Derik suara kereta api yang membawa Aisyah Fitri ke sebuah tempat yang indah di kaki gunung akhirnya berhenti. Stasiun kereta di kabupaten itu tidak terlalu ramai seperti stasiun utama di kota. Hanya ada beberapa orang yang turun dari kereta kemudian beberapa orang penumpang yang masuk ke dalam kereta.
Kereta berhenti hanya tiga puluh menit kemudian melanjutkan kembali perjalanannya membawa penumpang memasuki stasiun berikutnya. Aisyah dan beberapa orang penumpang yang turun di stasiun itu kemudian berjalan keluar stasiun. Di luar stasiun sudah ada satu bus antar desa yang sedang menunggu penumpang. Bus itu sudah tua dan berkarat. Seharusnya bus setua itu sudah berada di museum atau di loakan besi tua pikir Aisyah sambil tersenyum geli. Langkah kaki Aisyah ikut mengalir bersama langkah kaki penduduk desa setempat. Aisyah mengangkat sebuah koper dan sebuah tas cangklong kecil menggantung di pundaknya.