Hujan Tanpa Awan

Udara sepertiga malam terakhir menyejukkan dada. Oksigen yang berasal dari tumbuh-tumbuhan rambat disamping rumah Angga begitu nyata masuk ke saluran pernafasan. Salawat dan salam kepada Rasulullah kekasih Yang Mulia di senandungkan di masjid-masjid dan langgar tak lama kemudian suara azan subuh berkumandang di angkasa.

Malam ini Angga tidur disamping jenazah bapaknya, kemudian bangun dan duduk tepat disamping kepala jenazah. Mengucek-ngucek matanya yang sembab. Dari semalam dia tidak bisa tidur nyenyak. Sesekali terbangun dan berharap semua ini hanya mimpi buruk. Beberapa kali Angga mencubit tangannya. Menampar-nampar pipinya, menutup hidungnya hingga tak bisa bernafas. Tapi semua itu sia-sia. Ini semua bukan mimpi buruk tapi ini kenyataan pahit yang mesti dia hadapi. Angga menarik nafas panjang, kemudian membangunkan ibunya yang juga tidur disamping mayat bapaknya. Ini menjadi malam terakhir mereka tidur bersama.