Karena diri memang pecundang
Menyerah sebelum berperang
Kini menyesali hingga mati
Wanita yang kucinta
telah bahagia bersuami
Lantas kapan diri kan bahagia?
Bahagia jiwa telah pergi
Lebih baik diri mati
daripada hidup sengsara menyesali
24 Juli 2014, 01.10 dini hari
Apartemen Saumata, Alam Sutera, Paku Alam, Tangerang
“How’s your mom and dad?” Sara bertanya, masih berbaring di bahu kanan Richard dini hari itu, masih di sofa tempat mereka berbincang sesaat setelah Sara sampai di apartemen Richard, masih dengan pakaian yang sama. Sara menyaksikan Richard menghela nafas lelah, seperti tidak ingin bercerita, tetapi karena yang bertanya bukanlah sembarang orang, apapun akan dijawab. “Are they getting any better?” Masih menyandarkan bahu kiri nya di dada kanan Richard, Sara mendongak menatap Richard dalam-dalam.
“Edric Salim, pria yang nama belakangnya aku gunakan seumur hidupku, bukan ayah kandungku, Sara.”