Cinta yang Terungkap : Momen-Momen Manis di Pesantren

"A.."

"Iya van.."

"Dengar gak?" tanya Rivan.

"Dengar apaan?" tanya Fitra juga.

"Itu.." jawab Rivan.

"Kau bidadari jatuh dari tembok pesantren tepat di pelukan ku eeaa..

Kau gadis ku yang sangat cantik aku cinta padamu eeaa.. Eeaa.." Kamil masih menyanyikan sebuah lagu untuk Titah.

"Itu kaya suara.." kata Fitra.

"Kamil main gitar.." sambung Rivan.

"Nya atos sok cari.."

"Eeee.. Aaa.."

"Yeah.." Titah memberikan tepuk tangan untuk Kamil.

"Gimana?" tanya Kamil.

"Mantul atuh.." jawab Titah.

"Emm.." keluh Rivan.

"Yeh nih orang di cari taunya ada di sini.." keluh Fitra.

"Tahu.." sambung Rivan.

"Kenapa sih a?" tanya Kamil.

"Kan sudah di bilangin dari tadi kalau kamu itu kita cariin, tahunya di sini bikin capek saja.." jawab Fitra.

"Yeh lagian siapa yang suruh nyari aku dan Titah?, gak ada kan?, ya rasakan sendirilah kecapekan, lagian ngapain sih cariin aku, aku sudah besar bukan anak kecil lagi tahu, dan terserah aku dong mau kemana kek itu urusan aku.." kata Kamil.

"Bukannya apa-apa mil, kalau kamu berduaan sama Titah nanti timbul fitnah apa lagi kan kalian berdua bukan mahramnya, bukan suami dan istri, nanti yang ke tiga dan seterusnya setan loh.." sambung Fitra.

"Oh.." seru Kamil.

"Yang ketiga dan seterusnya itu maksudnya ketiga dan ke empat gitu a?" tanya Titah.

"Muhun.." jawab Fitra.

"Sebentar, sebentar, ketiga dan ke empat berarti aku dan aa dong setannya?" tanya Rivan.

"Haha.." Titah tertawa.

"Gak ngomong loh a." kata Kamil.

"Sama Titah juga gak ngomong.." sambung Titah.

"Rivan, bisa gak sih.. Gak usah di perjelas.." Fitra kesal.

"Eh iya a maaf." kata Rivan.

"Hadeh.." keluh Fitra.

"Haha.." Titah dan Kamil tertawa bersama.

Akhirnya Titah, Kamil, Fitra dan Rivan kembali ke pesantren dan kembali ke kamar masing-masing.

Keesokan Hari Nya..

Di Dapur Pesantren Darussalam..

"Alhamdulillah." kata bi Ella.

"Assalamu'alaikum." Titah memberikan salam pada bi Ella.

"Wa'alaikumussalam, eh ade calon menantunya bu ustazah Prameswari dan pak ustaz Galih, ade ape neng?" tanya bi Ella.

"Gak ada apa-apa kok bi, cuma mau tolong bi Ella saja boleh gak?" tanya Titah.

"Boleh dong neng, kebetulan neng ade di mari bibi minta tolong ye bawain lauk dan gelas nye ye.." jawab bi Ella.

"Siap bi, hehe.."

"Titah.., assalamu'alaikum." Kamil memberikan salam pada Titah dan bi Ella.

"Wa'alaikumussalam." Titah dan bi Ella menjawab salam dari Kamil.

"Nah tu die calon suami nye, den kasep Kamil hehe.."

"Sini biar Kamil bantu.." kata Kamil.

"Eh mil.." keluh Titah.

"Gak boleh kamu bawa yang banyak dan berat, sudah kamu bawa gelas dan tekonya saja.."

"Iya.."

Di Ruang Makan Pesantren Darussalam..

"Taruh dimana bi?" tanya Kamil.

"Di mari ajeh den kasep Kamil.." jawab bi Ella.

"Oh oke deh.." kata Kamil.

Asrama Santri Putra..

"Van.."

"Iya a.."

"Kamil bangunin gih, tumben habis subuh dia tidur lagi.." pinta Fitra.

"Oke a, mil.." Rivan membuka selimut Kamil.

"Kenapa Van?" tanya Fitra.

"Kamil a.." jawab Rivan.

"Kamil kenapa?"

"Gak ada, yang ada cuma guling doang.."

"Haaa, terus si Kamil teh kemana?"

"Jangan-jangan..", kata Rivan.

"Titah.." sorak Fitra dan Rivan bersamaan.

"Yuk cari Kamil dan Titah, a.." ajak Rivan.

"Yuk.." sambung Fitra.

Di Ruang Makan Pesantren Darussalam Lagi..

"Yuk mil makan." kata Titah.

"Yuk.." sambung Kamil.

Kamil dan Titah duduk di ruang makan masing-masing di ruang makan pesantren Darussalam. Sementara itu Rivan dan Fitra mencari Titah dan Kamil ke taman pesantren Darussalam.

Di Taman Pesantren Darussalam Lagi..

"Kemarin di sini kan ya a?" tanya Rivan.

"Iya.., kok sekarang gak ada ya." jawab Fitra.

"Coba ke tempat yang lain yuk.." kata Rivan.

"Yuk.." sambung Fitra.

"Hari ini yang menyiapkan makan pagi bi Ella sendiri dong yah?" tanya Riko.

"Iya..", jawab pak ustaz Galih.

"Itu seperti Rivan dan Fitra." kata pak pak kyai Abdullah saat melihat anaknya dan santri putra di taman pesantren Darussalam.

"Sedang apa ya mereka di sana?" tanya pak kyai Abdullah.

"Samperin saja yuk.." ajak pak ustaz Galih.

"Yuk.." sambung pak kyai Abdullah dan Riko.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." pak kyai Abdullah, pak ustaz Galih dan Riko memberikan salam pada Fitra dan Rivan.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." Fitra dan Rivan menjawab salam dari pak kyai Abdullah, pak ustaz Galih dan Riko.

"Kalian berdua ngapain disini, olahraga ya?" tanya pak kyai Abdullah.

"Enggak bah, kita berdua mencari Kamil dan Titah." jawab Fitra.

"Sudah ketemu belum?" tanya pak ustaz Galih.

"Belum yah..", jawab Fitra lagi.

"Ya sudah kalian sarapan dulu gih.." pinta pak ustaz Galih.

"Iya di lanjutkan nanti lagi.." sambung Riko.

Di Ruang Makan Pesantren Darussalam Lagi..

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." pak kyai Abdullah memberikan salam pada semua santri di ruang makan pesantren Darussalam.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." semua santri di ruang makan pesantren Darussalam menjawab salam dari pak kyai Abdullah.

"Itu Titah dan Kamil." pak kyai Abdullah menunjuk ke arah Kamil dan Titah.

"Kenapa bah?" tanya Kamil.

"Kalian di cariin." jawab pak kyai Abdullah.

"Em di cariin?" tanya Titah.

"Pasti kesayangannya gue kebingungan deh.." kata Kamil dalam hati.

"Di cariin siapa bah?"

"Rivan dan Fitra."

"Hehe.." Rivan dan Fitra tertawa.

"Em.." keluh Kamil.

Setelah sarapan Titah melanjutkan pelajaran di pesantren Darussalam, sedangkan Kamil melanjutkan mengajar di kelas santri putra.

Di Kelas Titah..

"Nah pelajaran hari ini cukup sampai di sini, assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." kata teh Indri.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." semua santri putri menjawab salam dari teh Indri.

"Titah.."

"Iya teh.."

"Kamu bisa bantu teteh untuk mempersiapkan pernikahan Fitra dan Aisyah?" tanya teh Indri.

"Bisa teh.." jawab Titah.

"Ya sudah yuk.." ajak teh Indri.

"Iya teh.." sambung Titah.

DI RUMAH PAK KYAI ABDULLAH

Di Depan Rumah Pak Kyai Abdullah..

"Nah Titah kamu tunggu di sini dulu ya." pinta teh Indri.

"Iya teh.." kata Titah patuh.

Dan sesudah Kamil mengajar di pesantren Darussalam, Kamil melihat Titah di rumah pak Kyai Abdullah, lalu Kamil menghampiri Titah.

Masih Di Depan Rumah Pak Kyai Abdullah..

"Kau bidadari jatuh dari tembok pesantren tepat di pelukan ku eeaa..

Kau.., Em.. Kesayangan gue tuh, samperin ah.., assalamu'alaikum." kata Kamil.

"Wa'alaikumussalam." Titah menjawab salam dari Kamil.

"Kamu di sini ngapain?" tanya Kamil.

"Nunggu teh Indri mil.., kamu sendiri?" tanya Titah juga.

"Saya gak sengaja lewat sini terus lihat kamu hehe.." jawab Kamil.

"Oh.." seru Titah.

"Nah tah.."

"Iya teh.."

"Ada Kamil.." kata teh Indri.

"Iya teh, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam, Kamu ke mobil duluan saja, nanti saya pak kyai, umi Fatimah, bu ustazah Prameswari dan pak ustaz Galih menyusul." pinta teh Indri.

"Oke teh.." kata Titah patuh.

"Yuk.." ajak Kamil.

"Eh mil hayang kamana?" tanya teh Indri.

"Maturan kesayangannya abdi teh.." jawab Kamil.

"Haaa kesayangan."

"Muhun.."

"Pamaksudanna?" tanya teh Indri kebingungan.

"Awewe teh.." jawab Kamil.

"Oh.." seru teh Indri.

"Muhun.." sambung Kamil.

"Assalamu'alaikum." Kamil dan Titah memberikan salam pada teh Indri.

"Wa'alaikumussalam." teh Indri menjawab salam dari Kamil dan Titah.