Tang tang menangkap tangan Luo dan mendorong nya kebelakang. Saat itu Chen sedang berdiri di belakang Luo, belum sempat beranjak saat tubuhnya jatuh tertimpah tubuh Luo
Bruukkk..,
Kreetttt..,
"Aarrggghhhh.., teriak Chen
suara jatuhnya kedua saudara itu bersamaan dengan gaun kebesaran yang Chen pakai sobek.
"Luo bangkit dari atas tubuhku..!!! sergah Chen marah.
"Maafkan aku Ge.., ini semua karena jalang sialan ini, beraninya kau mendorongku ha..!! teriak Luo pada Tang tang setelah bangkit dari atas tubuh Chen.
"Ppttt hahahaha.." kali ini Tang tang tidak bisa untuk tidak tertawa.
"Ge bagaimana rasanya jatuh ditimpah oleh Gege kedua..?? Apakah itu sakit??" ejek Tang tang dengan seringai liciknya.
"Kauu.., jangan keterlaluan Tang tang," geram Luo
Sedangkan Chen mengepalkan tangannya, ia sangat marah karena gaun kebesaran nya telah sobek, dan juga Chen merasa malu atas apa yang terjadi. kapan yang dirinya seorang pangeran terhormat perdana menteri di permalukan seperti ini.
Dengan wajah marah Chen berbalik dan pergi dari sana.
"Awas saja kau ini semua belum selesai.." ancam Luo lalu pergi mengikuti Chen.
"Iya.. kau bener ini belum selesai.." jawab Tang tang dengan seringai liciknya lagi.
Tang tang menunduk mengambil biji bunga teratai tepat berada di arah sampingnya.
Saat Chen dan Luo sampai di sebuah jembatan, yang menghubungkan taman teratai ini ke pintu masuk kediaman milik Tang tang.
Tang tang mejentikan biji teratai di tangannya dan itu mengenai Chen, dan tubuhnya Chen sedikit oleng di pembatas jembatan, dan saat akan jatuh ia menarik tangan Luo yang ada di sampingnya, dan mereka tercebur ke dalam kolam teratai yang sangat dingin yang berada di bawah jembatan.
"Ppptttt hahahaha..."
Tawa Tang tang semakin keras bahkan ia sedikit menitikan air matanya.
Chen dan Luo lalu pergi dari kolam teratai sambil mengumpat juga menahan malu tentunya.
Cucu yang melihat kejadian itu dari awal merasa sangat terkejut juga khawatir.
"pangeran.., apa ini tidak apa-apa bagaimana jika pangeran pertama dan kedua mengadukan hal ini pada tuan besar..?? tanya Cucu cemas ia sangat mencemaskan dan mengkhawatirkan pengeran mudanya.
"Bibi tidak pernah khawatir aku bisa menangani ini semua, tenanglah.." jawabnya menenangkan pelayanya.
Cucu tidak menjawab ia hanya menganggukkan kepalanya patuh.
"Ayyaa.. Bi... ayo kita masuk kedalam.."
Tanpa mereka sadari ada sosok yang melihat semuanya dari awal sampai akhir sambil tersenyum.
Muxe tidak menyangka jika ia akan menemukan hal semenarik ini, karena ia berjalan-jalan di kediaman perdana menteri.
Tang tang bukan dirinya tidak tau kalau ia diperhatikan dari tadi oleh, sosok yang berdiri diatap bagian utara perdana Mentri. karena ia merasa kalau sosok itu tidaklah berbahaya bagi nya.
Hingga saat Tang tang Sampai di depan kamarnya ia menatap sosok, muxe dengan matanya yang kelam bertemu dengan tatapan mata muxe yang berwarna biru laut yang lembut.
Muxe sangat terkejut ternyata dirinya diketahui oleh pria tampan itu, dan mata kelamnya itu
Tang tang mengalihkan perhatian nya dan berjalan masuk ke kamarnya.
Sedangkan muxe merasa kehilangan setelah Tang tang mengalihkan perhatian nya dan pergi begitu saja
Muxe mangangkat tangan kiri menyentuh di dada kanan nya, tepat di posisi jantung nya yang berdetak sangat kencang pada saat menatap mata kelam itu, dan rasa hangat menjalar ke hatinya ia belum pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya.
Muxe tersenyum tipis, ia tidak menolak sama sekali prasaan aneh yang baru saja hinggap di hatinya.