Hukuman dan Persahabatan : Tantangan di Pesantren

Di Halaman Depan Pesantren Darussalam..

"Assalamu'alaikum." Titah dan Rivan memberikan salam pada Fitra, Kamil dan Fandi. 

"Wa'alaikumussalam." Fitra, Kamil dan Fandi menjawab salam dari Titah dan Rivan. 

"Nah ini dia ember dan sapu lidinya sudah datang." kata Fitra. 

"Ini a ember dan sapu lidinya." sambung Rivan yang memberikan ember dan sapu lidi pada Fitra. 

"Oke, ini Kamil sapu lidi dan embernya, Fandi juga sama ini sapu lidi dan embernya." kata Fitra lagi yang memberikan ember dan sapu lidi pada Kamil dan Fandi. 

"Lalu ?" tanya Fandi. 

"Hukuman untuk kita apa, dan kenapa kita di kasih ember dan sapu lidi a?" tanya Kamil juga. 

"Dan hukuman untuk kalian adalah.., oh ya hampir saja lupa, ini untuk hukuman yang sama dulu ya, dan hukuman kalian yang sama adalah menyapu halaman depan pesantren Darussalam, lalu hukuman kalian yang berbeda adalah menguras bak air kamar mandi, kemudian mengisinya kembali menggunakan ember, hukuman ini untuk kamu, Kamil dan hukuman menguras kolam ikan dan mengisinya kembali menggunakan ember ini lagi ke kolam ikan yang ada di halaman depan pesantren Darussalam, hukuman ini untuk kamu, Fandi, paham !!??" tanya Fitroh. 

"Paham.." jawab Kamil dan Fandi. 

"Oke van, tolong kamu awasi mereka, dan Titah ikut aa sebentar, aa ada perlu dengan kamu." pinta Fitra. 

"Siap bos.." kata Rivan dan Titah patuh.

"Jagain calon istri Kamil loh a.." kata Kamil. 

"Aah sudah diam kamu, laksanakan tuh hukuman dari saya." sambung Fitra. 

"Iya a.." seru Kamil. 

Kamil dan Fandi pun melaksanakan hukuman dari Fitra sampai selesai, dan Titah pun dibawa Fitra untuk membicarakan sesuatu yaitu tentang Fitra yang meminta bantuan pada Titah, agar Titah berbicara pada pak kyai Abdullah tentang ta'aruf nya dengan sepupu Rivan bisa disegerakan. 

Di Depan Kelas Titah.. 

"Tah, kamu tahu gak kenapa ajak kamu kesini?" tanya Fitra. 

"Gak tahu a, emang kenapa?" tanya Titah juga. 

"Aa mau minta tolong kamu, tentang ta'aruf aa dan sepupunya Rivan." jawab Fitra. 

"Sepupunya mas Rivan, oh mbak Ningrum ya namanya a Fitra?"

"Iya benar, tolong ya tah, bisa kan?"

"Bisa, ta'aruf kan?"

"Cakep.."

"Loh kok cakep sih a, kan Titah gak pantun?"

"Cakep tebakannya maksudnya tah, hehe.."

"Oh oke, gampang, bisa di atur a.." kata Titah. 

"Oh ya kamu sudah selesai belum belajar di kelas kamu?"

"Sudah a, kenapa memangnya?"

"Gak apa-apa, ya sudah kalau begitu kita ke halaman depan pesantren Darussalam lagi yuk, lihat Kamil dan Fandi, apakah hukuman mereka sudah selesai atau belum."

"Oh ya sudah yuk.." seru Titah. 

Di Kamar Mandi Pesantren Darussalam.. 

"Akhirnya selesai juga hukuman dari a Fitra." kata Kamil yang baru saja menyelesaikan hukumannya. 

Di Halaman Belakang Pesantren Darussalam.. 

"Huh.., akhirnya selesai juga hukuman dari kak Fitra.." kata Fandi yang baru saja menyelesaikan hukumannya. 

Di Halaman Depan Pesantren Darussalam Lagi.. 

"Kok sepi ya di halaman depan pesantren Darussalam, loh Rivan kemana ya, kok gak ada juga?" tanya Fitra. 

"Ini mas Rivan nya, a.." jawab Titah. 

"Oh iya benar kamu, oh tidur dia tah, tah.." kata Fitra. 

"Iya a, kenapa?" tanya Titah. 

"Ambil air tuh di ember, buruan ya.." jawab Fitra. 

"Siap a.." kata Titah patuh.

"Em ini orang ya, di suruh ngawasin Fandi dan juga Kamil malah enak-enakan molor lagi di sini." keluh Fitra.

"Ini a airnya." Titah memberikan ember yang ada airnya pada Fitra. 

"Iya tah, terimakasih ya tah, oh ya tah kamu agak jauhan ya, nanti kalau kamu kena air ini, Kamil marah sama aa." pinta Fitra. 

"Oke, segini a?" tanya Titah. 

"Kurang, agak jauh lagi, tiga jengkal." jawab Fitra. 

"Tiga jengkal, oke.." seru Titah. 

"Sudah?"

"Sudah a.."

"Oke, nih rasain.." kata Fitra yang menyiram air pada Rivan. 

"Hujan, hujan, hujan, banjir, banjir, banjir.." kata Rivan juga yang di siram oleh Fitra. 

"Iya memang hujan, memang banjir.."

"Hahaha.." Titah hanya bisa tertawa melihat Fitra yang marah pada Rivan dan Rivan yang di siram oleh Fitra. 

"Eh a Fitra.."

"Kumaha rasana, raos, anjeun teurang teu hujan sarta caah anu anjeun ngomong tadi darimana?" tanya Fitra lagi.

"Mboten mangertos, emang e saking pundi?" tanya Rivan juga. 

"Yeuh ti dieu yeuh, ti ember sarta abdi pair cai na, lagian anjeun ieu pan aa nalatahan ka anjeun supados anjeun ngawaskeun Kamil sarta Fandi anu nuju meunangkeun hukuman ti aa, eh anjeun na malih mondok." jawab Fitroh yang kesal pada Rivan, karena Rivan tertidur. 

"Hahaha.." Titah tertawa lagi. 

Di Halaman Belakang Pesantren Darussalam Lagi.. 

"Ke halaman depan pesantren Darussalam saja deh untuk istirahat bersama temannya Kamil." kata Fandi. 

Di Kamar Mandi Pesantren Darussalam Lagi.. 

"Waktunya kembali ke halaman depan pesantren Darussalam deh.." kata Kamil. 

Di Halaman Depan Pesantren Darussalam Lagi.. 

"Nuwun apunten, kawula wau mengantuk makannya kawula sare ugi.." kata Rivan yang di potong perkataannya oleh Fitra. 

"Sarta naon van?" tanya Fitra yang memotong perkataan dari Rivan. 

"Ugi kesel ugi." jawab Rivan. 

"Sudah, sudah, sudah dong ributnya, oh ya Kamil dan Fandi kemana mas?" tanya Titah. 

"Tah heueuh leres naon anu Titah ngomong van, Kamil sarta oge Fandi manten?" tanya Fitra juga. 

"Wau teng mriki kok, loh kok mboten wonten." jawab Rivan. 

"Pasti gara-gara mas Rivan tidur deh, ya kan?"

"Em tangtos na.." keluh Fitra. 

"Assalamu'alaikum." Kamil dan Fandi memberikan salam pada Titah, Rivan dan Fitra. 

"Wa'alaikumussalam." Titah, Rivan dan Fitra menjawab salam dari Kamil dan Fandi. 

"Tuh a, Kamil dan Fandi nya." kata Titah menunjuk ke arah Kamil dan Fandi.

"Van baju kamu kenapa kok basah?" tanya Kamil. 

"Di guyur mil.." jawab Rivan lagi. 

"Oh di guyur.." seru Kamil. 

"Sudah ah.., aku mau pergi ke kamar." kata Rivan. 

"Mau ngapain van, molor lagi ya?"

"Ganti baju a, ganti baju, gak lihat nih bajuku basah.."

"Ya sudah sana, nanti kembali ke sini lagi.." pinta Fitra.

"Siap bos.." kata Rivan patuh.

"Assalamu'alaikum." Rivan memberikan salam pada Titah, Kamil, Fitra dan Fandi. 

"Wa'alaikumussalam." Titah, Kamil, Fitra dan Fandi menjawab salam dari Rivan. 

"Dan untuk kalian berdua, hadeh.." keluh Fitroh yang melihat Kamil dan Fandi mulai ribut lagi. 

"Eh Titah itu milik saya." kata Kamil. 

"Enak saja Titah punya gua, bukan punya elu.." sambung Fandi. 

"Milik saya."

"Punya gua.."

"Milik saya."

"Punya gua."

"Eh.., sudah cukup, stop, stop.." keluh Fitra lagi yang masih melihat Kamil dan Fandi berkelahi.

"Titah sini.." pinta Fitra lagi. 

"Iya a.." kata Titah patuh.

"Sekarang terserah kalian berdua deh mau ngapain, tah pergi dari sini yuk, kita sambung pembicaraan kita yang tadi yuk.."

"Ya a.."

"Kamil, Fandi, saya dan Titah duluan ya."

"Iya kak.."

"Iya a.."

"Assalamu'alaikum." Fitroh dan Titah memberikan salam pada Kamil dan Fandi. 

"Wa'alaikumussalam." Kamil dan Fandi menjawab salam dari Titah dan Fitra. 

"Apa lu.."

"Apa, ya apa lu hah.." 

Di Depan Masjid Pesantren Darussalam.. 

"Jadi gimana, benar kamu mau bantu aa ta'aruf dengan perempuan pilihan aa, tah?" tanya Fitra. 

"Iya dong a.., memangnya namanya siapa a?" tanya Titah juga. 

"Namanya Ningrum, Titah.." jawab Fitra. 

"Oh iya lupa, maaf ya a.." kata Titah. 

"Em iya, em ini pasti gara-gara kamu mikirin Kamil terus ya, makannya kamu gak konek kaya gini?" tanya Fitra lagi.

"Hehe.., iya.." jawab Titah.