Hukuman dan Kewajiban : Menjaga Warung dan Persahabatan

"Nah itu dia, Fitra, di cari dari tadi, tahunya ada di sini." kata pak ustaz Galih. 

"Assalamu'alaikum." pak ustaz Galih memberikan salam pada Titah dan Fitra. 

"Wa'alaikumussalam." Titah dan Fitra menjawab salam dari pak ustaz Galih. 

"Ayah.." seru Fitroh. 

"Pak ustaz Galih." sambung Titah. 

"Iya, kalian berdua ngapain di sini?" tanya pak ustaz Galih. 

"Abdi jeung Titah nuju membicarakan sesuatu, nya pan tah?" tanya Fitra juga. 

"Muhun pak ustaz Galih." jawab Titah. 

"Oh kitu.." seru pak ustaz Galih. 

"Muhun.." sambung Fitra dan Titah bersamaan.

"Oh Heueuh, ayah lali tadi hayang menyuruh anjeun, Fitra ka warung na mang Udin kanggo memberikan duit ieu." kata pak ustaz Galih. 

"Duit kanggo naon ayah?" tanya Fitra.

"Ieu duit kanggo bekal isukan, isukan pan urang piknik, anjeun ieu kumaha da, pasti poho oge deh, nya pan?"

"Hehe.. Muhun ayah, abdi poho hehe.."

"Nya atos kitu wae nya, eh muhun Kamil kamana tah?"

"Abdi di dieu ayah.." jawab Kamil yang menyela ketika Titah ingin menjawab pertanyaan dari pak ustaz Galih. 

"Assalamu'alaikum." Kamil memberikan salam pada Titah, Fitra dan ayahnya. 

"Wa'alaikumussalam." Titah, Fitra, dan ayahnya menjawab salam dari Kamil. 

"Kamu darimana, tumben telat datangnya biasanya berduaan terus dengan Titah, calon menantu ayah?" tanya pak ustaz Galih lagi. 

"Habis mencari Rivan, yah.." jawab Kamil. 

"Oh gitu, ayah kira kalian berdua sedang marahan." kata pak ustaz Galih. 

"Kita berdua marahan, gak mungkin dong ayah, aku dan Titah itu selalu mesra dan selalu terlihat romantis ya kan sayang?" tanya Kamil memberikan kode pada Titah. 

"Memang iya tah, kalian berdua selalu romantis, maksudnya pak ustaz tuh mesra gitu?"

"Muhun pak ustaz Galih."

"Romantis eta pamaksudanna teh Rokok Makan Gratis nya yah?" tanya Fitra.

"Sanes Fitra.." jawab pak ustaz Galih. 

"Oh kirain Romantis itu Rokok Makan Gratis, hehe.."

"Hadeh.." keluh Titah, Kamil dan pak ustaz Galih.

Di Warung Mang Udin.. 

"Assalamu'alaikum." Fitra, Kamil dan Titah memberikan salam pada mang Udin. 

"Wa'alaikumussalam." mang Udin menjawab salam dari Titah, Kamil dan Fitra. 

"Ini mang.." Fitra memberikan uang pada mang Udin. 

"Ieu teh naon Fitra?" tanya mang Udin. 

"Duit mang.." jawab Titah. 

"Heueuh mang Udin nyaho ieu duit, nanging duit kanggo naon?" tanya mang Udin lagi.

"Duit kanggo piknik isukan mang." jawab Fitroh. 

"Oh muhun poho abdi, nya atos lamun kitu mang Udin ka pasar, oh muhun mang Udin poho deui, maraneh tiluan antos warung na mang Udin nya sarta mang Udin oge teda tulung lamun aya anu balanja ka warung na mang Udin tulung di layani nya." pinta mang Udin. 

"Siap, laksanakan mang Udin." kata Kamil, Fitra dan Titah patuh.

Dua Jam Kemudian.. 

Masih Di Warung Mang Udin.. 

"Teh air mineral na sabaraha?" tanya Fandi. 

"Air mineral botol atau gelas a?" tanya Titah juga. 

"Botol teh." jawab Fandi. 

"Yang tanggung atau yang kecil?"

"Yang tanggung."

"Yang tanggung harganya tiga ribu a." kata Titah.

"Oh ini uangnya." Fandi memberikan uang pada Titah. 

"Oh iya terimakasih.." Titah menerima uang dari Fandi.

"Iya sama-sama.." kata Fandi yang tidak menyadari kalau Titah sedang menjaga warung mang Udin. 

" Ngapain ini orang kesini, jangan-jangan dia tahu Titah bersama saya di sini dan menggodanya lagi, wah gak bisa di biarkan ini. " kata Kamil dalam hati yang cemburu pada Fandi yang melihat Fandi berada di warung mang Udin. 

"Eh Fandi ngapain kamu di sini?" tanya Kamil. 

"Kenapa memangnya kalau saya di sini, emangnya ini warung punya kamu, dan emangnya juga hanya kamu saja apa yang boleh belanja di sini, enggak kan?" tanya Fandi juga.

"Kamu gangguin Titah ya?"

"Mana ada dia di sini, Titah itu di pesantren Darussalam, dan Titah itu punyaku, milikku, bukan punyamu dan bukan pula milikmu." jawab Fandi. 

"Alah ngeles saja kamu kaya bajaj." kata Kamil. 

"A.." seru Titah. 

"Muhun tah, aya naon?" tanya Fitra. 

"Eta Kamil, a jeung Fandi, berkelahi deui." jawab Titah yang mendengar suara ribut-ribut antara Kamil dan Fandi. 

"Em Kamil, Fandi.." keluh Fitra. 

"A Fitra.." kata Kamil. 

"Iya kak.." sambung Fandi. 

"Kalian mulai ribut lagi ya, mau di hukum lagi, apakah hukuman dari saya kurang tadi, mau di tambah lagi hukumannya hah?" tanya Fitra. 

"Enggak a.., dia duluan a.." jawab Kamil. 

"Enak saja aku duluan, dia duluan kak Fitra yang mulai, saya lagi duduk di sini sekalian santai di sini malah di tuduh sama dia." jawab Fandi juga. 

"Di tuduh apa?"

"Saya di tuduh mengganggu Titah di sini, padahal tidak, saya saja tidak tahu Titah ada di sini, Titah itu ada di pesantren Darussalam tahu.."

"Oh kalau begitu kamu yang salah mil, Fandi benar, Titah gak di ganggu Fandi dan Fandi juga tidak tahu kalau Titah itu ada di sini bukan di pesantren Darussalam." kata Fitra membela Fandi. 

"Loh kok aa jadi membela Fandi sih, bukannya membela aku.." kata Kamil dengan kesal. 

"Bukan begitu Kamil, aa hanya membenarkan saja, kamu juga tidak boleh berburuk sangka terlebih dahulu pada seseorang, ya sudah Fandi habis ini kamu kembali ke pesantren Darussalam ya." pinta Fitra. 

"Laksanakan kak.." kata Fandi patuh.

"Oh iya sebelum kamu kembali ke pesantren Darussalam, kamu Kamil minta maaf dulu dengan Fandi, kamu salah kan sudah menuduh dia tadi." pinta Fitra lagi. 

"Iya a, Fandi, aku minta maaf ya." kata Kamil patuh.

"Iya aku maafkan, ya sudah kak aku kembali ke pesantren Darussalam." sambung Fandi. 

"Assalamu'alaikum." Fandi memberikan salam pada Fitroh dan Kamil. 

"Wa'alaikumussalam." Kamil dan Fitra menjawab salam dari Fandi. 

"Mil.." seru Fitra. 

"Muhun a, aya naon?" tanya Kamil. 

"Anjeun ayeuna kuring hukum, jeung hukuman anjeun adalah menjaga warung mang udin sendiri, hiji deui teu sareng Titah, Titah.." jawab Fitroh. 

"Muhun a, aya naon?" tanya Titah. 

"Ayeuna anjeun milu aa yuk, kanggo menghadap pak kyai Abdullah." jawab Fitra. 

"Hayu, mil.." seru Titah. 

"Ya sayangku.." sambung Kamil. 

"أنت ابق هنا وتعيش عقابك من أخيك" 

Kata Titah menggunakan bahasa Arab. 

"هذا صحيح ، أنت تبقى هنا ولا تذهب إلى أي مكان حتى أعود أنا وزوجتك المستقبلية إلى هنا مرة أخرى" 

Sambung Fitra yang menggunakan bahasa Arab juga. 

"افعلها" 

Sambung Kamil juga menggunakan bahasa Arab juga. 

"Assalamu'alaikum." Fitra dan Titah memberikan salam pada Kamil. 

"Wa'alaikumussalam." Kamil menjawab salam dari Fitra dan Titah. 

"Hadeh, sendiri lagi deh di sini, perasaan baru berduaan di sini dan juga perasaan baru tadi selesai di hukum, eh malah dapat hukuman lagi dari a Fitra, haduh.. Haduh.." keluh Kamil. 

Di Taman Pesantren Darussalam.. 

"Kok sepi ya di sini, Titah dan Kamil biasanya mojok di sini sambil konser alias nyanyi-nyanyi hehe, tapi kok sekarang sepi ya, duh keroncongan lagi ini perut, ke warung mang Udin saja deh, jajan dulu." kata Rivan. 

Di Depan Pesantren Darussalam.. 

"Assalamu'alaikum." Rivan memberikan salam pada Titah dan Fitra. 

"Wa'alaikumussalam." Fitra dan Titah menjawab salam dari Rivan. 

"Em, mana sih.." kata Rivan yang mencari Kamil. 

"Mas Rivan golek apa ta?" tanya Titah. 

"Kamil pundi tah?" tanya Rivan juga. 

"Oh golek Kamil ta, mas Rivan?"

"Inggih Kamil pundi?" tanya Rivan lagi.

"Rivan, Kamil berada di warungnya mang Udin, sedang aa hukum." jawab Fitra. 

"Leres tah?"

"Inggih leres mas Rivan."

"Oh ya sudah kalau begitu saya ke sana, ke warungnya mang Udin saja, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."