Cinta hanya bisa tersenyum

Dering suara telepon Aisyah menggema di atas meja rias.

“Syah, ada telepon dari Pak Ridwan.” Kata Hawa setelah melihat nama yang bergerak-gerak di telepon genggam Aisyah. Suara Hawa menggema di langit kamar. Dari balik dinding kamar mandi Aisyah menjawab “Iya.”

Setelah memanggil Aisyah, Hawa berjalan keluar kamar. Aisyah yang baru saja selesai mandi bergegas, masih dengan baju handuk dan handuk putih yang melilit dikepalanya, Aisyah melihat layar telepon kemudian langsung mengangkat dan menjawabnya.

“Assalamualaikum, Pak.”

“Waalaikumsalam, Aisyah Fitri.” Jawab seseorang dari balik telepon.

“Fit. Kamu bisa ke fakultas hari ini.” Lanjutnya.

“Maaf, Pak. Aku tidak di kota saat ini.” Jawab Aisyah penuh penyesalan.

“Kira-kira kapan kamu bisa kesini, Fit.”

“Hm... maafkan saya Pak, saya baru bisa ketemu Bapak hari Senin.”

“Ok, Fit. Aku tunggu yah.”

“Baik, Pak. Terima kasih.” Kata Aisyah lega. Kemudian Pak Ridwan mematikan telepon setelah mengucapkan salam.