Cinta yang Tumbuh : Ta'aruf dan Lagu Cinta

Kamil mau mengajarkan Titah pelajaran di pesantren darussalam khususnya bahasa Arab, mereka semakin dekat dan mulai ada rasa cinta. Ayah Kamil dan ayah Titah sepakat untuk menta'arufkan Titah dengan Kamil, dan keduanya pun menerimanya.

Asrama Santri Putri

"Assalamu'alaikum." Indri memberikan salam pada Titah.

"Wa'alaikumussalam." Titah menjawab salam dari Indri.

"Saya teh Indri kakaknya Kamil, kamu di panggil abah sama ayah." kata Indri memberitahu Titah.

"Oh iya teh, nanti saya ke sana." sambung Titah.

"Ya sudah, assalamu'alaikum."

"Iya teh wa'alaikumussalam."

Asrama Santri Putra

"Assalamu'alaikum." Yudha memberikan salam pada Kamil.

"Wa'alaikumussalam." Kamil menjawab salam dari Yudha.

"Mil di panggil ayah dan Abah." kata Yudha.

"Iya a.." sambung Kamil.

DI RUMAH PAK KYAI ABDULLAH

Di Ruang Keluarga..

"Assalamu'alaikum." Titah dan Kamil memberikan salam pada pak kyai Abdullah.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." pak kyai Abdullah menjawab salam dari Kamil dan Titah.

"Ada apa bah?" tanya Kamil.

"Ada apa pak kyai memanggil saya?" tanya Titah juga.

"Duduk dulu.." jawab pak kyai Abdullah.

"Iya Abah.." kata Kamil.

"Baik pak kyai Abdullah" sambung Titah.

"Kamil, Titah.."

"Iya Abah", jawab Kamil.

"Iya pak kyai.." jawab Titah juga.

"Saya ingin menta'arufkan kalian, apakah kalian menerima ta'aruf ini?" tanya pak kyai Abdullah.

"Iya abah, Kamil menerima nya, mudah-mudahan dia Tidak menolak.." Kamil menerima ta'aruf dan meminta agar Titah mau menerima ta'arufan dengannya.

"Kalau Titah bagaimana?" tanya pak kyai Abdullah lagi.

"Iya pak kyai Abdullah saya menerimanya." jawab Titah yang menerima di ta'aruf kan dengan Kamil.

"Alhamdulillah.."

"Berarti habis pernikahan Fitra dan Aisyah, Titah dan Kamil yang menikah ya bah?" tanya pak ustaz Galih.

"Iya, baru seminggu kemudian resepsinya." jawab pak kyai Abdullah.

"Berarti tinggal kita tentukan tanggal pernikahannya ya no.." kata pak ustaz Galih.

"Iya, bagaimana baiknya pak ustaz Galih saja deh.." sambung pak Nano.

"Oke.."

Setelah membicarakan soal ta'aruf Titah dan Kamil, kini giliran pak kyai Abdullah membicarakan hari yang baik untuk hari pernikahan untuk Fitra dan Aisyah. Kamil mengajak Titah ke warung mang Udin untuk menepati janjinya yaitu memborong jajanan di warungnya.

Di Warung Mang Udin..

"Assalamu'alaikum mang.." Titah dan Kamil memberikan salam pada mang Udin.

"Wa'alaikumussalam si kasep dan si geulis." mang Udin menjawab salam dari Titah dan Kamil.

"Mang jajanannya dong." pinta Kamil.

"Ini mil.." kata mang Udin memberikan jajanan di warungnya pada Kamil.

"Kamu mau yang mana?" tanya Kamil.

"Yang mana saja." jawab Titah.

"Hehe.." Kamil tertawa.

"Mang, aku mau air satu." pinta Titah.

"Ambil saja neng, sudah jadi nih.." kata mang Udin.

"Maksudnya mang?" tanya Kamil.

"Yah Kamil masa gak ngerti sih apa yang mang Udin maksud?" tanya mang Udin.

"Kita gak pacaran kok mang.." jawab Titah.

"Nah tuh dengarkan." kata Kamil.

"Tapi kita di ta'aruf kan mang.." sambung Titah.

"Nah tuh dengar lagi kan.."

"Di ta'aruf kan, berarti sebentar lagi menikah dong?"

"Betul.."

"Berarti si Fitra, kamu langkahi dong?"

"Enggaklah, kakak saya dulu yang menikah baru setelah itu saya dan Titah yang akan menikah.."

"Oh.." seru mang Udin.

"Mang.."

"Muhun geulis.."

"Eta saha?" tanya Titah.

"Anak.." jawab mang Udin.

"Oh.." seru Titah.

"Kamu bisa bahasa sunda juga?"

"Iya dong.."

Asrama Putra..

"Assalamu'alaikum." Fitra memberikan salam pada Rivan.

"Wa'alaikumussalam." Rivan menjawab salam dari Fitra.

"A.."

"Naon van?" tanya Fitra.

"Kamil mana?" tanya Rivan juga.

"Lah bukan sama kamu, kan dia nempel terus sama kamu" jawab Fitra.

"Nempel emangnya Rivan dan Kamil tokek sama temboknya apa.." keluh Rivan.

"Haha.., coba kamu ingat-ingat tadi habis dari masjid kemana lagi?"

"Tadi habis dari masjid Kamil di panggil a Yudha, di suruh ke rumah pak kyai Abdullah, a.."

"Titah.." seru Rivan.

"Kok Titah, van?"

"Iya, tadi Kamil sama Titah keluar dari rumahnya pak kyai, AHA.., pasti dia ada di taman."

"Ya sudah yuk samperin.."

"Ayo.."

Di Warung Mang Udin Lagi..

"Sabaraha mang?" tanya Titah.

"Sabaraha naon na?" tanya mang Udin juga.

"Mang.." Kamil memberikan kode pada mang Udin.

"Naon mil?"

"Kenapa sih mil, mang?"

"Henteu nya pan mang?" Kamil memberikan kode lagi pada mang Udin.

"Muhun neng geulis, henteu aya nanaon." jawab mang Udin.

"Tuh pan teu aya nanaon." kata Kamil.

"Oh.., nya atos sabaraha sadanya na?"

"Pree.."

"Ha.." Kamil dan Titah kebingungan.

"Kenapa?"

"Pree apaan tuh mang, baru dengar?"

"Pree masa gak tahu, perasaan yang anak sekolahan kalian berdua deh, masa pree gak tahu sih, gimana sih hadeh.."

"Lah serius mang gak tahu.."

"Bahasa Inggris tuh, yang artinya gratis tuh.."

"Yeh.. Itu mah free mang.." keluh Kamil.

"Hadeh.." keluh Titah juga.

"Oh, emang sudah ganti ya?" tanya mang Udin lagi.

"Dari dulu mang.." jawab Titah.

"Hahaha.." Kamil tertawa.

Di Taman Pesantren Darussalam..

"Kok gak ada van?" tanya Fitra.

"Cari yuk a.." ajak Rivan.

"Yuk..", sambung Fitra.

Di Warung Mang Udin Lagi..

"Em mang.."

"Naon mil?" tanya mang Udin.

"Jam berapa?" tanya Kamil juga.

"Jam delapan" jawab mang Udin.

"Pulang yuk" ajak Kamil.

"Yuk" sambung Titah.

"Mang.."

"Naon?"

"Pulang ya." Kamil dan Titah pamit pulang ke pesantren Darussalam.

"Oh iya.." seru mang Udin.

"Assalamu'alaikum." Titah dan Kamil memberikan salam pada mang Udin.

"Wa'alaikumussalam." mang Udin menjawab salam dari Titah dan Kamil.

Di Depan Pesantren Darussalam..

"Tah.."

"Iya mil.."

"Ikut aku dulu ya, jangan langsung masuk kandang." kata Kamil.

"Ha.. Terus kemana?" tanya Titah.

"Duduk dulu yuk di taman" jawab Kamil.

"Di taman pesantren?"

"Iya, eh tapi aku ambil sesuatu dulu ya."

"Ya sudah yuk, dimana?"

"Di kandang"

"Ha.., kok di kandang lagi sih mil.." kata Titah heran.

"Haha.." Kamil tertawa.

Asrama Santri Putri

"Assalamu'alaikum, kok sepi sih tumben, a Fitra dan Rivan kemana?, ah sudahlah yang aku butuhkan ini, gitar kesayangan ku muach.." Kamil menciumi gitar kesayangannya.

Di Depan Asrama Putra..

"Duh Kamil mana sih lama banget.." keluh Titah.

"Yuk.." ajak Kamil.

"Yuk.." sambung Titah.

Titah dan Kamil pun pergi ke taman pesantren, di sanalah Kamil menyanyikan lagu ciptaan nya untuk Titah.

Di taman pesantren Darussalam lagi..

"Duduk dimana nih?" tanya Titah.

"Di sini saja." jawab Kamil.

"Tiap hari ketaman bawanya gitar mulu, gak ada yang lain apa?"

"Gak ada hehe.."

"Terus mau ngapain kamu ngajak aku ke taman?"

"Aku ngajak kamu ke taman untuk ini.."

"Ini apa?"

"Sudah duduk manis sayangku, aku ingin memberikan kamu sesuatu hehe.."

"Haaa.." kata Titah heran.

"Ssttt, diam.." kata Kamil.

"Gimana a ketemu gak?" tanya Rivan.

"Enggak, kamu sendiri gimana ketemu gak sama Titah atau Kamil nya gitu?" tanya Fitra juga.

"Enggak juga aa." jawab Rivan.

"Hari ini..
Hari pertama ku jumpa dengan nya
Oh dia sungguh cantik
Cantik bagaikan bidadari

Kau bidadari jatuh dari tembok pesantren tepat di pelukan ku eeaa..

Kau gadis ku yang sangat cantik aku cinta padamu eeaa.. Eeaa.. Eeaa..

Dan kini ku mohon janganlah kau menolak ku karena ku cinta padamu

Kau bidadari jatuh dari tembok pesantren tepat di pelukan ku eeaa..

Kau gadis ku yang sangat cantik aku cinta padamu eeaa.. Eeaa.. Eeaa.." Kamil menyanyikan sebuah lagu untuk Titah.